Technology

Helios Buka Executive Briefing Center Lexmark Smart MFP

Helios Buka Executive Briefing Center Lexmark Smart MFP

Kendati saat ini era digital dan paperless digalakkan, tidak menyurutkan agresivitas produsen mesin printer menggarap pasar. Salah satunya adalah kerja sama antara Helios Informatika Nusantara (Helios), distributor solusi infrastruktur teknologi informasi (TI) milik Grup CTI dan Lexmark membuka Executive Briefing Center (EBC), sebuah demo center yang menampilkan ragam solusi smart multi-function product (MFP) dan software milik Lexmark — merek printer buatan Amerika Serikat —- di Centennial Tower, Jakarta (10/5).

“Justru kehadiran produk-produk printer terbaru Lexmark adalah untuk menyatukan teknologi printing dan digital. Produk kami bisa digunakan untuk berbagai sektor industri seperti lembaga pendidikan, kantor kementerian, perusahaan asuransi, perbankan, rekruitmen karyawan dan sebagaianya. Target pasar kami 100% untuk enterprise,” ujar Andrew Yeong, General Manager Lexmark for Asia Pacific Central.

residen Direktur Helios, Deddy Sudja (kiri) dan General Manager Lexmark for Asia Pacific Central, Andrew Yeong (kanan) melakukan upacara potong pita dalam peresmian Executive Briefing Center (EBC).

Presiden Direktur Helios, Deddy Sudja (kiri) dan General Manager Lexmark for Asia Pacific Central, Andrew Yeong (kanan) melakukan upacara potong pita dalam peresmian Executive Briefing Center (EBC).

Deddy Sudja, Presiden Direktur Helios, menguatkan pernyataan Andrew.”“Peluncuran Executive Briefing Center ini merupakan suatu bentuk komitmen Helios membantu mitra bisnis dan pelanggan dalam menghadapi era digital transformation di mana langkah awal adalah melakukan paper digitisation dan workflow automation, sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya serta mendorong pertumbuhan bisnis melalui pengelolaan informasi secara lebih pintar dan sederhana,” ujar Deddy.

Dijelaskan Deddy, EBC menawarkan pengalaman eksklusif bagi para mitra bisnis dan pelanggannya yang ingin melihat demo produk, melakukan proof of concept (POC), dan testing solusi Lexmark MFP, baik hardware maupun software hingga konsultasi dengan tenaga ahli Helios tentang pengelolaan dokumen secara lebih efisien.

Mengacu hasil survei lembag Quocirca tahun 2016 mencatat sebanyak 70% perusahaan di segmen enterprise menyadari pentingnya paper digitisation sebagai bagian dari strategi informasi perusahaan. Para responden menyatakan peningkatan efisiensi proses bisnis menjadi alasan utama dari digitalisasi, selain untuk memastikan berjalannya sistem sesuai aturan dan mengurangi biaya operasional. Studi tersebut juga menemukan sebanyak 66% perusahaan telah menerapkan digitalisasi pada beberapa proses bisnis dengan area utama pada record management (41%), proses klaim (32%) dan hutang piutang (30%).

Helios menjawab kebutuhan tersebut dengan menghadirkan solusi yang mampu menyederhanakan dan mengurangi biaya untuk pengelolaan informasi perusahaan melalui perangkat lunak Accuread, Solution Composer, Lexmark Print Management dan Lexmark Fleet Manager milik Lexmark yang menjadi leader dalam Magic Quadrant Gartner untuk kategori Managed Print and Content Services di tahun 2015.

Accuread dapat mengotomatisasi klasifikasi dokumen, mengubah unstructured dokumen menjadi structured dokumen, seperti bukti pembayaran, slip, dan lain-lain, dimana hal ini cukup merepotkan bagi perusahaan yang menghasilkan ribuan dokumen per bulan. Dengan adanya pengelompokan tersebut, pihak terkait dapat dengan mudah meng-archive dan mencari dokumen itu kembali.

Sementara itu, Solution Composer memungkinkan pengguna menciptakan alur virtual didalam perangkat Lexmark MFP untuk mempermudah proses bisnis dan meminimalisir eror. Melalui kustomasisasi alur ini, karyawan tidak lagi menjalani proses dokumentasi arsip yang kompleks karena secara otomatis akan dijalankan oleh Solution Composer yang dibuat pada perangkat Lexmark.

Lexmark Print Management dapat memantau aktivitas semua printer Lexmark yang terintegrasi dalam jaringan perusahaan. LPM menerapkan aturan penggunaan printer untuk mengontrol kuota penggunaan dan mencegah dokumen dari potensi penyalahgunaan melalui fitur secure print. Perangkat ini juga dapat menyajikan laporan pemakaian kepada user yang dapat digunakan untuk billing allocation kepada departemen-departemen terkait maupun personal.

“Lexmark Fleet Manager dapat memberikan notifikasi melalui email terkait status printer, baik status tinta maupun eror, menginformasikan jadwal maintenance dan memungkinkan remote troubleshooting. Perangkat lunak LFM ditujukan bagi para penyedia solusi Lexmark agar dapat memberikan layanan terbaik kepada pelanggan mereka,” jelas Deddy.

Sejatinya Lexmark hadir di pasar sejak 26 tahun lalu. Sejak tahun 1991 Lexmark pisah dari IBM. Dan Helios menjadi distributor Lexmark pada akhir tahun 2014. Hingga kini, Lexmark fokus mengembangkan dan memproduksi produk printer dan imaging, dan menyediakan segala kebutuhan untuk semua ukuran printer dan perangkat lunak pengolah gambar, solusi dan layanannya termasuk didalamnya adalah printer laser, produk multifungsi, perlengkapan printer, dan layanan bisnis untuk kalangan bisnis dan perusahaan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved