Technology Trends Economic Issues zkumparan

Indonesia Siap Memasuki Era Industri 4.0

Indonesia Siap Memasuki Era Industri 4.0
World Economic Forum 2019 di Davos fokus membahas arsitektur revolusi industri 4.0

Pertemuan ekonomi tahunan bergensi, World Economic Forum (WEF) kembali digelar. Kali ini diselenggarakan di Davos, Swiss, dengan fokus membahas arsitektur revolusi industri 4.0.

Tema pertemuan tahun ini adalah Globalization 4.0: Shaping a Global Architecture in the Age of the Fourth Industrial Revolution. Seperti diketahui, revolusi industri 4.0 telah mengubah cara individu, pemerintahan dan perusahaan berhubungan satu sama lain.

Di ajang WEF, sejumlah kepala negara dan dan tokoh bisnis seluruh dunia turut hadir. Dari Indonesia, hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto; serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Lembong. Dalam WEF, para peserta akan berbagi pengalaman, bagaimana mengelola bisnis di era revolusi industri 4.0.

Seluruh peserta yang hadir akan memanfaatkan semangat WEF Davos untuk membangun masa depan dengan cara yang konstruktif dan kolaboratif. Ia menjelaskan, transformasi merupakan kata yang paling tepat untuk menggambarkan prospek geopolitik, ekonomi dan lingkungan secara global.

Selain itu, kehadiran para pebisnis Indonesia di WEF dimaksudkan untuk memberi pesan bahwa Indonesia sudah berhasil dalam menerapkan berbagai keunggulan di era industri 4.0. Pertumbuhan bisnis digital juga luar biasa. Indonesia ingin memberi pesan kepada masyarakat global, bahwa pebisnis di Indonesia sangat concern dengan semangat industri 4.0

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, mengatakan, potensi industri ekonomi digital terus dikembangkan. Pemerintah telah menumbuhkan sekitar 1.000 teknopreneur hingga tahun 2020. Jadi fokus pemerintah saat ini adalah bagaimana melakukan akselerasi.

Direktur Grup Lippo, John Riady , yang turut hadir di WEF, mengatakan, ada dua hal penting yang perlu menjadi pusat perhatian tinggi dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 yakni Kecerdasan Buatan (Al) dan Maha Data (Big Data). Pendidikan, memiliki peran sentral, meningkatkan kapabilitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam era revolusi industri 4.0.

Meski Al merupakan bagian dari teknologi digital, namun menggunakan teknologi tersebut bisa untuk mengumpulkan semua data yang besar. Data ini menjadi sangat penting karena dapat dianalisa dan diolah berdasarkan apa yang menjadi karakter atau kebutuhan masyarakat saat ini.

Ia menyadari bahwa AI kini menjadi sangat penting dan dibutuhkan dalam mengambil keputusan-keputusan krusial, termasuk dalam bisnis. “Kami sudah mulai memasukan AI dan Big Data sebagai bagian untuk mengembangkan service industries (industri layanan/service) dalam Lippo Group,” ujar John.

Lebih lanjut, kata John, kawasan ASEAN sebagai blok baru, juga akan menjadi salah satu topik utama dalam Pertemuan Tahunan WEF 2019. Blok ASEAN memiliki catatan pertumbuhan ekonomi, pembangunan, dan kerja sama regional yang patut ditiru. Wilayah ini dinilai sebagai memiliki dinamika dan peluang yang menonjol paling luar biasa di dunia.

Karena itu, ia mengajak, para pengusaha Indonesia menyambut baik kedatangan revolusi industri 4.0 dengan membuka kesempatan segala sektor untuk lebih berinovasi. Revolusi industri 4.0 harus dimaknai sebagai teman yang bisa memajukan bangsa dan negara.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved