Technology zkumparan

Inovasi Big Agent Berdayakan Pekerja Freelance

Inovasi Big Agent Berdayakan Pekerja Freelance
Peter Wijaya, Kepala Big Agent

Terkadang bisnis datang tak terduga. Misalnya, dari sebuah pekerjaan yang awalnya bukan kita sasar untuk cari uang. Itu pula yang dialami Big Agent, startup e-commerce B2B yang bisnisnya mencari dan memberdayakan pekerja freelance di seluruh Indonesia untuk mengerjakan kebutuhan klien (UMKM dan korporat). Saat ini Big Agent memiliki 30 karyawan tetap dan mampu melibatkan 10 ribu pekerja freelance di berbagai kota di Indonesia. Startup ini juga sudah berhasil mendulang uang dari 100-an klien perusahaan besar dan UKM.

Big Agent bisa dibilang dimulai dari sebuah ketidaksengajaan. Startup ini diisi oleh orang-orang yang sejak awal bekerja pada Divisi HR perusahaan e-commerce Ralali. “Cerita awalnya waktu itu Ralali ingin memperluas jaringan dan cakupan area layanan, dan butuh tambahan tenaga kerja freelance,” kata Peter Wijaya, Kepala Big Agent. Ketika butuh tambahan tenaga kerja, tak mungkin pihaknya meng-hire ribuan orang sebagai karyawan tetap karena butuh biaya gaji bulanan yang besar. Maka, pihaknya kemudian merekrut karyawan atau mitra kerja dengn pola freelance. Ini semua merupakan inisatif Divisi HR Ralali.

Para mitra freelancer itu kemudian disebut Sobat Ralali yang awalnya memang hanya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan internal Ralali. Sobat Ralali sejak awal bertugas mengumpulkan freelancer untuk membantu penjualan Ralali. Untuk itu, mereka mendapatkan komisi bila berhasil mengakuisisi warung atau tempat makan. Peter bercerita, waktu itu timnya mendatangi warung dan rumah makan kecil, serta mengedukasi mereka agar berbelanja online dan menggunan apliaksi Ralali. Namun ternyata, “Setelah jalan beberapa bulan, malah ada klien-klien dari perusahaan lain di luar Ralali yang minta tolong ke kami, mereka ingin gunakan jaringan kami,” katanya.

Awalnya, untuk mengumpulkan pekerja freelance belum memakai sistem, hingga Oktober 2018. Namun, dengan cepatnya perkembangan basis pekerja freelance yang digandeng, kemudian dibuat sistem dan aplikasi tersendiri, dan pada Oktober 2018 diresmikan peluncuran unit bisnis baru Ralali yang bernama Big Agent, sebagai kelanjutan dari Sobat Ralali. “Setelah itu, kami juga diperkuat dari sisi SDM dan ada ahli TI yang diperbantukan ke kami,” ujar Peter.

Seiring waktu, tim Big Agent pun menyempurnakan aplikasinya hingga dalam merekrut freelancer menjadi lebih akurat karena ada bantuan verifikasi teknologi. “Semua orang bisa bergabung, tapi tetap ada persyaratannya, selain harus punya KTP dan smartphone,” katanya.

Sejauh ini freelancer yang bergabung cukup beragam, dari kalangan ibu rumah tangga, pekerja, mahasiswa, pengangguran, pengusaha, hingga online driver. Per akhir Maret 2019, sudah 10 ribu freelancer yang bergabung dengan Big Agent, dari seluruh Indonesia. “Paling banyak daerah Jakarta dan Tangerang karena kami mulainya dari program Sobat Ralali,” katanya.

Pekerjaan freelance yang diberikan kepada mereka melalui aplikasi memang fokus pada pekerjaan mikro yang ringan. Contohnya, mengakuisisi warung, menyebarkan brosur, follow dan like akun media sosial. “Pekerjaan general yang siapa pun bisa tanpa harus ada pengalaman atau background tertentu,” katanya.

Selama ini penghasilan para agen berkisar Rp 50 ribu-2 juta per bulan, tergantung pada keaktifan masing-masing. Pekerjaan yang tersedia didominasi survei pasar (75%), disusul agen penjualan (10% ), promosi (10%), dan influencer (5%), Semua freelancer bisa melihat pekerjaan freelance yang tersedia di aplikasi dan kemudian meng-apply-nya. Penghasilan mereka tentu saja didapat dari klien-klien Big Agent yang sudah memercayakan proyek kerjaan ke Big Agent. “Kami juga kaget dengan bagusnya respons pasar karena kami tidak mencari klien, tapi mereka yang mencari kami. Kami kadang bingung dari mana mereka tahu layanan kami,” ungkap Peter yang kini memiliki 100-an klien.

Ruliansyah, seorang freelancer Big Agent yang berasal dari Bogor, mengakui dirinya sangat senang bisa mendapatkan penghasilan dari Big Agent dan aplikasinya unik. “Kesannya jadi banyak jalan keluar. Lebih sering ada survei, maka akan menambah pengalaman dan penghasilan,” ungkapnya. Ia sering masuk grup Big Agent dan berkumpul untuk saling berbagi pengalaman di lapangan seperti apa dan tempat mana yang akan diakuisisi. Diakuinya, pekerjaannya menantang karena banyak warga yang belum tahu Ralali dan Big Agent.

Sekarang per hari rata-rata Big Agent mendapatkan tambahan 300-an freelancer baru sebagai mitra agen. “Kami secara rutin per tiga bulan mengadakan penghargaan untuk agen terbaik sebagai bentuk apresiasi. Di sana kami banyak bertemu dengan ibu rumah tangga yang usianya sudah 50-an tahun. Di Indonesia banyak ibu rumah tangga, suaminya kadang kerja kadang tidak, lalu punya anak yang masih sekolah. Kami ingin membantu mereka,” kata Peter seraya menyebutkan, target tahun ini punya 250 ribu Sobat Agent.

Tahun ini Big Agent juga menargetkan akan hadir di 25 kota di Indonesia. Selama ini pembukaan kota operasional baru disesuaikan dengan kebutuhan klien yang memberikan pekerjaan. “Ketika klien ada kebutuhan di kota A, kami segera akan sediakan dan buka jaringan di sana,” katanya. Pihaknya juga sedang mengembangkan crazy app untuk membantu Sobat Agent, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, sehingga nanti berbagai keperluan pembelian (pulsa dan produk digital lain) dari mitra agen bisa menggunakan aplikasi tersebut.

Sudarmadi & Nisrina Salma

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved