Technology Trends

Iruna Tawarkan Solusi e-Logistics End to End

Iruna Tawarkan Solusi e-Logistics End to End

Yan Hendry Jauwena, CEO dan Founder Iruna eLogistics (kedua dari kanan)

Pada sambutan virtual yang disampaikan Rudiantara, Menkominfo RI yang disiarkan saat peluncuran Iruna, sebuah perusahaan e-Logistics di Fulfillment Center (Warehouse) di kawasan Sunter (30/03/2017), dinyatakan bahwa biaya logistik di Indonesia saat ini merupakan high cost economy. “Biaya logistik mengambil porsi 25 persen dari total biaya bisnis, belum ada end to end services untuk logistik,” katanya. Menurut pria yang akrab disapa Chief ini, sekitar 80-90 persen biaya di darat untuk proses logistik bisnis. Itulah mengapa Pemerintah sangat mendorong pembenahan di proses ini lebih efisien dan efektif.

Meski urung datang pada peluncuran Iruna, dalam sambutannya, Rudiantara mendukung solusi yang ditawarkan Iruna sebagai bagian dari e-commerce terkait logistik. Ia meyakini, solusi ini sangat menguntungkan UKM (usaha kecil menegah), terlebih targetnya pada 2019 semua kabupaten di Indonesia sudah terhubung broadband internet. Ia berharap dengan hadirnya Iruna ini, bisa menekan biaya logistik yang tinggi tersebut. Kehadiran Iruna sebagai satu-satunya perusahaan e-Logistics di Indonesia yang memberikan platform solusi back-end untuk transaksi dagang secara terintegrasi diharapkan dapat mendorong industri e-commerce menjadi lebih optimis lagi.

“Selama beberapa tahun terakhir industri e-commerce di Indonesia bertumbuh dengan pesat, dan Iruna, sebagai perusahaan e-logistics pertama dari Indonesia yang menawarkan solusi end-to-end, siap menjadi technology partner terpercaya bagi ekosistem di bisnis e-commerce. Tidak hanya bagi pemain e-commerce besar, tapi juga bagi sektor UKM kami sangat bersemangat untuk membawa mereka ke pasar lokal, menjangkau pasar global melalui industri e-commerce yang di integrasikan dengan solusi e-logistics.” ujar Yan Hendry Jauwena, CEO dan Founder Iruna eLogistics.

Yan menambahkan, kehadiran Iruna melengkapi ekosistem digital bisnis agar lengkap logistiknya, juga secara digital prosesnya. “Kami menawarkan solusi bagaimana UKM di Indoensia muncul di e-commerce multi-platform, bukan hanya dikenal di pasar Indonesia, tapi juga global,” katanya. Yan menambahkan, Iruna bukan sekadar e-Logistics, tapi juga memberi solusi marketing dan distribusi, karena UKM yang tergabung didalamnya juga bisa muncul di e-commerce luar negeri.

Data Kominfo menyebut pada 2020 pasar e-commerce Indonesia diprediksi akan memiliki nilai sebesar US$130 miliar. Dengan pertumbuhan per tahun sebesar 5 persen, jumlah pengguna smartphone yang besar, dan terus tumbuhnya pemain baru tidak saja dari e-commerce korporasi, tapi juga dari social commerce. Ekosistem pun dituntut untuk berinovasi, baik dari segi teknologi bagi penjual, kemudahan dan kemanan belanja bagi pembeli, metode pembayaran, hingga logistik.

Iruna, menurut Yan, hadir untuk menjawab tantangan kebutuhan akan digitalisasi teknologi logistik yang andal dan terpercaya, mulai dari warehouse, lalu packaging hingga strategi last mile delivery yang andal dan real time. “Iruna menawarkan solusi layanan logistik berbasis digital yang terintegrasi dengan situs dagang milik pelaku usaha, dilengkapi dengan aplikasi panel mangement inventory ke fulfillment center yang dapat diakses secara real time dan online,” imbuhnya.

Iruna juga memberikan beragam solusi logistik, mulai dari pengelolaan fulfilment seperti proses inbound dan outbound barang serta return management, proses pengiriman yang tepat waktu dan real time melalui interface data hingga integrasi dengan market place dan toko online. Dengan 1 kali mendaftar di sistem, penjual dapat langsung terdaftar ke semua toko online atau toko online yang dipilih. Pelayanan yang akan didapatkan penjual, antara lain, pengambilan dan pengemasan barang, foto produk, dan pemasaran pada marketplace yang menjadi mitra bisnis Iruna untuk front end.

“Keuntungan bagi UKM bersama kami, packaging lebih baik, juga efisien dan jangkauan pasar lebih luas,” tuturnya. Untuk itu, tentu saja ada fee yang harus dibayar UKM untuk bergabung dengan Iruna. Ini merupakan monetisasi Iruna sebagai solusi e-Logistics mereka. “Tapi harganya sangat ekonomis, benefit bagi UKM jauh lebih banyak,” tambahnya meyakinkan. Dengan menjaga agar teknologi akrab di bisnis logistik dan terintegrasi, menurut Yan, efisiensi dalam operasional bisnis akan tercapai. Dengan cara inilah bisnis ini akan sustain dalam jangka panjang.

“Packaging merupakan nilai tambah yang kami tawarkan ke UKM bersama kami, kami menargetkan volume gain tinggi untuk ini. Melalui Iruna Power Seluler, tahun ini target kami 125 users hingga akhir 2017,” katanya. Yan menyebutkan, setidaknya dibutuhkan investasi Rp 5-7 miliar tiap fulfillment center yang dibangun. Sebagai upaya untuk menjangkau pasar yang lebih luas terutama UKM di beberapa daerah, Iruna telah mempersiapkan fulfillment center di kota-kota lain. Targetnya, 9 fulfillment center di seluruh wilayah Indonesia dapat dibangun dalam beberapa tahun ke depan. Surabaya dan Yogyakarta segera menyusul beroperasi pada tahun 2017 ini setelah fulfillment center di Sunter.Dalam acara tersebut juga dilangsungkan penandatanganan kesepakatan kerjasama antara Iruna dan beberapa mitra kerja, seperti Oktagon, Orami, Mentimun dan Tinamee. Iruna juga menggandeng Indosat Ooredoo untuk mendukung solusi digitalnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved