Management Technology Trends zkumparan

Plus Minus Kisah Driver Ojol

Plus Minus Kisah Driver Ojol
Ojol menolong warga yang rumahnya terbakar di Tasikmalay. (Foto : Istimewa)

Kisah driver ojek online (ojol) seolah tak ada habisnya. Mulai dari aksi heroik hingga kasus pencabulan terhadap penumpang wanita yang menyita perhatian publik baru-baru ini. Dari cerita heroik, driver Go-Jek di Palembang berhasil menyelamatkan dua anak yang nyaris tenggelam di sungai. Driver Go-Jek yang dimaksud adalah Susanto. Meski sadar diri tak bisa berenang, dia tetap nekat menceburkan diri ke sungai yang bermuara di Sungai Musi tersebut.

Susanto menyelam sebanyak dua kali untuk mencari posisi bocah tersebut. Terlebih dasar sungai cukup dalam mencapai dua meter. Beruntung, upayanya membuahkan hasil. Tubuh anak itu ditemukan di dasar sungai dan segera ditarik ke tepi. Dia pun tak mempedulikan lagi jaket Go-Jek yang basah kuyup. Termasuk juga sepatunya yang hilang di sungai lantaran tak sempat dilepaskan. Aksi Susanto ini menambah daftar panjang kepedulian driver Go-Jek pada lingkungan sekitar.

Sebelumnya pernah terjadi aksi driver Go-Jek di Tasikmalaya menolong korban kebakaran yang sempat viral di media sosial. Di foto yang dibagikan di Facebook tersebut terlihat sejumlah driver Go-Jek berupaya mengevakuasi korban dari rumah yang dilalap api. Di Jakarta, ada Deni Pamungkas yang berinisiatif mengajak rekan-rekan sesama ojek online membuat gerakan bersih ranjau paku (GBRP). Gerakan ini bertujuan untuk menekan aksi kriminalitas di jalan raya bermodus ranjau paku.Grab bekerja sama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada 16 Januari hingga 31 Januari 2019, menggalang dana kemanusaiaan dengan melakukan poin GrabRewards untuk membantu korban bencana tanah longsor di Sukabumi, Jawa Barat.

Tidak melulu positif, aksi memalukan mitra ojol sampai harus diringkus polisi juga terjadi di awal tahun ini. Yulianto (40), misalnya, mitra ojol Grab di Jombang, Jawa Timur dilaporkan telah melakukan tindakan pencabulan kepada penumpangnya yang merupakan perempuan berusia 14 tahun pada 22 Januari 2019. Grab Indonesia langsung merespons kasus ini dengan menonaktifkan akun trip (perjalanan) milik Yulianto.

Meski demikian, pelecehan seksual yang kembali terjadi oleh mitra pengemudi Grab ini dinilai Hollaback! Jakarta, kelompok yang aktif menyuarakan anti kekerasan dan pelecehan seksual, mengindikasikan Grab tidak optimal membenahi persoalan penting berkaitan layanan terhadap konsumen. Anindya Restuviani, Co Director Hollaback! Jakarta, mengemukakan, Grab Indonesia tidak serius menangani kasus pelecehan seksual terhadap perempuan. Padahal sudah beberapa kali terjadi. “Saya melihat Grab tidak memberikan langkah konkrit yang tepat dan tidak serius membenahi sistem yang mengawasi perilaku pengemudinya,” ujar perempuan yang akrab disapa Vivi itu di Jakarta.

Untuk itu, Vivi mengapresiasi pihak kepolisian yang sudah menangkap Yulianto mitra driver Grab yang diduga mencabuli penumpangnya yang berusia 14 tahun di Jombang itu, Jawa Timur. Vivi berpendapat peristiwa pelecehan driver Grab di Jombang itu menimbulkan kerisauan dan menambah catatan buruk bagi Grab Indonesia dalam menangani pelecehan seksual terhadap penumpang perempuan. “Saya sangat khawatir atas kejadian ini. Saya mengamati mindset Grab Indonesia cenderung tidak peka menangani pelecehan seksual driver-nya kepada perempuan. Contohnya penanganan Grab ketika ingin mempertemukan korban pelecehan seksual dengan pelaku yang merupakan mitranya,” imbuhnya.

Kasus dimaksud terjadi pada Oktober 2018. Terindikasi kuat sebagai langkah manajemen Grab yang tidak ingin kasus tersebut tidak diproses oleh kepolisian. Vivi mengimbau Grab Indonesia perlu memperbaiki sistem perekrutan mitra pengemudi yang menganalisa psikologi dan rekam jejak calon mitra driver. Pencabulan yang dilakukan mitra Grab itu, menurutnya, menimbulkan trauma bagi korban.

Konselor Yayasan Pulih, Wawan Suwandi, mengimbau keluarga terdekat mendampingi korban agar mempercepat proses pemulihan trauma. “Kami juga menghimbau Grab meng-up grade sistem keamanan agar pelecehan seksual kepada perempuan tidak terulang lagi,” ucap Wawan. Anggota Komisi Ombudsman Republik Indonesia, Alvin Lie, mengapresiasi kepolisian Jombang yang sudah meringkus Yulianto, driver ojek online Grab yang diduga mencabuli penumpangnya itu. “Ini adalah tindakan pidana murni karena melecehkan wanita. Tindakan polisi sudah tepat karena segera menangkap tersangka,” sebut Alvin.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved