Technology

Konsumsi Data Pelanggan 4G LTE Telkomsel Tumbuh 60-130%

4G-LTE-Telkomsel780x390

Untuk network, Henri Mulya Syam, Senior VP LTE Project Telkomsel, mengatakan, dalam meningkatkan layanan pengguna 4G LTE Telkomsel saat ini menuju 1800 Mhz, agar pelanggan lebih nyaman, tapi tentunya ini bertahap, karena sebagian masih menggunakan 900 Mhz. Mengapa bertahap? Karena pengembangan broadband tentu tidak terlepas dari pertumbuhan device yang teknologinya sejalan. “Teknologi broadband sangat tergantung pada device, jangan sampai useless,” tegasnya. Maka itu tidak perlu semua dibangun LTE.

Menurut Henri, membangun 4G sebenarnya jauh lebih mudah daripada ketika membangun 3G. Saat 3G baru dikenalkan, lanjutnya, konsumen belum terlalu melek data. Sekarang ini adapsi konsumen terhadap 4G jauh lebih mudah. Hanya saja, konsumen masih perlu edukasi tentang ini lebih baik. “Pelanggan sering merasa kuota data mereka cepat habis dengan 4G, merasa lebih boros dan mahal, padahal ini dikarenakan sebelumnya mereka mungkin hanya betah 10 menit lihat video streaming, tapi dengan teknologi yang lebih baik dari LTE, video streaming jadi lebih mulus, bahkan 30 menit bisa tahan,” jelasnya. Inilah yang membuat mereka merasa paket kuota data jadi terasa lebih cepat habis.

Hal ini terlihat dari data usage pelanggan Telkomsel terutama yang menggunakan 4G LTE, yang sebelumnya hanya 1 giga byte, kini menjadi 4 giga byte sebulan. “Rata-rata kenaikannya antara 1,6 giga hingga 2 giga byte per pelanggan, kalau prosentase sekitar 60 hingga 130 persen,” ujar Henri.

Peningkatan terlihat juga dari bagaimana antusiasme pelanggan untuk mencari informasi dan melakukan update kartu 4G. Yudi C. Anwar, GM Marketing Strategic LTE Telkomsel menyebutkan sejak diluncurkan secara komersil terjadi peningkatkan 27 persen yang datang ke GraPARI. Sedang yang bertanya melalui call center Telkomsel meningkat 31 persen. “Bisa dibilang sangat ramai call center kami menerima pertanyaan tentang 4G ini. Di dua tempat layanan tersebut—GraPARI dan call center—rata-rata menanyakan tentang bagaimana penggantian simcard dan dimana saja lokasi yang bisa melayani 4G,” jelas Yudi. Yudi menambahkan untuk perilaku konsumen, mayoritas pelanggan, sekitar 65 persen menggunakan layanan 4G untuk akses video streaming, musik dan sosial media, utamanya Path.

Untuk membangun DNA tersebut, Telkomsel tentu saja membangunnya bersama penyedia device. Namun Henri melihat baru lima merek device yang benar-benar sangat compatible dengan sangat baik dengan layanan 4G saat ini yaitu Apple iPhone (31 persen), Samsung (21 persen), LG (15 persen), Sony (18 persen), dan Blackberry (13 persen). Kerjasama handset bundling dalam 6 bulan terakhir dengan kelima merek tersebut telah menghasilkan penjualan sebesar 95 ribu unit handset. Meski demikian Telkomsel tidak menutup kerjasama dengan penyedia device lainnya, seperti dikatakan Henri pihaknya juga saat ini bekerja sama dengan Xiomi, handset Cina yang sedang naik daun.

Dari 800 ribu total pengguna 4G Telkomsel, sekitar 63 persen ada di Jakarta, 12 persen di Bandung, 13 persen di Surabaya, 6 persen di Bali, 2 persen di Makasar dan 1 persen di Mataram. Rata-rata penggunaan data mereka sekitar 3,2 giga byte, sedang dengan 3G hanya 1,4 giga byte, dengan profil penggunanya sekitar 30 persennya adalah pelanggan kartu Halo. “Makasar termasuk yang kami lihat sangat berpotensi besar untuk tumbuh besar,” kata Henri. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved