Technology Trends

Kunci Silverlake Axis Berhasil 100% Implementasikan Program

Arief Kusuma Country Director Indonesia Silverlake Axis (kiri) dan Chief Technology Officer Silverlake Axis Philip Law (kanan). (Ubaidillah/SWA)

Perusahaan penyedia layanan perangkat lunak inti perbankan (core banking) Silverlake Axis mengklaim telah berhasil 100% dalam mengimplementasi program untuk para kliennya. Hal ini diungkapkan oleh Country Director Indonesia Silverlake Axis Arief Kusuma dalam jumpa media di Jakarta, Selasa (31/01/2023).

Menurut Arief, hal tersebut didukung dengan visi misi perusahaan untuk menyediakan solusi transformasi digital bagi industri perbankan di Indonesia. Selain itu, Arief menjelaskan ada tiga kunci utama yang membuat implementasi program Silverlake Axis 100% berhasil. Pertama adalah pertama adalah experience (pengalaman), kedua expertise (keahlian), dan ketiga execution (pelaksanaan).

“Dalam implementasi, kami tidak pernah fail, jadi 100% implementasi dilakukan secara sukses oleh Silverlake. Kami sendiri di Indonesia, ada sekitar 80 orang (pegawai), secara regional lebih kurang ada 2500-an,” kata Arief.

Arief melanjutkan, pada saat timnya melakukan implementasi, mereka sudah tahu requirement klien baik di luar negeri maupun yang di Indonesia. Selain itu tim-tim yang diturunkan juga orang yang sudah berpengalaman dan berkemampuan melakukan implementasi program. Sehingga angka kegagalan dalam implementasi minim, bahkan nol.

Melihat potensi industri core banking di masa yang akan datang, Arief menyampaikan bahwa Silverlake Axis senantiasa optimis pada pertumbuhannya. Optimisme itu didukung dengan dorongan transformasi sistem perbankan dan keuangan di Indonesia, yang menurutnya telah berubah menyesuaikan perkembangan zaman. “Kini, bank mulai menerapkan model bisnis, struktur, dan teknologi terbaru untuk dapat memenuhi permintaan pelanggannya,” ucap Arief.

Arief menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar dan tumbuh dengan cepat. Indonesia juga merupakan salah satu pasar prioritas bagi Silverlake Axis dalam pertumbuhannya. Di mana Indonesia adalah negara dengan nilai ekonomi digital yang terbesar sejauh ini sampai 2045 sekitar Rp 22.500 triliun.

“Dua tahun terakhir terutama selama Covid-19 itu kan terjadi dua hal, perubahan dari customer behavior dan akselerasi digitalisasi. Jadi kalau kita lihat tren perbankan itu sekarang mereka melakukan digital transformation journey, not necessarily mengganti core banking tetapi banyak hal sekarang baik produk dan layanan itu sudah berbasis digital,” katanya.

Sementara itu, Chief Technology Officer Silverlake Axis Philip Law menyampaikan bahwa perusahaan telah melayani lebih dari 40% dari 20 bank terbesar di wilayah Asia Pasifik dan telah tumbuh secara signifikan tahun 2022. Pertumbuhan Silverlake Axis secara revenue mencapai 18% senilai RM736,5 juta atau setara dengan sekitar US$185 juta YoY pada tahun 2022. “Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi unik, sangat luas, dan terus tumbuh,” katanya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved