Technology

Lewat Inovasi, Philips Bertransformasi Menjadi Perusahaan Teknologi Kesehatan

Oleh Editor

PT Philips Indonesia Commercial memperkenalkan nahkoda baru, Pim Preesman, yang menjabat Presiden Direktur, sejak Agustus 2019 lalu. Pria asal Belanda itu telah berkarir di Philips global selama 17 tahun.

“Saya senang berada di sini, karena Indonesia merupakan pasar yang penting bagi Philips,” kata pria 42 tahun itu, di kantornya di Cibis Nine, Jl Simatupang, Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2019. Di hari itu, Philips sekaligus meresmikan kantor barunya yang dihadiri Duta Besar Kerajaan Belanda, Lambert Grijns.

Pim menjelaskan Indonesia saat ini berada di peringkat ke 16 atau satu tingkat di atas Belanda. Dan pada 2030 nanti, perusahaan memprediksi, Indonesia akan berada di peringkat ketujuh untuk ekonomi terbesar di dunia.”

Sebelumnya, Pim adalah Vice President and Head of Investor Relations di Philips Corporate Center yang bermarkas di Amsterdam, Belanda. Ia juga pernah menduduki berbagai posisi di bidang keuangan, termasuk Head of Finance Philips Healthcare di Amerika Latin.

Sejak 2011, Royal Philips bertransformasi menjadi perusahaan teknologi kesehatan. Philips, yang di Tanah Air populer dengan slogan: ‘terus terang philips terang terus’, kini bukan lagi bisnis elektronika yang menghasilkan televisi, speaker, atau lampu merek Philips. Karena sejak 2016, Royal Philips global berpisah dengan Philips Lighting. Kini, Philips Lighting, yang menjalankan bisnis pencahayaan atau lampu, bersalin nama menjadi Signify. “Tapi lampunya tetap merek Philips,” ujarnya.

Pim menyatakan komitmen Philips untuk menjadi perusahaan terdepan di bidang kesehatan dilakukan secara holistik. Mulai dari inovasi terkait hidup sehat (healthy living), pencegahan, diagnosa, pengobatan di rumah sakit, sampai home care atau berbagai perlengkapan rumah tangga dan alat kesehatan yang mudah digunakan sehari-hari di rumah. “Kami ingin membuat dunia lebih sehat dan berkelanjutan.”

Di Indonesia, produk Philips diperkenalkan sejak 1930-an. Salah satunya, dengan digunakannya mesin X-Ray Philips di Rumah Sakit Cikini, Jakarta Pusat. Kini, perusahaan yakin, kebutuhan akan alat-alat kesehatan meningkat seiring bertambahnya jumlah rumah sakit swasta dan negeri di Indonesia. Pim pun menunjukkan beberapa gambar alat kesehatan yang sudah banyak digunakan di rumah sakit di Indonesia. Misalnya, untuk keperluan diagnosa ada mesin MRI dan CT scan. Serta mesin X Ray Azurion, yang digunakan untuk pemeriksaan penyakit jantung.

Ada pula alat untuk membantu pasien merawat dirinya di rumah. Misalnya, perangkat bagi mereka yang memiliki masalah dengan tidur seperti mendengkur.

Philips Indonesia menerapkan konsep Workplace Innovation atau WPI di kantor barunya, yang mencerminkan tujuan Philips. Yakni menciptakan lingkungan kerja yang modern dan fleksibel untuk mempromosikan integrasi, kolaborasi dan inovasi.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved