Technology

Lintasarta Perluas Pasar IP VSAT Nomadic

Lintasarta Perluas Pasar IP VSAT Nomadic

Perusahaan penyedia komunikasi data dan internet, Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta), baru saja memperkenalkan IP VSAT Nomadic yakni layanan komunikasi data satelit dengan antena remote yang bersifat mobile (dapat berpindah tempat).

Meski baru resmi diluncurkan akhir pekan lalu, mobil IP VSAT Nomadic yang sudah online mencapai 54 unit, ditambah 14 unit lagi yang sedang dalam proses online. “Target kami untuk tahun ini adalah 100 unit mobil IP VSAT Nomadic yang bisa online,” ujar Herry Waldi Wilmar, Datacomm General Manager PT Aplikanusa Lintasarta.

Untuk mencapai target tersebut, Lintasarta akan memperluas segmen pasarnya. Saat ini pasar utama IP VSAT Nomadic adalah sektor perbankan (untuk mobil kas keliling) dan Kepolisian RI (untuk SIM dan STNK keliling). Ke depannya, pasar akan diperluas ke sektor minyak dan gas (migas).

“Ke depan IP Vsat Nomadic akan diperluas ke sektor migas. Kami rasa layanan ini sangat cocok untuk migas, di mana sektor tersebut memiliki medan yang ekstrim. Eksplorasi migas on-shore dengan medan kerja ekstrim sangat memerlukan ketahanan tinggi,” ucapnya.

IP VSAT Nomadic merupakan layanan pengembangan dari pendahulunya yakni VSAT yang bersifat statis dan hanya cocok untuk kebutuhan perkantoran. Produk pendahulunya tersebut sangat sukses di pasaran dengan memimpin market share layanan komunikasi data satelit, dengan angka penjualan 12 ribu unit yang sudah terinstal (data hingga 2012).

Menurut Herry, dengan diluncurkannya layanan IP VSAT Nomadic membuktikan bahwa perseroan selalu bertransformasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan teknologi terbaru. “Kami tak lantas puas dengan produk yang sudah sukses. Tantangan bisnis ke depan adalah bisnis itu sendiri akan lebih mobile. Melalui IP VSAT Nomadic, tantangan ini bisa terjawab,” jelas Herry.

IP VSAT Nomadic memang lebih mudah diaplikasikan dibanding VSAT statis, cukup menginstal software nya otomatis langsung mencari satelitnya. Kelebihan lainnya adalah bobot yang ringan, Cuma 1,2 kg sehingga bisa diletakkan di atas mobil. Meski lebih ringkas, Lintasarta menjamin konektivitas IP VSAT Nomadic bisa stabil sepanjang 24 jam penuh. Pilihan bandwithnya juga bervariasi, mulai dari 16 kbps hingga 512 kbps.

Lintasarta membanderol satu unit lengkap IP VSAT Nomadic (di luar harga mobil) sebesar Rp 80-100 juta. Dengan harga yang cukup mahal tersebut, maka layanan ini memang terkesan lebih boros dibanding jika menggunakan GPRS.

“Secara biaya selular memang pasti lebih murah, tapi dari sisi kecepatan, kestabilan, kami lebih unggul. Jadi bagi yang membutuhkan kestabilan cocok untuk menggunakan IP VSAT Nomadic,” katanya.

VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal yaitu stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antenna penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter.

Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi. Piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit geostasioner merupakan satelit yang selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya.

Jasa Lintasarta IP VSAT menggunakan konfigurasi star (bintang) dengan Hub di Jatiluhur sebagai titik pusatnya dan satelit nasional Palapa C dan Palapa D sebagai satelit geostationer. Menggunakan system hub sebagai pengatur lalu lintas trafik dan dapat diinterkoneksi dengan jasa-jasa terrestrial Lintasarta, seperti Lintasarta IP VPN, Lintasarta Metro Ethernet, maupun Lintasarta Leased Line sebagai backhaul. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved