Technology

Melalui Virtualisasi, Indonesia Mampu Hindari Belanja US$ 1,25 Miliar

Melalui Virtualisasi, Indonesia Mampu Hindari Belanja US$ 1,25 Miliar

Dampak positif dari virtualisasi di era mobile cloud seperti saat ini semakin gencar di kampanyekan di berbagai penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Dengan tingkat perekonomian negara yang yang cukup stabli, di tengah badai krisis finansial di berbagai negara, serta diiringi kemajuan positif di berbagai macam sektor industri, manfaat virtualisasi disebut-sebut akan mampu mendukung kegiatan perekonomian di sektor manapun menuju peningkatan yang lebih baik.

Andreas Kagawa, Country Manager VMware Indonesia

Andreas Kagawa, Country Manager VMware Indonesia

Kampanye seperti ini yang terus digencarkan oleh salah satu perusahaan global penyediaan solusi infrastruktur virtualisasi dan cloud, VMware. meluncurkan kampanye Virtualisasi 2020 sebagai usaha untuk membantu pebisnis berpindah dari komputasi era client server ke era mobile cloud. Sebagai langkah awal, VMware mensponsori IDC Server Economies Index untuk memperlihatkan potensi virtualisasi di Asia Pasifik, yang mengungkap dampak virtualisasi server di Asia-Pasifik.

Dengan judul Vision 2020: Virtualization’s Potential US$98 Billion Impact (July 2013, IDC#AP77008W). Penelitian ini memperlihatkan belanja sebesar US$ 98 miliar dapat dihindari di kawasan Asia Pasifik dari 2003-2020 di wilayah belanja server, daya dan pendinginan, ruang lantai dan biaya tenaga kerja dan biaya-biaya perusahaan. Laporan penelitian itu memberikan sebuah analisa 10 tahun kebelakang dan melihat ke depan sampai 2020.

Di Indonesia, IDC Server Economies Index memperkirakan dampak positif ekonomi dari virtualisasi server sampai tahun 2020 sekitar US$ 1.25 miliar di beberapa wilayah utama. Dengan perincian US$ 798 juta belanja server dapat dihindari, US$ 203 juta biaya daya dan pendinginan dapat dihindari, US$ 6 juta biaya ruang lantai dapat dihindari, US$ 242 juta biaya admin server dapat dihindari.

Andreas Kagawa, Country Manager, VMware Indonesia, mengatakan, virtualisasi telah berkembang jauh melebihi sekedar konsep di Asia Pasifik. Virtualisasi telah berkembang menjadi sumber keuntungan kompetitif di bisnis saat ini. Faktanya, pelaku bisnis melihat virtualisasi sebagai bagian tak terpisahkan strategi perusahaan dan TI mereka.

“Seperti yang terlihat dari hasil IDC Server Economies Index, sebuah penelitian yang digagas oleh VMware dan dilakukan oleh IDC, banyak perusahaan yang mengakui virtualisasi sebagai pendorong bisnis mereka. Virtualisasi terbukti menjadi pendekatan yang optimum karena ia menawarkan untuk organisasi kelincahan bisnis dan menyederhanakan operasional secara dramatis,” ujar Andreas.

Virtualisasi diharapkan mampu menjadi teknologi utama di era cloud seperti saat ini. Terbukti, virtualisasi telah memperkenalkan manfaat-manfaat yang siginifikan untuk enterprise dan keberlanjutan lingkungan. Organisasi telah dapat mengurangi belanja modal dan operasional, juga meminimalkan setiap potensi kehilangan pendapatan yang berhubungan dengan downtime, pemadaman dan kegagalan, serta memungkinkan tenaga kerja mereka untuk pindah dari tugas-tugas rutin ke proyek-proyek strategis dan menambah nilai ke bisnis.

Virtualisasi juga telah menjadi penyumbang positif untuk setiap model data center berkelanjutan. Untuk setiap watt listrik yang digunakan untuk daya dan pendinginan kumpulan server dan data center, pembangkitan dan pendistribusian energi telah menciptakan paling sedikit 5 watts, meliputi kehilangan, kebocoran, penaikan dan penurunan transformasi. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved