Technology

Menguak Hematnya Printer Laser

Oleh Admin
Menguak Hematnya Printer Laser

Mengutip data International Data Corporation (IDC), 60% hingga 70% usaha kecil dan menengah (UKM) menggunakan printer laser untuk mendukung usaha mereka. Sedangkan di ranah personal, printer inkjet masih merajai pasar hingga 90%.

Menurut Sales Manager Fuji Xerox Printers Indonesia, Teddy Susanto, hal tersebut karena kurangnya informasi tentang keunggulan printer laser dibandingkan inkjet. “Mereka tahunya printer ya ink, sementara mereka sadar ada masalah dengan ink, cepat kering,” Teddy menjelaskan. Fuji Xerox mengklaim sebagai inventor teknologi laser printing pada tahun 1977.

“Printer inkjet bekerja sangat lambat. Ia membaca warna garis demi garis dengan mendeteksi kadar warna. Anda bisa lihat ini, hasil cetak printer laser, tidak tampak garis maupun dot seperti inkjet,” kata Vincent Sim seraya menunjukkan cetakan biografi beserta foto salah satu kliennya. Di balik kertas tersebut Sim kemudian menulis uraian panjang matematika penggunaan printer inkjet dan laser. Dari perhitungan itu Sim berhasil membuktikan bahwa printer laser sebetulnya lebih hemat dibanding inkjet.

Teddy Susanto dan Vincent Sim

Teddy Susanto dan Vincent Sim

Sim adalah General Manajer Fuji Xerox Printers ASEAN. Bersama Teddy, reporter SWA Online, Tika Widyaningtyas, berkesempatan melakukan diskusi seru tentang perbandingan printer laser dan inkjet. Berikut kutipannya.

Apa bedanya printer inkjet dengan laser?

Sim: Printer inkjet bekerja dengan membaca kadar warna file kemudian menuangkan ke atas kertas garis demi garis. Makanya kalau Anda lihat printer inkjet bekerja itu lambat sekali. Anda bahkan bisa mengikuti gerakan cartridge ke kanan, ke kiri. Karena itu kecepatan inkjet jauh tertinggal dari laser. Printer laser mampu mencetak 25 halaman per menit, printer inkjet hanya 2 atau 3 halaman per menit.

Teddy: Betul. Malah kalau untuk mencetak foto resolusi tinggi bukan 3 halaman per menit tapi 3 menit per halaman. Hahaha..

Kalau memang printer laser lebih unggul daripada inkjet, mengapa masih banyak orang yang lebih memilih inkjet?

Sim: Harga beli printer inkjet jauh lebih murah. Harga cartridgenya juga lebih terjangkau. Tapi inkjet punya banyak kelemahan, salah satunya adalah tintanya cepat kering. Itulah sebabnya tidak ada fotokopian yang pakai mesin inkjet. Mereka pasti pakai teknologi laser.

Teddy: Masyarakat kita masih berpikir jangka pendek ketika mau beli sesuatu. Harganya printer laser memang lebih mahal, tapi untuk jangka panjang justru sebetulnya lebih murah dan hemat.

Bisakah Anda menunjukkan seberapa hemat menggunakan printer laser bila dibandingkan inkjet?

Perbandingan pemakaian printer inkjet dengan laser

Perbandingan pemakaian printer inkjet dengan laser

Sim: Tentu. Begini, kalau kita beli printer inkjet harganya sekitar Sin$ 80. Printer laser itu Sin$ 130. Di awal printer laser lebih mahal dari inkjet. Tapi kita lihat setelah dipakai tiga tahun. Harga toner inkjet Sin$ 22 dengan kapasitas cetak 120 halaman. Toner laser lagi-lagi lebih mahal, Sin$ 40. Tapi dengan harga segitu dia bisa mencetak sampai 1.000 halaman. Dari cpp sudah kelihatan bahwa printer laser lebih cost-saving. Sekarang katakanlah Anda mencetak 200 halaman per bulan. Tiga tahun berarti 7.200 halaman. Nah, kalau Anda pakai printer inkjet berarti Anda spending 7.200 kali 18.Hasilnya SG$ 1.296. Kalau Anda pakai printer laser, Anda spending 7.200 kali 4. Berapa? Hanya SG$ 288. Harga printer laser Sin$ 50 lebih mahal. Tapi dalam 3 tahun, Anda bisa berhemat lebih dari Sin$ 1.000! Itulah kenapa kami selalu ingatkan ke rekan-rekan UKM, kalau mau menghitung seberapa hemat printer, lihat dari harga per halaman (cost per page, cpp) bukan harga jualnya.

Teddy: By the way, umur printer inkjet biasanya tidak lebih dari 2 tahun lho. Kalau printer laser sampai 3 atau 5 tahun juga masih bagus. Karena itu Fuji Xerox sudah berhenti memproduksi printer inkjet sejak tahun 1999.

Bagaimana kalau pakai refill yang lebih murah dari toner?

Sim: Kami tidak menyarankan itu ya. Di dalam cartridge ini ada partikel kecil yang tumbuh untuk memicu itu. Kalau di-refill, partikel tersebut tidak tumbuh. Akibatnya bubuk toner tidak mencair. Ini berbahaya untuk printer dan konsumen sendiri, terlebih kalau dihirup dapat menimbulkan masalah kesehatan. Solusinya, kami menjaga harga toner asli lebih kompetitif. Dengan ukuran yang lebih compact, dapat meminimalisasi penggunaan plastik. Anda tahu, plastik terbuat dari minyak. Harga minyak terus menerus naik. Nah, kami menjaga agar hal tersebut tidak dialami langsung oleh konsumen produk kami.

Melihat fakta bahwa belum banyak masyarakat tahu tentang cost-saving ini, bagaimana strategi Fuji Xerox untuk menginformasikan hal tersebut?

Teddy: Untuk UKM kami mengadakan seminar setiap 2 bulan di beberapa kota. Seminar tersebut diadakan berdasarkan jenis usaha. Seminar lebih tergantung kepada segmen industrinya. Misal kita seminar kepada industri F&B (food and baverage), maka yang kita sampaikan adalah kebutuhan mereka apa, seperti mencetak menu, mencetak materi promosi mereka lagi ada “Promo of the month, discount 30%”. Kmudian kalau seminarnya untuk notaris maka kita akan kasih solusi, oh notaris itu butuh cetakan bundel atau booklet ukuran A3 dilipat jadi A4, bagaimana kami menawarkan booklet printing.

Sim: Kami juga berusaha menjalin kerjasama yang baik dengan rekan-rekan kami, yaitu media seperti Anda. Jadi kami berharap media bisa bekerjasama menyampaikan informasi ini ke masyarakat. Printer laser tidak hanya cost minimation, tapi juga productivity optimization dan environmental sustainability. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved