Technology

Pengguna Internet Meningkat, Biznet Ubah Strategi Bisnis

Pengguna Internet Meningkat, Biznet Ubah Strategi Bisnis

Internet merupakan salah satu potensi bisnis yang cukup menggiurkan. Pada akhir tahun 2015 diperkirakan akan ada 150 juta pengguna internet di Indonesia. “Hampir 85% orang Indonesia mengakses internet menggunakan smartphone. Sisanya menggunakan tablet, laptop atau PC,” ujar Yudi Harianto VP Marketing Biznet.

DSC_1122

Menurutnya, hal ini juga yang melatarbelakangi perubahan strategi bisnis Biznet pada saat ini. “Melihat pesatnya potensi internet di Indonesia kami mengubah strategi bisnis, misalnya dengan menyediakan Biznet wifi yang menyasar retail atau coffee shop. Saat ini juga untuk pengguna Biznet Home bisa memilih mau bundling dengan TV kabel atau tidak, jadi bisa disesuaikan dengan kebutuhan,” ujarnya menambahkan.

Hal ini dilakukan melihat perkembangan tren yang terjadi pada masyarakat.”Kebanyakan orang sekarang suka mencari sinyal Wi-Fi yang cepat, lalu pergi ke coffe shop seperti Starbucks. Bisa juga mereka yang sudah lelah bekerja seharian, begitu pulang ke rumah, hanya mengcek internet lalu tidur. Jarang sekali mereka menonton TV. Anak saya saja kalau nonton film Ipin Upin nontonya via internet sudah tidak menunggu lagi di TV.”

Tren yang berubah inilah yang dijadikan celah bagi Biznet untuk memasuki pasar dengan strategi yang baru.”Kami ingin memberikan berbagai pilihan layanan agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Oleh karena itu kami pun melakukan rebranding serta mengganti logo,” ujarnya menerangkan.

Selain menyediakan berbagai pilihan paket internet untuk pasar, Biznet juga melakukan investasi besar-besaran dengan menambah jaringan fiber optic dengan total menjadi 13.000 km untuk pulau Jawa, Bali, dan Sumatera. Perusahaan dengan 1.700 karyawan ini berharap bisa menjangkau 90 kota untuk ketiga pulau tersebut.

”Saat ini baru 70 kota. Harapannya nanti bisa naik ke angka 90, sasaran kami juga bukan lagi hanya kota-kota besar melainkan kota-kota kecil yang dianggap memiliki potensi dalam penggunaaan internet,” dia mencontohkan untuk jalur Pantura yang telah selesai pengerjaanya, daerah yang terkenal sebagai jalur mudik ini diharapkan mampu menaikan pelanggan Biznet.

Sebentar lagi musim mudik, biasanya orang Jakarta suka pulang ke daerah Jawa Tengah. Harapannya di perjalanan atau setelah sampai di kampung halaman, mereka tetap bisa mendapatkan akses internet seperti di Jakarta.

Itulah sebabnya kenapa Biznet masuk ke kota-kota kecil, nanti saat mereka sampai di kota yang tersedia layanan paket Biznet dan menyadari bahwa layanan internet biznet cepat, tentunya mereka akan semakin mengenal Biznet.

Selain itu, menurutnya, layanan internet yang cepat tidak hanya menguntungkan pemudik tetapi juga kota-kota itu sendiri.”Di Bali saat liburan, pengguna internet itu meningkat dan berasal dari hotel. Saat ini masyarakat lebih suka dengan Wi-Fi gratis dibandingkan breakfast. Ini menunjukan betapa pentingnya internet bagi mereka,” dia menegaskan.

Saat ini kabel dengan total panjang 1.700 km ini telah selesai sebagian pada semester satu dan diharapkan selesai semua pada semester kedua di bulan Agustus. “Total investasinya sekitar US$70 juta dan itu sudah mencakup semua untuk Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera. Itu tidak termasuk dengan pembangunan kabel fiber optik di Singapra,” jelasnya.

Perusahaan ini memiliki total klien 30.000 sirkuit atau layanan untuk UKM dan 40.000 untuk enterprise. Biznet wifi sendiri sudah terpasang di 12.000 tempat dan telah terdaftar untuk 98.000 pengguna.

“Layanan Biznet Wi-Fi cukup banyak diminati, padahal layanan ini baru kami launching Februari 2015. Melihat perkembangan pasar ini, kami pun tak ragu dalam menyambungkan kabel hingga Singapura,” dia menambahkan.

Banyak konten dari luar yang servernya berada di Singapura, oleh karena itu sangat penting bagi Biznet untuk menyambungkan fiber optik melewati laut menuju Singapura agar layanan semakin memuaskan pelanggan. Jika sudah selesai kapasitas layanan internet bisa mencapai 1.6 terabyte per second.

Namun untuk total investasinya, Yudi belum berani menyebutkan.” Sampai sekarang totalnya belum tahu, tapi mungkin tidak akan terlalu jauh dengan yang Sumatera, Jawa, Bali. Ini saja yang sudah selesai, kami belum mencapai break event point, karena evaluasi baru bisa dilakukan pada akhir tahun setelah semuanya selesai. Sekarang kan orang mudik juga belum, jadi kami belum tahu perkembangannya seperti apa,” kata Yudi lagi. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved