Technology

Microsoft Teams Menjawab Tantangan Gaya Kerja Era Digital

Microsoft Teams Menjawab Tantangan Gaya Kerja Era Digital

Microsoft baru saja meluncurkan Microsoft Teams, sebuah toolkit yang dapat digunakan para pekerja yang mobile, agar dapat terhubung dengan rekan kerja lainnya. Toolkit yang dapat Mengolaborasikan orang, percakapan, dan konten dengan perangkat (adds-on) yang dibutuhkan tim. Microsoft Teams terintegrasi dengan aplikasi Office yang berbasis pada Office 365 dan jaringan Cloud global Microsoft.

Davina Yeo, Chief Operating Officer Microsoft Indonesia, mengungkapkan, landasan dari diluncurkannya Microsoft Teams adalah temuan dari studi “Asia Workspace 2020” yang mengemukakan bahwa karyawan di Indonesia tidak merasa dipersiapkan untuk menghadapi kebutuhan pekerja di era digital, di mana 85% mereka merasa sebagai pekerja mobile saat ini namun hanya 58% merasa dipersiapkan oleh organisasi mereka untuk menghadapi era digital.

Acara Peluncuran Microsoft Teams

Studi yang melibatkan 4.200 karyawan profesional dari 14 negara di Asia, dan melibatkan 312 responden dari Indonesia ini berusaha untuk memahami pergeseran perilaku karyawan dan kesenjangan di tempat kerja ketika dihadapkan dengan produktivitas, kolaborasi dan praktek fleksibilitas kerja (flexy-work). Terutama dengan masuknya karyawan yang melek digital atau generasi milenial (lahir setelah tahun 2000) ke dunia kerja untuk pertama kalinya.

“Pada 2021, setengah dari semua koneksi mobile dunia akan berasal dari Asia., sehingga organisasi perlu memikirkan kembali cara memberdayakan tenaga kerja mereka dengan budaya, kebijakan, infrastruktur dan perangkat yang tepat untuk memaksimalkan potensi. Termasuk adanya kolaborasi di mana saja, pada perangkat apapun. Sangat penting bagi para pemimpin bisnis untuk mengevaluasi dan menerapkan perubahan dalam menghadapi tantangan yang menghambat karyawan untuk bekerja secara lancar di manapun mereka berada, agar tidak menghambat pertumbuhan organisasi di era digital,” ungkap Davina.

Berdasarkan studi tersebut bahwa pergeseran tempat kerja telah menimbulkan cara-cara baru untuk bekerja, dan adanya kesenjangan akibat pergesaran itu yang bisa menghambat kolaborasi dan produktivitas tim. Antara lain, terlalu banyak pertemuan tatap muka yang mengganggu produktivitas, anggota tim tidak akomodatif dengan jadwal flexy-work, tim teerlalu kaku dan tidak bisa membuka diri akan hal baru, dan tim membutuhkan waktu untuk merespons isu-isu internal. Sebesar 56% responden merasa bahwa akses teknologi untuk kolaborasi dapat membantu membangun tim yang lebih kolaboratif.

“Ketika ditanya mengenai teknologi terkini yang akan membantu membangun lingkungan kerja yang lebih baik pada tahun 2020, 50% responden berpikir bahwa artificial intelligence akan membantu dalam menyelesaikan tugas secara mandiri, 42% berharap real-time intelligence membantu membuat keputusan di tempat kerja, dan 40% ingin perusahaan memiliki jaringan sosial dengan kemampuan video dan suara untuk meningkatkan kolaborasi,” tambah Davina.

Lucky Gani, Business Group Head Windows and Office Microsoft Indonesia, menjelaskan, Microsoft Teams ingin menjawab kebutuhan organisasi di era digital tersebut. Dalam Microsoft Teams para karyawan bisa melakukan chatting. Percakapan dapat dibuat terlihat oleh seluruh tim atau hanya dapat dibaca oleh orang-orang tertentu.

“Microsoft Teams terintegrasi dengan aplikasi dan layanan Office yang digunakan oleh tim setiap hari, seperti World, Excel, PowerPoint, SharePoint, OneNote, dan yang paling diunggulkan adalah tersambung dengan PowerBI. Toolkit ini juga dibuat dengan enterprise-grade cloud office 365 yang memberikan kemampuan keamanan yang canggih, termasuk SOC1, SOC2, EU Model Clauses, ISO27001, dan HIPAA,” jelas Lucky.

Sebelum rilis di Indonesia pada hari ini (11/4), Microsoft Teams telah melalui soft launch pada November 2016 secara global , dan lebih dari 50.000 perusahaan dari berbagai bidang telah menggunakannya. Selain itu Microsoft Indonesia juga telah bekerja sama dengan beberapa Universitas besar di Indonesia, di mana Lucky menjelaskan, sebagian besar mahasiswa telah menggunakan Microsoft Teams untuk membantu mengerjakan tugas kuliah. “Ya, Microsoft Teams juga useable bukan hanya bagi generasi milenial yang sudah bekerja namun juga yang masih kuliah. Sebagian besar menggunakannya untuk share tugas-tugas kuliah,” tambah Lucky.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved