Management Technology Trends zkumparan

Modalku dan PEFINDO Siapkan Data Driven Scoring Kredit

(ki-ka) Chief Risk Officer Modalku Stefanus Warsito, Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan Hendrikus Passagi dan Direktur Utama PEFINDO Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu

Modalku dan PEFINDO Biro Kredit (PBK), menjalin kerja sama membangun infrastruktur P2P lending yang berbasis data-driven.

Kerja sama ini memberikan Modalku akses terhadap laporan perkreditan PEFINDO Biro Kredit, yang berisi riwayat kredit, score dan latar belakang calon peminjam untuk meningkatkan kualitas dan akurasi analisis kredit.

Dengan analisis kredit tersebut, Modalku dapat memberikan pendanaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Peminjam yang belum memiliki riwayat keuangan di sistem keuangan nasional dimungkinkan untuk mendapatkan akses pembiayaan. Kemitraan ini dinilai meningkatkan efisiensi dan menurunkan risiko bagi pemberi pinjaman, sebab laporan PEFINDO Biro Kredit dapat dimanfaatkan dalam melakukan penilaian atas permohonan pinjaman yang masuk sehingga mengurangi terjadinya risiko gagal bayar.

Menurut data OJK, terdapat kebutuhan kredit bagi UMKM sebesar Rp 1.700 triliun per tahun di Indonesia. Saat ini, lembaga keuangan yang ada hanya dapat memenuhi Rp 700 triliun dari kebutuhan tersebut, sehingga ada kekurangan pendanaan bagi UMKM sebesar Rp 1.000 trilliun di Indonesia setiap tahun. Studi Oliver Wyman dan Modalku menemukan bahwa kurangnya akses terhadap pinjaman bagi UMKM Indonesia yang ingin berkembang menyebabkan kerugian sebesar 14% dari total PDB nasional di tahun 2015.

Platform peer-to-peer (P2P) lending seperti Modalku menghubungkan UMKM berpotensi dan pencari alternatif investasi melalui pasar digital. Dengan mendanai pinjaman UMKM, pemberi pinjaman Modalku mendapatkan alternatif investasi dengan tingkat pengembalian hingga 35% per tahun, sedangkan UMKM peminjam mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan hingga Rp 2 miliar melalui proses online.

Menurut Stefanus Warsito, Chief Risk Officer Modalku, mengatakan, karena analisis kredit P2P lending fokus pada kesehatan usaha, bukan jaminan, maka pinjaman P2P lending cocok bagi UMKM yang biasanya belum memiliki cukup aset. “Di sisi lain, P2P lending juga menciptakan instrumen alternatif investasi yang mudah diakses, sehingga layanan keuangan bagi masyarakat luas bertambah dan inklusi keuangan di Indonesia meningkat,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved