Technology Trends

NET1 Indonesia Ekspansi ke Bali

NET1 Indonesia Ekspansi ke Bali

PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) menggarap layanan telekomunikasi berbasis jaringan 4G LTE untuk pelanggan di kawasan Bali dan sekitarnya.

STI menilai pulau Bali memiliki peluang besar untuk menjadi target pasar dari penjualan layanan Net1. Berdasar data survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJI) pada akhir 2016, jumlah pengguna internet mencapai 132,7 juta orang. Penetrasi pengguna dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bali diperkirakan akan mencapai 6.148.796 atau 4,7 persen pada tahun 2017.

Menurut Larry Ridwan, CEO STI, STI akan memaksimalkan akses Net1 agar bisa menjangkau seluruh wilayah Bali mulai dari Gilimanuk hingga ujung timur di Gili Selang. Melalui keberadaan Net1 di pulau Bali akan menambah jumlah jaringan 4G LTE yang telah ada sebelumnya di kawasan timur Indonesia, antara lain di provinsi Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Maluku.

“Bali merupakan salah satu provinsi yang menjadi penopang perekonomian bangsa melalui industri pariwisatanya. Seiring perkembangan waktu, industri pariwisata bukan hanya sekadar traveling atau semata-mata memasarkan tujuan wisata, namun juga memberikan pertumbuhan bagi industri-industri pendukungnya, terutama di area pelosok pulau Bali. Pertumbuhan industri yang semakin menggeliatkan perkonomian lokal itulah yang membuat kami memiliki komitmen kuat terhadap Bali,” tutur Larry.

Saat ini, STI masih terus menyelesaikan perpindahan dari pelanggan Code Division Multiple Access (CDMA) ke 4G hingga akhir 2017. STI sebagai pemilik merek dagang layanan Net1 akan mengkomersialkan secara penuh layanan 4G di frekuensi 450 MHz mulai 2018. Untuk mengawali komitmen ini, STI telah mempersiapkan langkah-langkah strategis, salah satunya dengan bekerjasama dengan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau PT INTI pada awal Agustus 2017 ini. Dalam kerja tersebut, PT INTI akan memproduksi perangkat yang mendukung frekuensi 450Mhz yang akan dipasarkan dalam bisnisnya setelah diintegrasikan dengan layanan Net1 Indonesia. Perangkat yang dimaksud adalah perangkat yang sudah dipasarkan maupun yang akan datang.

“Strategi bisnis STI saat ini adalah memindahkan para pelanggan CDMA yang masih menggunakan Ceria untuk bermigrasi ke 4G. Untuk mendukung layanan Net1 di Bali, STI telah membuka Sentra Net1 yang ada di area Denpasar, menyusul untuk area-area lainnya. Selain pelanggan perorangan, STI juga akan fokus untuk menggarap pelanggan korporasi (B2B). Untuk itulah, STI kini sedang mempersiapkan sejumlah solusi telekomunikasi yang inovatif berbasis Internet of Things (IoT) guna mendukung layanan Net1 untuk pasar B2B,” jelas Larry

Ia mengungkapkan, STI sengaja menyasar area luar atau daerah perdesaan, setelah itu masuk ke area dalam alias perkotaan. Untuk melakukan migrasi pelanggan ke 4G, pelanggan lama Ceria akan ditawari trade-in perangkat router dan MiFi, sementara tarif paket berlangganannya akan disesuaikan dengan layanan Net1.

Sebagai bagian dari bisnis Sampoerna Strategic Group, STI telah bekerjasama dengan investor AINMT Holdings (AINMT), perusahaan induk dari AINMT Skandinavia Holdings dan AINMT International Holdings untuk membangun layanan 4G LTE di Indonesia untuk melayani lebih dari 260 juta penduduk Indonesia di lebih dari 14.000 pulau.

“STI merupakan satu-satunya operator telekomunikasi di Indonesia yang beroperasi pada frekuensi 450Mhz dengan menggunakan teknologi CDMA2000 1x. STI memiliki lisensi mobilitas penuh dengan jangkauan nasional. Saat ini, jangkauan layanan STI meliputi pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku,” tambah Larry.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved