Technology zkumparan

PayTren, Mengembangkan Loket PayTren dan BelanjaQu

PayTren, Mengembangkan Loket PayTren dan BelanjaQu
Hari Prabowo, CEO dan co-founder PayTren
Hari Prabowo, CEO dan co-founder PayTren

Salah satu nama yang mencuat dengan berkembangnya industri fintech di Indonesia adalah PayTren (dengan nama legal PT Veritra Sentosa Internasional). Perusahaan startup digital ini juga membesar dengan memanfaatkan jejaring bisnis warung di Tanah Air.

Pada dasarnya, layanan yang disediakan PayTren berupa aplikasi yang tergolong e-money, untuk memudahkan konsumen melakukan transaksi rutin, seperti membayar tagihan bulanan PLN, PDAM, BPJS Kesehatan, cicilan leasing; membeli token listrik dan pulsa semua operator; hingga memesan tiket pesawat dan kereta api. Semua transaksi tersebut bisa dilakukan cukup lewat aplikasi berbasis android di ponsel-pintar pengguna.

Saat ini, PayTren juga sudah memperkenalkan program Loket PayTren, yang membuat semua transaksi digital harian tersebut dapat dilakukan di warung yang menjadi mitra Loket PayTren. “Kami ingin membangun ekonomi kerakyatan berbasis digital, sehingga warung merupakan mitra yang tepat untuk mewujudkan misi ekonomi kerakyatan, di mana warung dapat melayani fitur transaksi digital,” kata Hari Prabowo, CEO dan co-founder PayTren.

PayTren memang menawari para pemilik/pengelola warung untuk menjadi mitranya lewat program tersebut. Mitra Loket PayTren ini bisa melayani warga di sekitar tempat tinggal dalam hal pembayaran tagihan ataupun transaksi pembelian produk/jasa yang sudah disebutkan di atas. Dengan demikian, warung-warung tersebut dapat menjadi tempat merasakan experience penggunaan e-money. Agar bisa berkembang dengan sehat, pihak PayTren memberi batasan bahwa untuk satu wilayah rukun warga (RW) hanya bisa ada satu Loket PayTren.

Konsumen sebenarnya bisa menggunakan aplikasi PayTren berbasis Android lewat ponselnya untuk melakukan aneka transaksi tersebut. Namun, untuk mereka yang bertujuan bisnis, sebaiknya menjadi mitra Loket PayTren, Syarat pentingnya, tentu harus mempunyai tempat sebagai loket –biasanya berupa warung.

Hari menyarankan penggunaan aplikasi Payment Point Artha Graha (PPAG), karena ada keuntungan lebihnya, seperti nilai cashback yang jauh lebih besar daripada penggunaan aplikasi versi ponsel. Salah satu ketentuan PayTren: dalam satu bulan mitra Loket PayTren diwajibkan melakukan minimal 10 transaksi promo menggunakan aplikasi PPAG.

Menurut Hari, jumlah warung/loket yang menjadi mitra PayTren yang sudah ter-registrasi sektiar 3.000 loket. Namun, diakuinya, yang aktif dalam monitoring bulanan sekitar 1.000 loket.

Manajemen PayTren, kata Hari, berupaya selalu memberikan dukungan berupa teknologi digital yang dapat diterapkan di warung/loket. Warung-warung itu tentu akan mendapatkan fee dari setiap transaksi digital yang dilakukan. Namun, dia belum bersedia mengungkapkan berapa kenaikan revenue rata-rata dari warung-warung tersebut setelah menjadi mitra Loket PayTren.

Hari menyebutkan, PayTren telah memiliki divisi khusus e-commerce dengan brand BelanjaQu, yang memadukan transaksi online dengan offline (O2O). PayTren pun terus berinovasi. Di antaranya, mitra warung/loket dapat menjadi pickup point untuk pengiriman produk yang dijual secara online. Mitra warung ini juga dapat memulai “ekspansi” berjualan ke seluruh Indonesia melalui pembukaan warung online di BelanjaQu.

Saat ini PayTren telah memiliki 54.850 anggota toko online di BelanjaQu. Adapun ragam produk yang dijual mencapai lebih dari 600 ribu SKU. “Dengan kuatnya komunitas PayTren, konsep transaksi digital ini terbukti tidak hanya mampu menarik minat pembeli, tapi juga menaikkan penjualan dan memperluas jangkauan penjualan,” kata Hari. (*)

Joko Sugiarsono & Herning Banirestu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved