Technology

Pembelajaran Digital ala Petrokimia Gresik

Pembelajaran Digital ala Petrokimia Gresik

Kendala pembelajaran akibat pandemi Covid-19 mendorong Petrokimia Gresik berinovasi membangun fasilitas digital learning yang bertopang pada empat platform. Kini fasilitas ini juga bisa dinikmati oleh para kolega anggota holding Pupuk Indonesia.

Peresmian Digital Learning Center (DLC) oleh Dwi Satriyo Annurogo, Direktur Utama Petrokimia Gresik (PG).
Peresmian Digital Learning Center (DLC) oleh Dwi Satriyo Annurogo, Direktur Utama Petrokimia Gresik (PG).

Bagi PT Petrokimia Gresik, perusahaan penyedia solusi agroindustri anggota holding PT Pupuk Indonesia, transformasi digital merupakan bentuk persiapan menyongsong Revolusi Industri 4.0. Kondisi ini semakin menuntut organisasi lebih agile terhadap perubahan, termasuk dari sisi kesiapan sumber daya manusia (SDM)-nya.

Menurut Dwi Satriyo Annurogo, Direktur Utama Petrokimia Gresik (PG), inisiatif transformasi digital menjadi salah satu cara untuk mempercepat proses pembelajaran agar setiap karyawan dapat memiliki daya saing. Inisiatif digital ini juga dinilai semakin urgent mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang menghambat proses pembelajaran (konvensional) yang selama ini berjalan. “Ketiga kata kunci ini, yakni Industry 4.0, agile organization, dan pandemi, membuat proses pembelajaran di perusahaan harus dipercepat,” kata Dwi.

Dalam konteks itulah, PG membangun Digital Learning Center (DLC) yang menerapkan pembelajaran digital, dengan menyediakan empat platform, yakni Enterprise University, Virtual Reality, Augmented Reality, dan 360 Plant Facility Learning. Salah satu hal menarik, dalam membangun DLC, tidak hanya Bagian Pendidikan dan Pelatihan yang terlibat, tapi juga seluruh unit kerja PG.

Mengenai gambaran kolaborasinya, pengembangan Gedung Digital Learning melibatkan Departemen Pengembangan Korporat sebagai penyedia anggaran investasi dan Departemen Rancang Bangun yang merancang dan mendirikan gedung. Untuk menyiapkan platform Enterprise University (EU), dibuatkan course pembelajaran yang terdiri dari digital handout, video-based learning, serta quiz online yang mengubah critical tacit knowledge menjadi implicit knowledge, dengan melibatkan seluruh unit kerja melalui para Knowledge Management Agent. Platform ini memastikan agar seluruh knowledge kritikal bisa terdokumentasi di Enterprise University dan dapat diakses oleh seluruh karyawan.

Berikutnya, pengembangan Virtual Reality (VR) yang mengangkat materi mengenai NPK (Nitrogen Phosphor Kalium), yang notabene merupakan salah satu backbone produksi PG, dengan melibatkan Departemen Produksi. Adapun platform Augmented Reality (AR) mengangkat materi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta NPK, yang pembuatannya melibatkan Departemen K3 dan Departemen Produksi.

Sementara platform 360 Plant Facility Learning menyediakan fasilitas bagi pengguna untuk melakukan kunjungan ke perusahaan secara virtua. Pembuatan fasilitas digital learning ini melibatkan unit-unit kerja, baik unit kerja di perkantoran maupun di pabrik.

Pengembangan DLC, menurut Dwi, terinspirasi dari sejumlah langkah benchmarking yang telah dilakukan PG. Antara lain, pada PJB Services dan Pelindo. Untuk pengembangan DLC, PG menggelontorkan dana sekitar Rp 700 juta untuk penyiapan platform digital learning dan Rp 1,7 miliar untuk pembangunan gedungnya.

Dari keempat platform tersebut, masing-masing punya peran dan keunggulan. Pertama, Enterprise University merupakan suatu Learning Management System (LMS) yang menyimpan pengetahuan kritikal di perusahaan. Kelebihan platform ini adalah dapat menjadi sarana pembelajaran yang interaktif karena pembelajar dan pengajar bisa berinteraksi dan berdiskusi secara langsung pada platform tersebut. Selain itu, platform ini juga dilengkapi dengan digital handout, video-based learning, assignment, dan coaching, sehingga pembelajaran lebih menarik.

Platform Virtual Reality (VR) di PG dipakai sebagai sarana pembelajaran mengenai pabrik, baik untuk proses, pemeliharaan, maupun proses pendukungnya secara virtual. Kelebihan VR yakni pengguna dapat mempraktikkan proses produksi, pemeliharaan, dan pendukungnya dengan experience serupa dengan praktik langsung di lapangan, tapi memiliki risiko yang lebih rendah.

Adapun dengan platform Augmented Reality (AR) pengguna cukup memindai poster-poster terkait dengan ponsel pintar, muncul informasi-informasi lebih rinci pada ponsel. Kelebihan AR, membuat pembelajaran lebih interaktif, sehingga pengguna bisa lebih memahami materi pembelajaran.

“Sistem digital learning ini kami bangun dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga mendorong kualitas sumber daya manusia di Indonesia.” Dwi Satriyo Annurogo, Direktur Utama PT Petrokimia Gresik

Sementara itu, dengan platform 360 Plant Facility Learning, pengguna bisa berkeliling area PG dengan metode yang serupa dengan Google Street View. Platform 360 Plant Facility Learning sudah mencakup bagian dalam pabrik, sehingga pengguna tidak harus mengunjungi pabrik. Dengan platform ini, pengguna bisa berkeliling dan melihat langsung kondisi dalam pabrik tanpa harus secara langsung ke pabrik, tapi pengguna masih mendapatkan pengalaman yang serupa.

Dwi menuturkan, sejak peluncuran Digital Learning Experience di tahun 2021, berbagai pengembangan telah dilakukan untuk menunjang pembelajaran di perusahaan BUMN ini. Enterprise University kini menghimpun total 4.534 mentee, 2.961 mentor, dan 1.300 courses.

Virtual Reality (VR) Learning telah diimplementasikan untuk 200 peserta magang dalam mempelajari skenario yang ada di pabrik NPK menggunakan perangkat bernama Oculus Rift, yang telah tersedia di DLC. Adapun Augmented Reality (AR) Learning mewadahi sarana pembelajaran safety induction yang telah digunakan oleh 200 peserta magang. Peserta melakukan scanning terhadap poster menggunakan aplikasi Petro Pintar yang di dalamnya terdapat menu Do & Don’ts, Instruksi Belajar, APD, Warning Hazard, dan Quiz.

Platform 360 Plant Facility Learning memberi pengguna fasilitas untuk dapat melihat semua lokasi dan jalan yang ada pada lingkup PG. Sistem ini juga dilengkapi dengan penampakan perusahaan dari sudut pandang atas. Implementasi sistem ini sebetulnya diperuntukkan khusus kepada stakeholder eksternal. Hingga saat ini terdapat lebih dari 3.869 peserta praktik kerja industri (prakerin) yang telah mengakses platform 360 Plant Facility Learning.

Menurut Dwi, aneka fasilitas DLC ini bisa digunakan oleh perusahaan-perusahaan anggota holding Pupuk Indonesia yang lain. Kabar yang membanggakan, saat ini sudah ada permintaan dari Pupuk Indonesia untuk mengadopsi sistem Enterprise University dan Virtual Reality Learning yang akan dimanfaatkan untuk proses pembelajaran, baik oleh karyawan Pupuk Indonesia sendiri maupun karyawan anggota holding lainnya.

“Sistem digital learning ini kami bangun dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga mendorong kualitas sumber daya manusia di Indonesia,” ungkap Dwi. Ia mengaku pihaknya dengan tangan terbuka akan sangat antusias apabila ada perusahaan lain yang terinspirasi dan melakukan studi banding.

Untuk PG sendiri, Dwi mengaku telah memetik berbagai manfaat yang tidak hanya dirasakan perusahaan tapi juga stakeholder eksternal. Dalam konteks program pengembangan SDM di Indonesia, PG membuka program magang dan kerja praktik untuk mahasiswa di seluruh Indonesia. Kerja praktik dilakukan secara online dengan mengakses LMS milik PG, sehingga mahasiswa dapat mengeksplorasi proses bisnis yang ada di PG.

Adapun program magang saat ini dilakukan secara hybrid (offline dan online), sehingga peserta akan mendapatkan pengalaman baru belajar menggunakan teknologi VR. Kedua program tersebut, kata Dwi, diharapkan dapat menjadi kontribusi PG dalam mengembangkan SDM nasional.

Secara internal, PG mengembangkan kompetensi calon karyawan dengan menggunakan pendekatan Digital Learning Experience agar dapat mempercepat pembelajaran. Sebagai gambaran, sebelumnya calon karyawan memerlukan waktu kurang-lebih tiga bulan untuk mengikuti prosese on the job training dan mempelajari proses bisnis perusahaan. Sekarang, dengan adanya fasilitas digital tersebut, calon karyawan dapat mempelajari proses bisnis perusahaan dengan mengakses Enterprise University kapan pun dan di mana pun; juga untuk mempelajari pengoperasian pabrik NPK dengan teknologi virtual reality.

Dwi menjelaskan, target pengembangan dari transformasi digital PG adalah menambah course pembelajaran di dalam Enterprise University, yang tidak hanya bersifat hard competency tapi juga soft competency dan other competency. PG juga berupaya menambah skenario pembelajaran dengan teknologi VR ataupun AR.

Ke depan, PG juga akan mengadopsi platform baru yang disebut Mixed Reality (MR). Ini semacam teknologi baru dalam dunia virtual dengan menggabungkan konsep antara AR dan VR. Teknologi ini membuka interaksi 3-D antara manusia, komputer, dan lingkungan, secara alami dan intuitif.

Menyinggung kinerja bisnis, manajemen PG menyebutkan, laba perusahaan di tahun 2021 mengalami kenaikan dari tahun 2020 sebesar 112% (unaudited). Dibandingkan target RKAP 2021, kenaikannya mencapai 144% (unaudited).

Pencapaian menggembirakan lainnya, di akhir 2021 perusahaan berhasil mendapatkan Propernas Emas. Ini merupakan kategori penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di bidang pengelolaan lingkungan. (*)

Empat Platform Digital Learning Center di Petrokimia Gresik

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved