Personal Finance Technology

Penghasilan Melebihi UMK Surabaya, Ojek Online Bisa Kuliah

Rajin menabung, Hermawansyah kuliah di Universitas Terbuka,Surabaya. (Foto : Arsip Pribadi).

Ketekunan dan mengedepankan integritas dalam menjalani profesi ojek online berbuah hasil yang manis. Tengok saja kisah Hermawansyah, mitra pengemudi Go-Jek yang menjalani profesinya dengan tekun dan berintegritas.

Pria kelahiran Jombang, 28 tahun silam ini, bisa melanjutkan pendidikan ke Universitas Terbuka (UT) jurusan Manajemen, Surabaya, Jawa Timur.“Saya memasuki semester IV di Universitas Terbuka. Nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) saya 3,0 di semester III,” ujar Hermawansyah melalui sambungan telepon di Surabaya, Jawa Timur, pada Jum’at (13/07/2018).

Dia membiayai kuliah dari kocek pribadinya yang disisihkan penghasilan sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu per hari. “Saya bekerja 25 hari karena saya mengambil libur sehari dalam sepekan. Rata-rata pendapatan saya dari Go-Jek dalam sebulan itu sekitar Rp 9 juta,” bebernya. Pendapatan itu, lanjut dia, diperoleh dari pemesanan (order) konsumen Go-Jek yang dilayani sebanyak 17-23 order per hari. Mayoritas pemesanan konsumen yang dilayani Hermawansyah ini dikontribusikan dari order Go-Ride. Jumlahnya sebesar 80% dari jumlah total order. Sisanya dikontribusikan dari pemesanan Go-Food, Go-Send, atau Go-Mart.

Hermawansyah menyisihkan penghasilannya itu untuk membiayai kuliah , kebutuhan sehari-hari, dan membayar sewa kamar kos-kosan. “Pendaftarannya gratis, sedangkan biaya kuliah Rp 1,3 juta per semester,” sebutnya. Dia menyewa kamar kos-kosan di Surabaya senilai Rp 400 ribu/bulan. Ayah dari 2 anak ini merantau dari Jombang ke Surabaya karena pernah bekerja di salah satu toko mainan ternama di kota ini. Toko mainan ini memiliki jaringan toko di Surabaya dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Ia bekerja di toko itu sejak tahun 2013-2015. Setelah itu, Hermawansyah melamar pekerjaan di beberapa perusahaan.

Nah, selama masa itu, Hermawansyah pada November 2015 mendaftarkan diri sebagai mitra pengemudi (driver) Go-Jek. Pada saat itu, dia diterima sebagai pegawai di salah toko ritel alat-alat rumah tangga dan bangunan. Dia memilih meneruskan profesinya sebagai mitra driver Go-Jek. Alasannya karena penghasilannya melebihi gaji sebagai pegawai toko dan jam kerjanya fleksibel. Upah Minimum Kota (UMK) di Surabaya pada 2018 sebesar Rp 3,58 juta . Angka itu lebih tinggi dari UMK Surabaya di tahun 2016 senilai Rp 3,04 juta. Sedangkan pendapatannya dari Go-jek melebih UMK tersebut.

Hal ini selaras dengan riset Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang menyurvei pendapatan rata-rata pengemudi paruh waktu dan penuh waktu di Go-Jek itu 1,25 kali lebih tinggi daripada rata-rata upah minimum kabupaten/kota di 9 wilayah yang disurvei senilai Rp 2,8 juta per bulan. Daerah yang disurvei adalah kawasan Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Denpasar, Bandung, dan lainnya. Riset LD FEB UI juga mengungkapkan bahwa 90% mitra pengemudi Go-Jek merasa kualitas hidupnya jauh lebih baik setelah bergabung dengan Go-Jek. Riset ini juga menyebutkan pendapatan pengemudi ojek online GO-JEK juga mampu meningkat 44% setelah bergabung dengan Go-Jek.

Penghasilan Hermawasnyah yang lebih tinggi dari gaji sebagai pegawai toko itu menambah kepercayaan diri dalam menekuni profesinya ini. Ia mengutamakan prinsip kejujuran, misalnya tidak pernah sekalipun mempraktikkan order fiktif alias order tuyul. “Saya sejak April tahun ini diajak Go-Jek untuk mensosialikan penghapusan order tuyul ke komunitas Go-Jek,” katanya. Hasilnya, sebanyak 70% dari jumlah total anggota komunitas (45 orang) beralih ke praktik order yang sesuai aturan dari sebelumnya yang sering mempraktikkan order fiktif tersebut. “Tantangannya saya di-bully, tapi sekarang teman-teman yang sering melakukan order tuyul ini di-suspend, dan mereka menghubungi saya untuk dipulihkan lagi akunnya dan berjanji ke Go-Jek di Surabaya untuk menjadi mitra driver yang mematuhi aturan,istilahnya mereka kembali ke jalan yang benar,” jelasnya.

Dia memberikan bukti sebagai mitra pengemudi yang taat aturan dan produktif. Ia pada Juni 2017 didapuk penghargaan Driver of The Month dan mendapatkan predikat bintang 5 di awal tahun lalu lantaran mempromosikan keuntungan menggunakan Go-Pay kepada konsumen. Penghargaan ini diberikan oleh manajemen Go-Jek di Surabaya.

Ke depannya, Hermawansyah ingin mewujudkan mimpinya membeli rumah buat keluarganya di Jombang. Ia sejak Desember tahun lalu memulai cicilan uang muka Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank BTN. Go-Jek menggandeng Bank BTN untuk menyalurkan KPR khusus untuk para pengemudi Go-Jek. “Saya menyicil uang muka KPR sebesar Rp 10 juta, cicilan diambil dari pemotongan saldo deposit yang nilainya sekitar Rp 48 ribu hingga Rp 99 ribu per hari. Mudah-mudahan cicilannya selesai di Oktober,” ujarnya berharap.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved