Technology Trends

Peran Tekfin di Era Pagebluk

Reynold Wijaya, CEO & Co-Founder Modalku. (Foto : Humas Modalku)

Perusahaan teknologi finansial (tekfin)/financial technology (fintech) berancang-ancang melanjutkan kontribusinya untuk menyokong program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tahun 2021. Modalku, misalnya, tetap konsisten dalam mendukung UMKM untuk mengembangkan bisnisnya serta bertahan dalam kondisi pandemi dengan menyediakan akses pendanaan. Beberapa inovasi produk baru diluncurkan untuk menjawab kebutuhan industri yang sedang membutuhkan dukungan, seperti industri kesehatan dan pengusaha online.

Selain itu, Modalku menyediakan solusi bagi UMKM yang terdampak bisnisnya melalui proses restrukturisasi. Hal ini merupakan bagian dalam mendukung program PEN. Co-founder & CEO Modalku, Reynold Wijaya, mengatakan mengapresiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengawasi dan memimpin industri tekfin peer-to-peer (P2P) lending. Reynold menyebutkan industri ini dalam empat tahun bisa berkembang dengan baik dan menjadi contoh bagi banyak negara lain.

Hal ini tentu tidak lepas dari dukungan AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia) yang selalu mewadahi kebutuhan pelaku usaha P2P lending. “Arahan OJK untuk selalu bisa meningkatkan kualitas dan kontribusi P2P lending, khususnya di pendanaan produktif akan kami dukung penuh. Bersama dengan teman- teman di UMKM, kami berharap bisa membangun Indonesia yang lebih jaya,” ujar Reynold di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Grup Modalku menutup tahun 2020 dengan pencapaian penyaluran pinjaman sebesar lebih dari Rp 20 triliun kepada lebih dari 3,5 juta jumlah transaksi pinjaman UMKM di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Pencapaian ini bertumbuh hampir 2 kali lipat dibanding tahun 2019. Dinamika perekonomian yang terjadi selama tahun 2020 turut memengaruhi kondisi bisnis startup ini ketika para peminjam juga turut terdampak bisnisnya.

Namun, Modalku secara aktif berusaha menyediakan solusi terbaik untuk bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada. Sepanjang tahun 2020, lebih dari 80% jumlah transaksi pinjaman disalurkan kepada pengusaha online yang memang sedang berkembang pesat. Selain itu, produk invoice financing juga tetap berkembang dan diminati oleh UMKM. Dari segi industri, sektor perdagangan baik itu besar maupun eceran masih mendominasi portofolio penyaluran pinjaman Modalku, terutama FMCG (fast moving consumers good) karena konsumen lebih mengutamakan memenuhi kebutuhan yang esensial, seperti makanan sehingga industri ini memiliki permintaan yang kuat. Penyaluran ke industri kesehatan juga terus berkembang seiring dengan adanya beberapa kolaborasi dengan sektor terkait.

Tahun ini diharapkan menjadi tahun yang berpotensi bagi kebangkitan ekonomi di Indonesia serta perkembangan bisnis Modalku. Co-founder & COO Modalku, Iwan Kurniawan, mengatakan pihaknya akan terus berinovasi dan melakukan kolaborasi untuk tetap bisa bertumbuh secara positif di tahun ini. Walaupun pandemi belum berakhir, masyarakat sudah mulai terbiasa dengan cara baru sehingga mereka memiliki keyakinan untuk bangkit bersama usahanya.

“Penetrasi digital yang terus meningkat juga menjadi potensi bagi bisnis Modalku, masyarakat sudah lebih paham mengenai manfaat fintech,” ujar Iwan. Modalku menyediakan layanan P2P lending, peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa jaminan hingga Rp 2 miliar yang didanai oleh pemberi pinjaman platform (individu atau institusi yang mencari alternatif investasi) melalui pasar digital. Selain di Indonesia, Modalku juga beroperasi di Singapura dan Malaysia dengan nama Funding Societies.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, menjelaskan tahun 2020 merupakan periode yang luar biasa dengan adanya Covid-19. Untuk itu OJK bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan bekerja ekstra keras agar perekonomian dapat terus berjalan dan pulih dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.”OJK memberikan penghargaan kepada mitra-mitra yang telah bekerja sama membantu untuk memperluas akses keuangan, penggerak inklusi keuangan, dan tokoh fintech yang mendukung program pemulihan ekonomi nasional,” kata Wimboh saat menyampaikan sambutan di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2021 OJK pada Jumat, 15 Januari 2021

Dalam arahannya di pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo, menyatakan 2021 menjadi titik balik untuk bergerak dengan optimisme setelah melalui tahun 2020. “Pemerintah akan menyiapkan regulasi advanced, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kita. Hal ini penting agar generasi muda serta UMKM unbankable dapat mengembangkan skala usahanya, untuk membangun ekonomi yang inklusif dan dinikmati bersama oleh seluruh rakyat Indonesia yang membawa Indonesia maju dan berkeadilan,” ujar Presiden Joko Widodo.

Apresiasi PemerintahReynold yang menjabat Ketua Klaster Pendanaan Produktif AFPI menerima penghargaan dari OJK Otoritas Jasa Keuangan sebagai Tokoh Penggerak Fintech dalam Mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional. Penghargaan diberikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh dan dilakukan di hadapan Presiden Joko Widodo pada acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2021 yang bertajuk Momentum Reformasi Ekonomi Nasional yang Inklusif. Penghargaan ini juga mengawali tahun kelima Modalku berkontribusi dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

(kiri) Karaniya Dharmasaputra. (Foto : Bareksa)

OJK juga memberikan penghargaan kepada Presiden Direktur OVO dan Co-Founder/CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra sebagai Tokoh Penggerak Fintech dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional. “Penghargaan ini bukanlah buat saya pribadi. Penghargaan ini adalah sebuah kesaksian penting bahwa di tengah masa-masa sulit pandemi Covid-19, fintech terbukti bukan hanya dapat berperan sebagai entitas bisnis tapi juga mampu bergerak sebagai economic development agent. Mewakili teman-teman pelaku fintech, saya mengapresiasi dorongan yang pro inovasi dari pemerintahan Presiden Jokowi dan OJK selama ini. Niscaya di atas dukungan itu fintech akan terus mendemokratisasikan dunia keuangan kita, semakin berkontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional, serta kian membawa manfaat bagi masyarakat luas,” tutur Karaniya yang juga merupakan peraih Bung Hatta Anti Corruption Award.

Karaniya merupakan pendiri dan CEO Bareksa yang merupakan pionir platform e-investasi terintegrasi di Indonesia yang telah mengantongi izin Agen Penjual Efek Reksa Dana dari OJK sejak tahun 2016. Sejak dimulainya inovasi yang dilakukan Bareksa dan dukungan OJK terhadap pengembangan inovasi digital, jumlah investor reksadana di Indonesia melesat 1.000% dari hanya sekitar 250 ribu investor di awal tahun 2015 menjadi 2,9 juta investor di akhir November 2020 berdasarkan data KSEI.

Sejak 2018 lalu Kementerian Keuangan juga menunjuk Bareksa–sebagai satu dari dua perusahaan fintech–sebagai mitra distribusi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. Di tengah pandemi COVID-19, Bareksa bersama dengan Kementerian Keuangan dan mitra distribusi lainnya berhasil menembus total penjualan SBN secara online Rp76,8 triliun sepanjang tahun 2020. Kemudahan yang dihasilkan dari transaksi online yang bisa dilakukan di manapun di masa pandemi dan keamanan produk SBN Ritel menjadi kunci keberhasilan. Atas capaian tersebut, pada Desember 2020 Bareksa menerima penghargaan dari Kementerian Keuangan RI sebagai Mitra Distribusi Surat Berharga Negara Terbaik (Midis SBN) dan Mitra Distribusi Surat Berharga Syariah Negara (Midis SBSN) Terbaik Kategori Fintech 2020, disandingkan dengan bank-bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan perusahaan efek PT Mandiri Sekuritas.

Penghargaan kategori Midis SBSN yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko ini merupakan yang kedua kali berturut-turut diterima oleh Bareksa yakni untuk tahun 2019 dan 2020. Karaniya juga turut mendirikan Indonesia Fintech Society (IFSoc) yang merupakan forum dialog regulasi fintech yang ditujukan untuk menjembatani regulator, pelaku industri, ekonom, media, dan pemangku kepentingan lainnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved