Technology

Peran Tekfin di Industri Keuangan Diapresiasi Pemerintah

Investor Gathering 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta. (Foto : Istimewa)

Perusahaan teknologi finansial/tekfin atau financial techonology (fintech) berperan untuk mengatasi dangkalnya pasar keuangan nasional. Pemanfaatan tekfin ini didukung oleh Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa dan Keuangan, serta Bank Indonesia. Sebagai contoh, Kementerian Keuangan menggandeng Bareksa sebagai mitra distribusi Mitra Distribusi Surat Berharga Syariah Negara (Midis SBSN),

Bareksa adalah marketplace finansial terbesar di Indonesia yang memperoleh penghargaan Midis SBSN Terbaik Kategori Non Bank 2019. Penghargaan ini diberikan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko. Co–Founder dan CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra, pada pernyataan tertulis, menyatakan perhargaan ini membuktikan pemanfaatan dan peran fintech ini semakin penting untuk mendemokratisasi dunia keuangan nasional dan mengatasi masalah dangkalnya pasar keuangan yang merupakan problem laten selama ini.

Karaniya menyebutkan pemanfaatan tekfin oleh pemerintah itu merupakan langkah yang tepat. “Kami sangat berterima kasih atas berbagai kebijakan progresif pemerintahan Presiden Jokowi yang terus mendorong perkembangan ekonomi-digital dan tekfin di Indonesia,” ujar Karaniya usai menerima penghargaan di acara Investor Gathering 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Senin (16/12/2019).

Bareksa dinobatkan pula sebagai platform terbaik untuk membeli Surat Utang Negara (SUN) secara online berdasarkan survei yang dilakukan oleh Big Data Telkom dan Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko, Kemenkeu, pada Desember 2019. Sebanyak 19% dari 12 ribu responden di survei itu menyebut Bareksa sebagai mitra distribusi yang terbaik untuk membeli SUN

Bareksa merupakan satu dari dua perusahaan fintech yang pertama kali diberi mandat oleh Kemenkeu bersama delapan bank untuk menjual Surat Utang Negara (SUN) ritel di pasar perdana domestik secara online. Penunjukan ini dilakukan pada April 2018 lalu. Savings Bond Ritel seri SBR003 adalah produk Surat Berharga Negara (SBN) ritel pertama yang ditawarkan secara online. Pada November 2018, Bareksa mulai mendukung penjualan SBSN ritel untuk Sukuk Tabungan seri ST002. Masyarakat bisa membeli secara online dengan nilai minimal Rp 1 juta.

Sejauh ini, Bareksa sudah mendukung Kementerian Keuangan menjual 12 seri SBN ritel, terdiri dari enam seri SBR (SBR003-008), lima seri ST (ST002-006), dan satu seri Obligasi Ritel Indonesia (ORI016). Jumlah investor SBN di Bareksa tercatat hampir mencapai 25 ribu–sekitar delapan persen dari total investor SBN yang tercatat di Kustodian Sentral Efek (KSEI) sebanyak 313 ribu.

Total SBN yang dibeli melalui Bareksa hingga Desember 2019 mencapai Rp 325 miliar, meningkat 217% dibandingkan Desember 2018. Pembelian SBN di Bareksa didominasi oleh segmen investor ritel, dengan nilai pembelian kurang dari Rp 10 juta per investor. Dengan tingkat keritelan tinggi seperti ini, Bareksa memberikan kontribusi terhadap jumlah investor secara signifikan, rata-rata penetrasi sebesar 10,2% di masing-masing seri. “Ini tren yang menggembirakan, artinya perusahaan tekfin seperti Bareksa telah terus mendemokratisasi pasar obligasi negara kita,” Karaniya menerangkan.

Kerja sama strategis Ovo

Untuk terus menggenjot kontribusi Bareksa, Karaniya menerangkan saat ini sedang digodok rencana kerja sama strategis antara Bareksa dan Ovo. “Sinergi platform e-investing dan e-wallet ini mudah-mudahan akan secara signifikan terus mendemokratisasi pasar SBN, sehingga masyarakat luas akan memiliki akses yang semakin mudah dan terjangkau. Langkah ini punya arti strategis, karena ditujukan untuk menjawab kebutuhan negara kita untuk mencari sumber pembiayaan nasional yang baru di segmen ritel dan mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri,” ujar Karaniya, yang juga Presiden Direktur Ovo. Untuk ini, Karaniya menyebutkan Bareksa akan mengkonsultasikan dan meminta masukan dari Bank Indonesia, OJK, dan Kementerian Keuangan.

Karaniya mencermati Ovo sebagai platform e-wallet terbesar di Indonesia berpotensi secara masif mempopulerkan dan menggenjot nilai penjualan SBN. Saat ini, Ovo telah menjangkau 115 juta perangkat seluler, 87 juta pengguna yang tersebar di 354 kota di seluruh Indonesia, dengan pengguna aktif bulanan (MAU) mencapai sekitar 11-12 juta. “Ini daya yang sangat besar untuk mendorong pasar surat utang negara ke tahapan berikutnya,” sebut Karaniya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved