Technology Trends zkumparan

Pola Bisnis Perusahaan Logistik Bergeser Menjadi Berbasis Iptek

Hadi Kuncoro, CEO PowerCommerce Asia (bawah) dalam acara IG Live SWA Business Leader Talk di Jakarta, Rabu, 11 November 2020. (Tangkapan layar : Vicky R/SWA)

Kebijakan pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) skala makro hingga mikro serta anjuran untuk menjaga jarak memicu masyarakat untuk bertansaksi di toko dalam jaringan/daring (online) sehingga aktivitas jasa pengiriman ekspres melalui e-commerce meningkat. Hal ini meningkatkan omset perusahaan logistik lantaran pengiriman produk kian atraktif di masa pandemi ini.

PowerCommerce Asia, misalnya, membukukan pertumbuhan omset hingga 10 kali lipat. Perusahaan omnichannel-tech enable sales and supply chain management sekaligus agregator usaha kecil menengah (UKM) di Asia ini memproyeksikan ekosistem dan model bisnis logistik akan ditopang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di masa mendatang. Demikian disampaikan Hadi Kuncoro, CEO sekaligus pendiri PowerCommerce.Asia, pada bincang virtual Business Leader Talk bertajuk Potret Terkini Bisnis Logistik & Strategi Para Pemain Memitigasi Dampak-Covid-19 yang disiarkan langsung di Instagram @swamediainc di Jakarta, Rabu (11/11/2020).

Hadi menyimpulkan pertumbuhan perusahaan logistik di pandemi Covid-19 ditopang oleh perubahan perilaku belanja konsumen dari konvesional ke toko online. “Saat ini, industri logistik berbasis digital dan ke depannya akan tetap digital. Stigma industri logistik akan berubah dari awalnya hanya tukang jaga barang dan gudang, ke depannya logistician atau praktisi di industri logistik akan menjadi kunci kemenangan dalam persaingan bisnis karena mindset-nya akan bergeser ke teknologi,” tutur Hadi mengenai peran industri logistik di dunia bisnis.

Proyeksi Hadi ini cukup beralasan lantaran ekosistem digital di Indonesia akan kian atraktif. Apabila merujuk riset bertajuk e-Conomy SEA 2019 yang dilansir Google, Temasek dan Brain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2025 diestimasikan mencapai US$ 133 miliar. “Saya menganjurkan investor untuk segera berinvestasi teknologi ke logistisik berbasis teknologi, saya mengimbau mengubah mindset logistik dan supply chain itu diubah menjadi industri yang berbasis science ke depannya,” imbuh Hadi.

Di masa pandemi ini, sektor pergudangan yang merupakan ekosistem logistik dan rantai pasok masih di tren positif. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2020 berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) berbagai sektor, menyebutkan sektor lapangan usaha transportasi dan pergudangan menunjukkan tanda-tanda pemulihan di kuartal III 2020. Pertumbuhan lapangan usaha transportasi dan pergudangan pada Kuartal III/2020 tumbuh sebesar 24,28\% dibandingkan kuartal sebelumnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved