Technology Trends

Priceza Serius Garap Pasar E-commerce Indonesia

Priceza Serius Garap Pasar E-commerce Indonesia

Reni Minarti, Country Manager Priceza Indonesia (tengah)

Pertumbuhan sektor e-commerce di Asia mengalami pertumbuhan positif yang sangat signifikan 32 persen dari total US$ 835 triliun pada 2015. Tak terkecuali Indonesia. Data BPS (Biro Pusat Statistik) menurut Sensus Ekonomi 2016 menunjukkan industri e-commerce di Indonesia dalam 10 tahun terakhir tumbuh sekitar 17% dengan total sekitar 26,2 juta usaha. Bahkan pada 2020 prediksi Bloomberg separuh dari penduduk Indonesia akan terlibat kegiatan e-commerce. McKinsey malah memperkirakan beralihnya masyarakat ke ranah digital dapat mendorong peningkatan ekonomi Indonesia pada 2025 hingga US$ 150 miliar.

Potensi ini tentu tidak akan disia-siakan pelaku digital lokal bahkan mancanegara. Salah satunya Priceza. Nama ini mungkin terdengar asing di telinga kita, tapi tidak bagi penggemar belanja online. Priceza adalah mesin pencari belanja online yang didirikan oleh tiga ahli komputer asal Thailand pada 2010. Sebenarnya Priceza yang berarti Price Plaza ini sudah mulai menggarap pasar Indonesia sejak 2013.

“Waktu itu hanya dikenalkan, tidak ada tim di Indonesia, jadi seperti dibiarkan begitu saja. Saya juga belum bergabung dengan Priceza,” kata Reni Minarti, Country Manager Priceza Indonesia. Mesin Pencari Belanja Online Asal Thailand Ini Serius Garap Pasar E-commerce Indonesia.

Menurut wanita yang pernah berkarier di Indosat selama 15 tahun ini meski saat itu belum ada upaya serius dari Priceza menariknya trafik situs ini cukup tinggi sekitar 1 juta visitor per bulan di 2013. Tahun 2014 Priceza mengembangkan playform di multi device. Pada 2015 Priceza mengembangkan pasar ke Malaysia dan Singapura sehingga visitornya melonjak menjadi 9 juta per bulan.

Pada 2016 aksi strategis dilakukan di dalam manajemen Priceza dengan masuknya investor asal Jerman yaitu Hubert Burda Media (HBM). HBM yang berkantor pusat di Munich, merupakan perusahaan teknologi dan media internasional yang memiliki lebih dari 540 merek dan produk yang berorientasi pada kebutuhan konsumen dengan 175 juta pengguna dan sekitar 60 juta merupakan konsumen aktif serta 10 ribu karyawan di seluruh dunia.

“Saat ini Priceza makin serius menggarap pasar e-commerce Indonesia. Meski hanya bertiga dalam tim saya, dibantu Arrie Baskoro sebagai Business Development Manager dan Titaz Permatasari sebagai Partnership & Marketing Manager Priceza Indonesia, sejak tahun lalu visitor di Indonesia melonjak 4,5 juta per bulan dengan 39 juta produk,” jelas Reni. Menurut data Priceza, awareness search engine ini pun sudah merambah ke kota-kota lain. Meski begitu masih didominasi kota-kota besar seperti Surabaya, Bandung, Medan dan Makasar.

“Dari sisi gender, yang menggunakan Priceza masih didominasi laki-laki 64 persen dan 36 persen perempuan,” imbuhnya. Sedangkan dari sisi produk yang dicari, baju dan fashion masih menempati posisi teratas 24 persen, lalu disusul mobil dan aksesorisnya 22 persen (termasuk didalamnya motor), furnitur 10 persen, produk elektronik 7 persen, produk makanan dan kesehatan 6 persen, ponsel dan gadget 6 persen, sisanya lain-lain. Reni menyebut sekitar 67 ribu pengguna Priceza aktif belanja di 200 toko online yang saat ini sudah bergabung di mesin pencari ini.

Lalu bagaimana monetize Priceza? Dijawab Reni pihaknya memberikan dua pilihan kerja sama pada toko-toko online yang bergabung sebagai partner Priceza yaitu CPC (cost per click) atau afiliate. Hingga saat ini sekitar 82-85 persen dari total toko online yang saat ini kerja sama dengan Priceza menggunakan skema CPC. Jadi setiap klik pengunjung yang lari ke situs mereka baru mereka bayarkan fee-nya. Sedangkan afiliate, toko online akan membayar komisi dari setiap transaksi yang terjadi.

Mengingat besarnya potensi UKM (Usaha Kecil Menengah) di Indonesia, tahun ini Reni akan fokus menggarap UKM. “Saya melihat ada banyak UKM sudah melek digital marketing, ini terlihat dari banyaknya UKM mulai placement di beberapa toko online, kami akan serius mendekati mereka terutama yang sudah melek online,” jelasnya. Tahun ini juga menjadi tahun edukasi ke UKM, bagi yang belum melek digital marketing pihaknya akan melakukan kegiatan edukasi pada mereka.

Priceza sebagai shopping search engine dan pembanding harga, sangat membantu konsumen Indonesia untuk mendapatkan perbandingan harga, ulasan dan promo-promo belanja ekslusif tanpa harus masuk ke situs-situs belanja online satu per satu. “Cukup di satu tempat, mereka bisa lihat perbandingan harga, cara bayar bahkan pengirimannya dengan apa saja bisa dengan Priceza saja,” katanya.

Ketika Anda sudah menekan kata ‘Belanja’, Anda akan diarahkan menuju halaman online shopping atau e-commerce yang tertera. Metode pembayaran dan pengiriman pun mengikuti online shopping tersebut. Kategori belanja di Priceza pun sangat lengkap sehingga sangat memudahkan konsumen mencari barang dengan harga terbaik.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved