Technology

Serius Garap Startup, Telkom Diapresiasi Pemda dan Pusat

Serius Garap Startup, Telkom Diapresiasi Pemda dan Pusat
dilo

Kita semua mengakui, Usaha Kecil Menengah (UKM) lah yang menyelamatkan perekonomian kita saat terpuruk pada 1997/1998. Ketika grup-grup bisnis besar mengalami kesulitan likuiditas, UKM kita lah yang menggerakan konsumsi masyarakat yang lemah saat itu, sehingga ekonomi perlahan bergerak kembali.

Karena inilah, UKM harus mendapat perhatian utama banyak pihak untuk menjaga mereka bisa terus berkembang dengan sehat. Dan Startup merupakan UKM yang sedang tumbuh sumbur saat ini. Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) melihat Grup Telkom memiliki konsistensi tinggi dalam membina UKM melalui ICN (Indigo Creative Nation). Terutama UKM teknologi dan berbasis kreatif. Hal ini disampaikan Hari Santosa Sungkari, Deputi Infrastruktur Bekraf menuturkan Telkom sebagai BUMN memiliki jiwa kewirausahaan kuat dan menularkannya ke UKM binaannya melalui program ICN yang sudah digelar sejak 2009. “Bagi saya Telkom lebih unggul dari BUMN lainnya, hingga kini sudah 2000 lebih startup yang 65 diantaranya sudah aktif terjun di industri telematika nasional dan global,” ujar Hari di sela-sela Dilo (Digital Innovation Lounge) Festival di Balai Motekar Unpad, Kota Bandung kemarin. Selain di Bandung, Dilo Festival digelar pula di Malang, Balikpapan, dan Makassar.

Yayan Ahmad, Sekretaris Dinas Komunikasi Informatika (Diskominfo) Pemkot Bandung, pun mengapresiasi yang dilakukan Grup Telkom, pihaknya sangat banyak terbantu sejak pertama merilis Smart City tahun 2013 lalu. “Mulai dari akses jaringan Wifi gratis di ribuan titik pada tahun tersebut hingga aplikasi solusi perkotaan banyak diberikan PT Telkom dan jejaringnya seperti ICN, Bandung Digital Valley, dan Dilo,” tuturnya. Digital Valley merupakan bagian program ICN menghadirkan coworking space bagi para startup binaan. Saat ini, telah hadir Bandung Digital Valley, Jogja Digital Valley, dan Jakarta Digital Valley dengan lebih dari 8.000 member.

“Termasuk startup-startup yang melahirkan berbagai aplikasi dan mengisi Bandung Command Center saat ini. Kami ingin mengajak lagi binaan Indigo karena aplikasi terus dibutuhkan,” kata Yayan di tempat yang sama. Yayan mengatakan, dorongan ini penting karena anggaran Diskominfo Kota Bandung tahun depan sama dengan tahun ini Rp50 miliar namun fokus pekerjaaannya hanya dalam memantapkan program smart city minus fungsi kehumasan.

“Saat ini kami punya 350-an aplikasi solusi perkotaan di Bandung Command Center. Tapi karena tahun depan adalah periode pemantapan, maka jumlah aplikasi akan berkembang. Arahan Pak Walikota [Ridwan Kamil], sebanyak masalah di Kota Bandung, sebanyak itu pula aplikasi digital dibutuhkan,” tuturnya.

Hari juga mengapresiasi kehadiran Dilo sedikitnya di 13 kota utama di Indonesia. Yakni Aceh, Medan, Pekanbaru, Depok, Tanggerang, Bekasi, Bogor, Bandung, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar, dan Balikpapan. Member seluruh titik Dilo sudah mencapai lebih dari 20 ribu orang, dengan fokus usaha 16 subsektor ekonomi kreatif. Hal ini yang membedakannya dengan ICN dan Digital Valley yang hanya fokus beberapa subsektor ekonomi kreatif yakni perangkat lunak, desain grafis, dan game. “Kami sangat terbantu karena Dilo yang merangkul semua jenis ekonomi kreatif dan yang terbaik bisa disalurkan ke program Indigo. Kami juga perkuat ekosistem ini dengan merilis BekUp beberapa bulan lalu,” katanya.

BekUp, Bekraf for StartUp, adalah program seleksi wirausahawan digital yang pemenangnya disalurkan ke industri telematika maupun inkubator eksisting semacam Indigo. Menurut Hari, sejauh ini tingkat kesuksesan dari seleksi BekUp adalah 10% dari total peserta. Jadi, jika yang ikut 100 startup, maka yang benar-benar bertahan melanjutkan bisnisnya adalah 10 saja. “Kami ingin tingkatkan succes rate ini di tahun 2017, minimal 20-30%. Caranya kami gandeng BUMN lain di luar Telkom terutama perbankan agar ekosistem makin baik, ekonomi kreatif kita makin berkembang,” katanya.

Bekraf tengah mendorong Bank Mandiri dan BNI agar melakukan yang dilakukan PT Telkom dalam menumbuhkan iklim wirausaha berbasis ekonomi kreatif. Apalagi, kata dia, tahun depan merupakan kesempatan baik bagi startup berbasis financial technology (fintech). Dia berharap fintech makin membuka mata perbankan agar tak ragu membiayai usahawan ekonomi kreatif yang kerap terkendala kolateral sehingga sulit ekspansi. “Perbankan jangan hanya ngasih payung pas cuaca cerah, itu tetap menyulitkan startup. Mari buat terobosan menuju kemajuan bangsa,” Hari menyarankan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved