Technology

Startup RI Kebanjiran Dana dari Saudara Tua

Startup RI Kebanjiran Dana dari Saudara Tua

Usaha rintisan (startup) mesti mendapat perlakuan serius dan telaten. Ide usaha brilian yang muncul biasanya akan cepat menghilang tak berbekas jika tak lantas diwujudkan menjadi model bisnis yang bagus.

Setelah model bisnisnya jadi dan bisnis mulai berjalan, kendala berikutnya biasanya ada di pendanaan. Pemilik tentu ingin mengembangkan skala bisnisnya menjadi lebih besar seiring mimpi indah yang sebelumnya mewarnai waktu-waktu tidurnya.

Tapi, tenang, masalah pendanaan, startup Indonesia punya berlimpah dukungan dari “Saudara Tua” Jepang. Ekonomi Nippon yang sudah jauh lebih maju menghasilkan banyak dana hanya menganggur, mencari ladang investasi yang menawarkan keuntungan berlipat.

roda ekonomi

Founder Beenext, Teruhide Sato, menilai wajar kalau investor asal Jepang tertarik menempatkan dananya pada startup asal Indonesia. Pertama, hubungan kedua negara terbilang dekat meski dulu sang Saudara Tua sempat menjajah Indonesia.

Kedua, Indonesia adalah pasar yang besar dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa. Sama halnya dengan China yang jumlah penduduknya sudah miliaran, berhasil dimanfaatkan Ali Baba, marketplace terbesar di Negeri Tirai Bambu.

“Industri di Jepang sekarang lebih lambat pertumbuhannya karena pasar yang sudah jenuh. Tapi, perusahaan di sana punya cashflow bagus. Sehingga, ada banyak dana yang bisa dimanfaatkan,” katanya di Jakarta.

Penyebabnya, lanjut dia, adalah jumlah penduduk Negeri Sakura yang sedikit, apalagi untuk usia produktif. Ini berbanding terbalik dengan populasi masyarakat dengan usia produktif di Indonesia yang jauh lebih banyak.

Jumlah kelas menengah di negeri yang kini dipimpin Joko Widodo dan Jusuf Kalla ini diperkirakan mencapai 141 juta jiwa pada 2020 mendatang. Ini tentunya pasar yang sangat menggiurkan mengingat daya beli golongan tersebut tergolong besar.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved