Management Technology Trends zkumparan

Strategi Pengemudi Go-Jek Mencicil KPR

Strategi Pengemudi Go-Jek Mencicil KPR

Nilawati, Go-Jek yang mencicil KPR. (Foto : Dok)

Taufik Sukarna di tahun 2015 bergabung sebagai mitra Go-Jek. Sebelumnya, ayah dua anak itu berkairer di perusahaan pengelola jasa arsip. Taufik berhenti dari pekerjaanya itu di tahun 2012. Dia beralih profesi sebagai tukang ojek di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.

Opang, demikian julukan tukang ojek yang mangkal di kawasan tertentu, dilakoni oleh Taufik hingga tahun 2015 lantaran menfdaftar sebagai mitra pengemudi (driver) Go-Jek. Sejak saat itu, Taufik Sukarna perlahan-lahan mewujudkan impiannya membeli rumah untuk keluarga. Caranya, Taufik menyisihkan Rp 48 per hari memanfaatkan kerja sama perbankan dengan Go-Jek sebagai sebagai bagian dari program Swadaya yang memicu kesejahteraan berkesinambungan bagi para mitra Go-Jek. Taufik sejak bergabung di Go-Jek, mendapatkan akses keuangan di institusi keuangan termasuk perbankan. Ini mengindikasikan profesi Taufik di Go-Jek tidak dipandang sebelah mata.

Kesempatan emas itu segera disambut Taufik untuk mengikuti program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang merupakan program Go-Jek Swadaya dengan Bank BTN. ”Saya setiap bulannya membayar Rp16 ribu untuk iuran BPJS Ketenagakerjaan dan setiap hari mencicil angsuran KPR di BTN, cicilan KPR sekitar RP 48 ribu tiap harinya,” sebut Taufik. melalui sambungan telepon, di Jakarta, pada pekan lalu. Ia optimistis bisa merealisasikan impiannya membeli rumah karena penghasilannya mencukupi untuk membayar cicilan KPR.

Rata-rata penghasilan Taufik berkisar Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu per hari. Ia mengejar order sebanyak 13-17 kali setiap harinya demi mendapatkan penghasilan tersebut. Pria kelahiran 40 tahun silam ini lebih banyak mendapatkan penghasilan dari jasa layanan Go-Food. Sisanya diperoleh dari layanan Go-Ride (transportasi roda dua). Nah, penghasilannya itu dialokasikan untuk mencicil KPR di BTN. ”Rumah itu kebutuhan utama. Kita bisa tenang kalau sudah punya rumah,” ujar Taufik.

Dia sejak April 2017 mengikuti cicilan KPR di BTN. Pada tahap awal, ia mencicil sebesar Rp 42 ribu per hari untuk melunasi uang muka cicilan rumah idamannya. Uang muka itu sudah dilunasi pada Oktober 2017. Saat ini, Taufik sudah masuk pada fase cicilan utang pokok KPR.”Saya tidak membayangkan bisa mencicil rumah,” ucapnya. Cicilan KPR itu untuk melunasi rumah yang berlokasi di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

Untuk sementara, Taufik bersama isteri dan kedua anaknya mengontrak rumah di kawasan Cililitan, Jakarta Timur. “Nanti, saya akan memindahkan isteri dan anak-anak ke rumah Cileungsi itu,” imbuhnya. Saat ini, kedua anaknya bersekolah di SD negeri di Jakarta. Taufik merupakan salah satu dari ratusan mitra driver Go-Jek yang mengikuti program Swadaya, khususnya cicilan KPR. Sebanyak 400 mitra driver Go-Jek pada Juli 2018 mewujudkan mimpi memiliki rumah sendiri seperti Taufik itu.

Pengemudi ojek lainnya, Nilawati (46 tahun), turut menggunakan program Swadaya dengan mencicil KPR di BTN. Mantan sekretaris di perusahaan swasta itu bahkan mampu mengubah pola hidup konsumtif menjadi rajin investasi dan berdonasi. ”Cicilan uang muka KPR saya itu Rp 48 ribu per hari yang dipotong otomatis dari saldo saya di akun Go-Jek. Dalam sebulan, cicilan KPR saya ini sekitar Rp 1,5 juta lah,” ucap Nilawati yang saat ini masih mengontrak kos-kosan di kawasan Kelapa Gading, Jakarta ini.

Dia mengalokasikan dana untuk cicilan KPR itu sekitar 35% dari total pendapatan bulanan. Mayoritas atau sebesar 60% digunakan untuk biaya operasional terutama kebutuhan harian. Antara lain untuk biaya bahan bakar, pulsa, makan, sampai sewa kos-kosan. Sedangkan sisa 5% digunakan Nilawati untuk donasi.Dengan strategi keuangan seperti itu, Nilawati memprioritaskan penghasilannya buat investasi dibandingkan berbelanja yang sifatnya konsumtif. “Untuk sekarang, investasi yang sudah pasti ya cicilan KPR itu,” tuturnya.

Program Swadaya

Mereka itu adalah mitra yang mengikuti program Go-Jek Swadaya yang bergulir sejak dua tahun lalu agar terjadi kesejahteraan berkesinambungan.”Sampai saat ini, sudah lebih dari 400 mitra driver telah melakukan serah terima kunci rumah idamannya” ungkap Jaka Wiradisuria, VP Drivers Community Go-Jek, saat diskusi media pada akhir Juli silam.

Kepemilikan rumah merupakan salah satu dari program Go-Jek Swadaya. Jaka mengatakan, program tersebut memang dirancang tepat sasaran yang dapat menjembatani para mitra driver untuk mengakses ragam layanan yang berdampak positif agar mitra driver bisa semakin meningkatkan taraf hidupnya. “Hadirnya kami di 66 kota di Indonesia juga membuka jalan seluas-luasnya pada peningkatan inklusi finansial di kalangan mitra pengemudi,” tambah Jaka.

Khusus untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), Go-Jek bekerjasama dengan institusi perbankan seperti Bank BTN, Bank Permata, dan Bank BNI. Skema cicilan memungkinkan dilakukan secara harian. ”Hanya dengan Rp 48 ribu per hari, para mitra driver dapat memiliki rumah idaman mereka. Para mitra driver dapat dengan mudah memanfaatkan program Go-Jek Swadaya yang ada pada aplikasi driver mereka untuk mengajukan KPR,” tuturnya.

Taufik mengapresiasi program Swadaya yang digagas Go-Jek yang membuka kesempatan seluas-luasnya untuk membeli rumah lantaran menyediakan akses perbankan bagi Taufik yang tergolong berprofesi di sektor informal. “Kesejahteraan saya semakin bertambah baik sejak bergabung sebagai mitra di Go-Jek,” kata Taufik.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved