Technology Trends zkumparan

Tandatangan Digital Mendorong Produktivitas Perusahaan

Tandatangan Digital Mendorong Produktivitas Perusahaan
Penggunaan tanda tangan elektronik (TTE) meningkat selama pandemi (Foto: Hana/Swa)

Penggunaan tanda tangan elektronik (TTE) meningkat selama pandemi. Selain praktis, TTE dianggap lebih aman, hemat, dan legal. Vida, penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSrE) adalah salah satu yang telah memiliki lisensi di bawah Kominfo untuk penerbitan sertifikat eletronik, juga mendukung transisi digital ini. Vida pun terpilih menjadi Adobe Approved Trust List (AATL) dan trust service providers (TSPs) yang berkomitmen menyediakan layanan identitas digital yang mendukung standar open API (Application Program Interface) dari Cloud Signature Consortium. Dengan demikian, Vida mampu menyediakan tanda tangan elektronik yang diakui di lebih dari 40 negara.

“Dengan naiknya tren kerja jarak jauh dan hybrid sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, cara kita dalam melakukan tanda tangan dan memvalidasi dokumen pun ikut berubah. Sebagai Trust Service Provider (TSP) yang diakui di bawah Adobe Approved Trust List (AATL), Vida memungkinkan individu dan pelaku usaha untuk memberikan tanda tangan elektronik yang mengikat secara hukum secara cepat dan aman,” jelas Niki Luhur, Pendiri dan Group CEO Vida.

Co-founder dan CEO Vida Sati Rasuanto mengatakan pihaknya menghadirkan operasional yang unggul di sisi Speed-Scale-Secure dalam lingkungan kerja. Misalnya, pengguna bisa menggunakan TTE tersertifikasi dari Vida dalam perangkat lunak Adobe Acrobat, Acrobat Reader dan Adobe Sign.

“Proses ini pun kian dipersingkat dengan menggunakan produk kolaborasi berbasis cloud milik Microsoft seperti Microsoft Teams. Infrastruktur dan manajemen identitas digital – mulai dari verifikasi, autentikasi, hingga otorisasi – sangat penting dalam meningkatkan keamanan tanda tangan elektronik,” jelasnya.

Riset oleh Adobe menunjukan bahwa saat ini pekerja memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap teknologi dalam membantu untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Riset tersebut menyorot bahwa sepertiga waktu kerja digunakan untuk melakukan pekerjaan yang repetitif seperti pengelolaan dokumen, formulir, kontrak, faktur, dan lain lain. Selain itu, lebih dari 86% pekerja menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang menghambat mereka untuk mengerjakan tugas utama mereka.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Normal 0

false false false

EN-US X-NONE X-NONE

/* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:”Table Normal”; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:””; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:”Calibri”,”sans-serif”; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:”Times New Roman”; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

mereka untuk mengerjakan tugas utama mereka.

Lebih lanjut, 91% dari responden menyatakan bahwa mereka tertarik menggunakan perangkat yang dapat membuat tugas atau proses kerja mereka menjadi lebih efisien, seperti tanda tangan elektronik.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved