Technology

Analisis Big Data untuk UKM, Kenapa Tidak?

Analisis Big Data untuk UKM, Kenapa Tidak?

Solusi big data tak hanya diperuntukan untuk perusahaan besar di sektor telekomunikasi, jasa keuangan, minyak & gas, dan ritel, tapi juga kalangan pengusaha kecil dan menengah. Yang menjadi masalah bukan besarnya dana investasi yang dibutuhkan, tetapi ada-tidaknya keinginan untuk menerapkan teknologi tersebut demi meningkatkan pendapatan perusahaan. Chief Solution Architect Teradata Indonesia, Fajar Muharandy menuturkan UKM sesungguhnya sudah bisa memanfaatkan teknologi big data karena tak sedikit yang sudah memiliki website. Memang dari data, hingga pertengahan tahun 2014, 55% UKM di Indonesia belum punya laman atau situs sendiri.

“Dari web, mereka tentu memiliki data interaksi (dengan nasabahnya). Nah, data interaksi itulah yang kemudian dianalisis. Contoh klasik big data itu adalah ‘klik’ yang terjadi di website. Mereka harus tahu apa yang sering konsumen ‘klik’. Itu yang seharusnya diperhatikan karena akan men-drive konsumen untuk membeli sebuah produk. Misalnya, jual-beli, UKM zaman sekarang pasti sudah banyak yang menjual secara online. Jadi, big data bisa diaplikasikan,” katanya.

(Foto: fiskal.co.id)

(Foto: fiskal.co.id)

Namun, menurut Fajar, belum banyak perusahaan besar maupun UKM yang mengerti dan paham dengan konsep big data. Mereka juga harus terbuka dengan data yang kemudian di-share kepada Teradata Indonesia misalnya. Begitu data selesai dianalisis dan dikembalikan, mereka sadar ada data yang tersembunyi. Nah, data itulah yang kemudian mereka gunakan untuk misalnya memperbaiki program, misalnya di bidang pemasaran. “Misi Teradata setiap datang ke klien atau mengadakan event adalah ingin mengedukasi apa itu big data berikut pentingnya menerapkan solusi tersebut. Menurut kami, persepsi dan pemahaman terhadap big data di pasar itu masih kecil sehingga kemudian banyak yang salah persepsi. Big data itu bukan masalah teknologi, tetapi murni persoalan bisnis,” ujarnya.

Untuk membantu UKM, Pivotal menawarkan platform as a service yang dinamakan Pivotal Web Services yang memungkinkan UKM bahkan individu untuk memanfaatkan teknologi big data dan pengembangan aplikasi di dalam konteks Public Cloud, layanan cloud computing yang disediakan untuk masyarakat umum. “Tentu saja ada biaya yang harus dikeluarkan, namun investasinya akan sangat efisien karena didasarkan pada mekanisme pay per use,” kata Christoper Gunawan, Senior Technology Architect, Pivotal South East Asia.

Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, membangun usaha secara mandiri bagi sebagian penduduk Indonesia usia produktif masih menjadi pilihan nomor dua. Banyak yang lebih memilih dan merasa sangat nyaman menjadi pekerja atau karyawan. Ia mengimbau perbankan, pemerintah, dan akademisi bahu-membahu mendorong tumbuhnya wirausaha muda yang kreatif dan inovatif. Dari data Kementerian Koperasi dan UKM, kini sudah ada 42 juta jumlah UKM di Tanah Air.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved