Technology Trends zkumparan

Teleshop Dorong UMKM Tingkatkan Bisnis Secara Elektronik

Slamet Riyadi CEO PT Tele Utama Nusantara (TUN) sedang menunjukkan cara pengoperasian mesin EDC tipe T5

Potensi UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) Indonesia sangat besar. Ingat ketika 1998, UMKM lah penolong kebangkitan perekonomian kita. Setidaknya 60% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara ini disumbang dari UMKM.

Namun, UMKM juga mendapat tantangan kurangnya akses perbankan dan digitalisasi di era disrupsi digital seperti sekarang ini. Untuk itulah PT Tele Utama Nusantara (TUN) mengambil peran di sini, dengan menggaet UMKM dalam jaringan bisnis digitalnya. TUN merupakan anak usaha dari PT Ti-Phone Mobile Indonesia Tbk yang mengawali bisnis dalam pemasaran voucher elektronik secara nasional sejak 2008. “Saat ini kami memiliki 200 ribu reseller voucher elektronik di seluruh Indonesia. Ini kekuatan kami, yang mayoritas reseller adalah UMKM,” kata Slamet Riyadi, CEO TUN.

Perkembangan digital yang makin pesat mendorong TUN untuk turut berperan di dalamnya. “Melalui akses digital kita bisa mengatasi masalah pembiayaan UMKM juga, selain tentu menangkap peluang bisnis dari sana,” terangnya di Hotel Mercure Sabang (12/03/2018). Ia menyebut saat ini 50% penduduk Indonesia sudah terhubung dengan internet, terutama melalui ponsel pintar. Namun, di sisi lain 60 juta UMKM kita masih rendah akses ke perbankan. Juga pemahamannya tentang perkembangan digital dalam memengaruhi bisnis mereka.

Untuk itulah TUN menyediakan layanan Teleshop, yang bisa membawa UMKM siap beralih rupa menjadi e-UMKM atau UMKM elektronik. Teleshop menawarkan sebuah solusi berbasis teknologi yang diberi nama Sobate. UMKM yang menjadi mitra Teleshop disebut sebagai Sobate-Teleshop. “Kami menyediakan aplikasi yang bisa diunduh di Google Playstore jadi berbasis Android. Juga menyediakan mesin EDC khusus dengan tipe T5 dan Vending Machine tipe T10 untuk dipinjamkan ke mereka,” jelasnya. Sebenarnya Teleshop dengan aplikasi sudah ditawarkan sejak 2017, tapi baru kali ini diperkenalkan lebih luas ke media.

Teleshop merupakan layanan payment point online bank yang memungkinkan UMKM yang menjadi Sobate Teleshop mentransaksikan lebih banyak produk, termasuk produk digital, mengingat fungsi Teleshop yang dapat berupa merchant aggregator. Layanan ini juga menawarkan platform online to offline (O2O) yang membuat 25 ribu Sobate Teleshop saat ini bisa memberikan layanan transaksi digital kepada konsumen.

Sejumlah kebutuhan konsumen dapat dilayani Teleshop, termasuk kebutuhan rutin seperti pembayaran listrik (dan token listrik), PDAM, telepon, leasing, pay-tv, dan lain-lain. Juga, digunakan untuk pembayaran asuransi dan BPJS, pulsa, paket data, voucher game, tiket pesawat, kereta, kapal PELNI, atau kamar hotel. Ke depan, akan dikembangkan ke lebih banyak merchant.

Layanan melalui TeleShop juga dapat dilakukan secara cepat, selama 24 jam dalam 7 hari. Sistem teknologi yang digunakan terbukti aman dan hackproof. Setiap transaksi akan dilindungi dengan sistem keamanan yang mutakhir dan menggunakan password tiga lapis sistem keamanan. Khusus untuk perangkat Teleshop-5, struk pembelian dapat dicetak seketika.

Saat ini terdapat 25 ribu mitra UMKM pengguna Teleshop di Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Ke depan, akan terus memperkuat ekosistem digital dengan menyasar sektor UMKM yang selama ini belum terjamah kalangan perbankan. Mereka adalah para pedagang voucher, minimarket (terutama yang stand alone) warung–warung kecil, rombong/gerobak kaki lima, dan koperasi—termasuk koperasi sekolah.

Dengan modal awal yang relatif cukup kecil, minimal deposit Rp 250 ribu, UMKM mitra Teleshop sudah bisa melayani transaksi. Setiap saat, UMKM mitra TeleShop dapat selalu mengetahui sisa saldo mereka. Pemanfaatan layanan Teleshop diyakini dapat melipatgandakan omset dan laba pelaku UMKM.

Slamet meyakinkan UMKM dapat meraih keuntungan 6-7% dari setiap transaksi. “Mereka hanya memerlukan perangkat handphone Android. Kami bahkan bisa meminjamkan perangkat itu untuk para mitra kami. Operasionalnya sangat mudah. Mereka tinggal mendaftar, kami akan tanamkan aplikasinya, lalu mereka menyetor deposit tertentu,” ujarnya. Ia menyebut pihaknya berinvestasi hingga US$ 300 per unit T5 yang dipinjamkan ke UMKM. “Minimal transaksi mereka Rp 20 juta per bulan untuk bisa dipinjamkan mesin EDC T5 atau vending machince T10,” katanya sambil menyebut saat ini ada 5.000 unit mesin T5 tersedia.

Strategi yang digunakan oleh Ti-Phone dalam memasarkan Teleshop adalah masuk dari remote area, daerah pinggiran, menarik para pelaku UMKM, terutama yang unbankable, menjadi reseller yang terintegrasi dengan TeleShop. “Ke depan Teleshop juga akan menyediakan modal pinjaman peer to peer landing, untuk meningkatkan modal bagi pelaku UKM,” ujar Slamet. Ia menargetkan akhir 2018 akan mencapai 100 ribu Sobate Teleshop di seluruh Indonesia. “Tahun berikutnya jumlahnya akan berlipat ganda,” imbuhnya.

Dikatakan Slamet, transaksi Sobate TeleShop yang tergabung saat ini ada 500 ribu transaksi per hari, dengan total 380 biller yang sudah tergabung. Lima biller tertinggi transaksinya adalah pulsa, PLN, BPJS Kesehatan, Leasing dan PDAM. “Kami memiliki data center untuk me-leverage bisnis mereka,” jelasnya. Jika sudah mencapai 300 ribu Sobate TeleShop, pihaknya akan menggarap juga peer to peer landing dan payment online banking. “Tentu saja kami harus mendapat ijin dari BI dan OJK untuk itu,” jelasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved