Trends zkumparan

Terobosan Iruna di Bisnis e-Logistic

Yan Hendry Jauwena

Yan Hendry Jauwena, CEO PT Jasa Digital Nusantara (Iruna Logistics)

Potensi bisnis logistik di Indonesia tampaknya terus memikat para pemain baru. Menariknya, ada yang memilih masuk lini non-konvensional sebagaimana dilakukan Iruna (PT Jasa Digital Nusantara). Perusahaan ini bermain di bisnis e-logistic.

Didirikan Yan Hendry Jauwena dkk. pada awal 2017, Iruna tak seperti pemain kebanyakan. Ia menyediakan platform teknologi untuk pengguna jasa logistik ataupun pelaku bisnis logistik (pergudangan, transportasi, dll.) yang bermain secara parsial dan belum berbasis digital. Lewat platform ini, berbagai pelaku bisnis bisa berkolaborasi: mulai dari pebisnis bidang pergudangan, logistik, transportasi, pemilik barang, hingga pelaku usaha e-commerce. Buat mereka, Iruna memberikan solusi berupa layanan sistem warehousing yang terintegrasi, pengambilan foto produk, pengemasan produk, serta layanan pengiriman yang terintegrasi dan mudah dilacak.

Dengan model seperti itu, pelanggan Iruna beragam: bisa B2B, B2C, maupun C2C. Bahkan, pemain logistik lama yang belum punya teknologi e-logistic bisa ikut menumpang di atas platform teknologi yang ada. “Kami bermain sebagai penyedia solusi logistik berbasis digital untuk melayani pengusaha e-commerce, local brand, UMKM, dan perusahaan yang butuh solusi e-logistic,” Hendry menjelaskan.

Untuk mendukung penetrasi bisnisnya, Iruna menyiapkan fulfillment center sebagai sistem pergudangan terintegrasi. Saat ini ada di Jakarta dan sembilan lainnya segera menyusul di beberapa kota besar di luar Jawa. “Jangkauannya sengaja kami perluas secara cepat agar bisa membantu pelaku UMKM dan pengusaha e-commerce untuk mengirimkan barangnya di seluruh Indonesia,” kata Hendry.

Terobosan menarik Iruna antara lain bersinergi dengan pemain logistik lama yang belum memiliki basis digital kuat. Salah satunya, pemain besar kargo di Bali yang punya banyak ruang gudang kosong dengan sistem teknologi yang belum online dan terintegrasi end to end. “Mereka langsung gabung (dengan) Iruna. Kami transform dengan menggunakan platform teknologi Iruna sehingga sekarang menjadi pemain logistik yang lebih modern didukung aset-aset yang sudah ada,” ungkap pria yang juga pernah menjadi eksekutif di DHL dan PT Pos Logistics Indonesia itu.

Hendry mengakui, setelah enam bulan berjalan, sambutan pasar memuaskan. Sekarang sudah belasan ribu proyek pengantaran yang dilakukan. “Tiap bulan selalu tumbuh double digit. Kami targetkan pendapatan di 2018 meningkat 18 kali lipat dari 2017,” katanya. Klien Iruna di antaranya pemain e-commerce seperti Blibli, Lazada, Blanja, Akulaku, dan sebentar lagi Tokopedia resmi bergabung. Untuk pelanggan korporat, pelanggannya antara lain Pertamina. “Pelanggan terbanyak memang kalangan UKM,” katanya. Diakuinya, proporsi order dari pelanggan B2C cukup banyak, tetapi dari sisi nilai pendapatan, kontribusi terbesar masih disumbang jasa B2B.

Geliat Iruna jelas sangat menarik. Namun seberapa besar ia kelak, akan bergantung pada tingkat kepuasan pelanggan. Inilah tantangannya. Sementara itu terus ditingkatkan, Iruna kini pastinya berkonsentrasi menyelesaikan sembilan fulfillment center agar bisnisnya kian solid. (*)

Reportase: Sri Niken Handayani


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved