Trends zkumparan

The Fit Company Integrasikan 5 Bisnis di Sektor Wellness

The Fit Company Integrasikan 5 Bisnis di Sektor Wellness
[Kiri-Kanan] Willson Cuaca, Bambang Bukit, Jeff Budiman, Andien Aisyah, Prianka Bukit, Melisa Irene (Dok. SWA)

Indonesia merupakan negara berkembang yang sudah tidak lagi memikirkan persoalan kebutuhan pokok. Fokus masyarakat kini beralih ke pengelolaan kesehatan atau wellness, atau kondisi sehat secara jasmani dan rohani.

Menutur Global Wellness Institute, angka potensi pasar untuk Wellness Economy (healthtech, fit-tech, dan makanan sehat) tahun 2017 di dunia mencapai US$ 4,2 triliun. Ke depan, diprediksikan angka tersebut akan tumbuh 6,4 persen per tahun.

Sementara itu, demografi Indonesia sendiri didominasi oleh masyarakat usia aktif, Millennials. Pendekatan berbeda dibutuhkan dalam mendekati sektor pasar tersebut, salah satunya adalah pendekatan teknologi. Sebuah perusahaan rintisan yang baru saja didanai East Ventures, The Fit Company, melihat kondisi tersebut sebagai peluang untuk membangun platform wellness berbasis teknologi.

The Fit Company menaungi 5 lini perusahaan yang sudah eksis terlebih dahulu, yakni Kredoaum, 20Fit, Fit Lo-Kal, serta Fitmee. Pada tahun 2014, Jeff dengan partnernya, Prianka Bukit dan Bambang Bukit, mendirikan Kredoaum, distributor alat fitness berbasis teknologi dan 20Fit, perusahaan penyedia MicroGym yang kini sudah memiliki 16 studio di Jabodetabek.

Tahun 2017, para founder tersebut melihat peluang dalam sektor yang sama, yakni kuliner. Maka mereka mendirikan Fit Lo-Kal, restoran penyedia makanan sehat dan rendah kalori dan Fitmee, mie instan rendah kalori yang terbuat dari konyaku jelly. Saat ini, Fit Lo-Kal memiliki 3 cabang restoran dan Fitmee tumbuh sebanyak 20 persen setiap bulannya. Tahun 2018, perseroan kembali membangun lini bisnis baru, gym konvensional bertajuk Fitstop.

Jeff Budiman, CEO The Fit Company pada acara peluncuran perusahaan holding tersebut di Jakarta, Selasa (29/1/2019) menyampaikan, “Setelah sekian lama melakukan berbagai inovasi produk dan bisnis, kami sadar telah memiliki hampir seluruh aspek yang membentuk Wellnes economy. Maka, sudah sewajarnya kami menggabungkan semua bisnis tersebut menjadi satu ekosistem utuh.”

The Fit Company memanfaatkan teknologi sebagai enabler yang menghubungkan pengguna ke setiap elemen gaya hidup sehat, serta memberi paduan dan memenuhi kebutuhan mereka akan gaya hidup sehat.

Jeff menggambarkan seorang ibu usia 30 tahun yang sibuk untuk membagi waktu untuk bekerja dan mengurus anak. Aplikasi The Fit Company nantinya dapat membantu Ibu tersebut menjaga kesehatannuya dengan mengatur jadwal training di gym, progress fitness yang terintegrasi di platform, juga pengaturan makanan sehat.

“Menurut kami, di era digital, segala sesuatu makin cepat. Stress level pun semakin tinggi, utamanya di kota besar. Harus ada pengurangan stress agar kerja jauh lebih produktif dan juga mencegah penyakit,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Jeff mengumumkan pendanaan tahap awal (seed funding) yang diterima pihaknya dari East Ventures. Ia berencana menggunakan data tersebut untuk mengintegrasikan kelima lini bisnisnya melalui teknologi.

Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures mengatakan, “Seiring dengan kyatnya infrastruktur di Indonesia untuk layanan on-demand dan online to offline (O2O), hal tersebut bisa meningkatkan pertumbuhan di kategori ini dengan menawarkan produk dan layanan yang holistik, seperti aktivitas latihan, produk FMCG, perangkat kesehatan, dan makanan siap saju dalam satu platform. Kami percaya tim The Fit Company mempunyai visi yang tepat dan kemampuan eksekusi yang kuat untuk membuka potensi wellness economy di Indonesia.”

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved