Marketing Trends zkumparan

The Harvest Express Agresif Buka 13 Toko Baru

The Harvest Express Agresif Buka 13 Toko Baru
Edison Manalu, Presiden Direktur Grup The Harvest (ke-2 dari kiri)

Setelah berhasil menggarap segmen premium dengan brand The Harvest selama 15 tahun, kini Hrup The Harvest (PT Mount Scopus Indonesia/MSI), manajemen ritel toko kue The Harvest, agresif menggarap pasar kelas menengah dengan mengibarkan bendera The Harvest Express. Konsep toko ini dine in, utamanya di kawasan perkantoran, sehingga pembeli tidak disedikan tempat meja kursi untuk makan atau minum. Luas toko juga minimalis sekitar 40-90 meterpersegi.

Edison Manalu, Presiden Direktur Grup The Harvest, menjelaskan, hingga akhir tahun 2019, The Harvest Express akan buka 13 gerai di Jabodetabek. Dua gerai yang sudah dibuka ada di gedung perkantoran BNI 46 Sudirman dan Gedung Bursa Efek Indonesia tower 2. Sisanya akan dibuka di Arcadia, Lavenue Pasar Minggu, Stasiun Gambir Keberangkatan, Stasiun Gambir Kedatangan, Stasiun Kota BNI Sudirman. Dan sebagainya.

“Pembukaan store kedua ini merupakan wujud komitmen The Harvest Express untuk menjangkau lebih banyak pelanggan, khususnya masyarakat modern. Ekspansi The Harvest Express ini tersebar di gedung perkantoran, universitas dan transport hub, seperti stasiun kereta api. Untuk sementara pembukaan toko fokus di Jabodetabek, tahun 2020 nanti, kami akan mulai ekspansi ke kota besar lain di Indonesia, seperti Surabaya,” tukas Edison.

Ada tiga brand toko/restoran yang dikembangkan MSI. Pertama, The Harvest yang tokonya konsep standing alone atau berdiri sendiri alias tidak masuk ke mal atau perkantoran. Produk yang dijual berupa cake, cookies, parsel dan taart untuk special event mislanya ulang tahun, seremonial, perayaan Lebaran dan Natal. Target pasarnya untuk acara kantor, keluarga, event meeting dan lainnya. Harga produk cake dijual Rp32 – 500 ribu, sedangka harga parsel mulai Rp150 ribu sampai Rp2,5 juta.

Kedua, The Harvest Express. Konsepnya dine in atau grab to go concept. Produknya berupa pastry, bread, danish. “Menariknya lagi, kami jual jual minuman kopi beraneka rasa dengan harga Rp12.000 per cup yang bisa dipesan via Gofood atau Grabfood,” ujar Edison serya menambahkan, harga kue di toko ini dibanderol mulai Rp10 ribu hingga Rp22 ribu per potong.

Ketiga, restoran Almond Tree. Konsep resto ini mengombinasikan antara cake, bread, hot meal dan minuman. Menu andalan antara lain iga penyet, steak, dan spaghetti. Desain restonya lebih luas dan nyaman, sehingga cocok untuk mengajak keluarga bersantap atau ramai-ramai dengan teman. Setidaknya satu orang yang makan komplit di sana menghabiskan dana Rp200 ribuan.

Hingga kini, sudah ada 62 jaringan toko The Harvest yang berada di Jabodetabek, Surabaya, Semarang, Bali, Yogyakarta, Medan, Makassar, Manado, dan Palembang, Edison mengaku, sejak pertama didirikan, produk-produk The Harvest telah dipercaya oleh masyarakat Indonesia untuk melengkapi berbagai perayaan spesial. The Harvest Express kini dihadirkan untuk mengakomodasi lebih banyak perayaan bagi konsumennya.

“Tak hanya untuk acara istimewa, tapi juga untuk menciptakan momen spesial dalam keseharian, seperti sarapan atau coffee break di tengah aktivitas yang padat. Mengusung konsep grab-to-go, The Harvest Express mengutamakan kemudahan bagi konsumennya. Di sini menu kreasi The Harvest hadir dalam varian yang lebih beragam. Pilihan produk pastry, bakery, dan kopi disajikan dalam bentuk dan kemasan yang lebih praktis setiap harinya, tentu saja tanpa mengurangi kualitas premium yang sudah menjadi salah satu karakteristik utama The Harvest,” ungkap dia.

Sedangkan Evaliny, CFO Hrup The Harvest, menambahkan, salah satu latar belakang dikembangkannya konsep The Harvest Express adalah ingin membuka lapangan kerja baru lebih cepat. “Satu store The Harvest Express itu membutuhkan sekitar empat hingga lima pegawai. Kalau bisa buka cepat, misalkan 20 toko, berarti sudah bisa menyerap 100-an tenaga kerja. Tinggal tugas kami menentukan strategi pemasaran, salah satunya harga yang terjangkau sehingga produknya bisa dinikmati semua kalangan,” jelasnya.

Ke depan, Edison optimistis bisnis Grup Harvest yang notabene sahamnya dimiliki oleh Falcon dan Mariette Limited ini akan tetap legit selegit cake yang dipasarkan. “Kalau tidak cerah prospeknya, mana mungkin kami ekspansi dengan buka banyak toko. Lagi pula selama manusia masih butuh makan dan minum, bisnis food & beverage akan terus berjalan,” pria berkacamata ini menegaskan.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved