Technology Trends

Tiga Pertimbangan Penting dalam Memodernisasi Sistem Keamanan

Ketika negara-negara di Asia mulai melonggarkan pembatasan sosial dan bisnis kembali beroperasi di tengah pandemi COVID-19, para pelaku industri pun giat menyusun strategi untuk bisa mengembalikan situasi bisnis kembali normal. Kebersihan dan kesehatan kerja adalah prioritas utama semua bisnis saat ini, demi melindungi keselamatan pekerja dan pelanggan.

Lalu, apabila terjadi masalah, apa yang menjadi pertimbangan utama untuk memastikan Safety Instrumented System (SIS) pada fasilitas industri selalu sesuai dengan harapan? Apakah SIS efektif dalam memantau situasi berbahaya pada pabrik dan apakah SIS tersebut mampu mengambil tindakan cepat apabila terjadi situasi yang membahayakan?

Friedhelm Best, Vice President Asia Pasifik Hima, perusahaan penyedia solusi otomasi cerdas, menjelaskan, IEC 61511 edisi ke-2 mengharuskan diadakannya penilaian risiko keselamatan dan keamanan secara berkala, memantau agar para staf memenuhi syarat untuk bekerja di pabrik, lalu harus ada juga penilaian rutin yang wajib untuk memperbaharui kualifikasi dan keamanan siber, supaya dapat mengidentifikasi kerentanan keamanan pabrik. Hal tersebut akan mampu mengungkapkan kekurangan pada sistem, sehingga akhirnya bisa mengetahui di mana modernisasi itu dapat diterapkan.

Saat merencanakan modernisasi atau modifikasi SIS, maka pertama, perusahaan harus memastikan bahwa perangkat keras atau perangkat lunak yang ada mematuhi standar yang berlaku. Jika diketahui ada kejanggalan, namun sistem tetap dipasang, izin operasi pabrik dapat terpengaruh, dan hukuman pun dapat dikenakan.

Ketika ada teknologi baru, seperti sistem keamanan terprogram, diperkenalkan, risiko baru mungkin akan bermunculan. Untuk itu, penting sekali disini untuk memastikan apakah tingkat risiko tersebut berubah karena pergantian sistem yang baru.

Agar perusahaan dapat membuktikan bahwa SIS sudah sesuai dengan IEC 61511, melalui instalasi dan pengoperasiannya, semua dokumen keselamatan dan pemeliharaan yang dibutuhkan akan disediakan oleh operator instalasi. Ini termasuk alat untuk mencatat data dan mendokumentasikan proses kerjanya.

“Kami merekomendasikan penggunaan sistem bersertifikasi SIL 3 untuk mengganti dan menerapkan prosedur sistem sesuai dengan IEC 61511. Ini memastikan agar spesifikasinya sesuai sebagaimana mestinya, dan pengujian peralatan yang diganti dapat dilakukan secara langsung,” ujarnya.

Kedua, hindari down time yang lama. Pada modernisasi apa pun, downtime (penghentian tiba-tiba alat produksi karena kerusakan atau maintenance) akan selalu muncul. Dalam industri berskala besar, ditambah semakin maju teknologinya, semakin lama juga downtimenya. Kami menyarankan untuk selalu punya rencana jangka panjang, menggunakan alat tambahan yang kompatibel, dan menyiapkan downtime secara berhati-hati.

Untuk meminimalisasi downtime, operator harus memastikan bahwa teknologinya sudah ter-update dengan versi yang paling mutakhir, karena versi yang baru selalu mencakup perbaikan pada bug (error pada sistem) dan peningkatan pada sistem keamanan pun yang sudah diperkuat.

Ketiga, dapatkan tenaga ahli yang tepat. Modernisasi membutuhkan para ahli. Menemukan ahli yang dapat membantu proses transisi yang lancar dan kompatibel dapat membantu meminimalisirkan munculnya downtime. Ada beberapa teknologi yang bisa memberikan solusi dari masalah dan pemasangan secara online, hal tersebut bisa mengurangi downtime yang banyak.

Selama bertahun-tahun, sektor industri lain sudah mengubah sistemnya. Pandemi COVID-19 sebenarnya hanya menjadi faktor perangsang akan terjadinya perubahan tersebut . “Ingatlah selalu bahwa relevansi adalah raja dalam industri apapun. Mengikuti semua standar yang baru akan menempatkan pada posisi yang baik untuk proses modernisasi apa pun. Simpan dan kumpulkan semua dokumen dan data yang berkaitan dengan sistem serta kembangkan strategi jitu dan sesuai untuk mencapai tujuan besar perusahaan,” ungkap dia menyarankan.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved