Trends zkumparan

Menkes Dorong Cakupan Imunisasi pada Anak

Menkes Dorong Cakupan Imunisasi pada Anak
cakupan imunisasi

Data Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan bahwa cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi Covid-19, dari 84,2% pada 2020 menjadi 79,6% pada tahun 2021. Penurunan cakupan imunisasi rutin ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk gangguan rantai pasokan, aturan pembatasan kegiatan, dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan yang menyebabkan penghentian sebagian layanan vaksinasi pada puncak pandemi Covid-19.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, sejak pandemi Covid-19 terdapat 1,7 juta bayi yang belum mendapatkan imunisasi dasar rutin maupun lanjutan. Dari jumlah tersebut paling banyak di Jawa Barat, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, dan DKI Jakarta.

“Selama periode 2019-2021 terdapat 1,7 juta bayi yang belum mendapatkan imunisasi dasar. Itu bisa dilihat dari peningkatan jumlah kasus penyakit-penyakit yang sebenarnya bisa dicegah melalui imunisasi,” ujarnya dalam acara virtual Bulan Imunisasi Anak, Kamis (12/05/2022).

Dengan penurunan kasus Covid-19, Menteri Budi menyebut pihaknya akan meningkatkan cakupan imunisasi dasar pada anak-anak. “Adanya penurunan jumlah kasus Covid-19 maka kita perlu mengerahkan tenaga dan konsentrasi untuk menggalakkan imunisasi dasar untuk melindungi anak-anak kita dari penyakit. Harapannya saat anak-anak mencapai usia produktif, mereka maksimal bekerja dan menghasilkan untuk diri sendiri serta keluarga,” ucap Menkes Budi.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, pemerintah menargetkan 85% dari 1,7 juta bayi tersebut sudah bisa terlindungi oleh imunisasi dasar pada tahun ini.

“Ideal seharusnya 100% ya, tapi kita targetkan minimal tercapai 85%. Kenapa? karena tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Sebenarnya tidak terlalu susah, asal serius dan dapat dukungan dari pemerintah daerah. Kami sangat yakin target 85% bisa tercapai,” tutur Maxi.

Dia menjelaskan, Bulan Imunisasi Anak Nasional yang pertama akan dimulai pada Mei 2022. Sasaran provinsi untuk campak rubella anak usia 9-15 bulan akan dimasifkan di Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sasaran kedua, yakni Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung. Kemudian seluruh Provinsi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua untuk anak 9 bulan sampai dengan di bawah 12 tahun.

Kemudian untuk tahap 2 dimulai pada Agustus untuk Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa barat, Jawa Tengah, dan Jawa timur untuk anak usia 9 bulan. Sementara untuk Bali dan Yogyakarta tidak melaksanakan karena sudah memenuhi cakupan.

Adapun dikatakan Menkes, program imunisasi anak nasional tahun ini merupakan salah satu bagian dari enam pilar transformasi kesehatan yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu pilar pertama transformasi layanan primer untuk meningkatkan layanan promotif dan preventif, dan pilar keenam yaitu tranformasi teknologi kesehatan yang terdiri dari transformasi teknologi informasi dan bioteknologi.

Upaya yang dilakukan di antaranya mendorong pencatatan data imunisasi anak menggunakan digital. Dengan keterlibatan digital, menurut Budi, bukti imunisasi anak seperti sertifikat akan tersimpan baik. Anak-anak juga dapat mengetahui riwayat imunisasinya. “Anytime setiap saat dibutuhkan oleh yang bersangkutan, 15 tahun lagi atau 20 tahun lagi, dia tetap bisa mengambil datanya yang tersimpan di Kementerian Kesehatan,” jelasnya.

Selain itu Budi mendorong untuk reaktivasi dan redefinisi posyandu. Pasalnya, tercatat hanya ada 10.000-an puskesmas yang memberikan layanan kesehatan kepada 80.000-an desa di 514 kabupaten kota pada 34 provinsi. Padahal jumlah fasilitas kesehatan yang dibutuhkan sekitar 300.000.

Oleh karena itu, ke depan, tugas posyandu tidak hanya berkaitan dengan pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, hingga ibu menyusui, tetapi ikut memberikan pelayanan kesehatan lainnya. “Salah satu programnya adalah imunisasi karena imunisasi nasional yang sukses kalau didukung oleh seluruh kader-kader kita yang ada di posyandu,” tegas Budi.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved