Management Technology Trends zkumparan

Tips Sribu untuk Pemula Berbisnis Online

PT Sribu Digital Kreatif (Sribu), perusahaan startup yang bergerak di bidang penyediaan jasa solusi konten dan pemasaran digital berbasis crowdsourcing, mengajak para pelaku bisnis tidak sekadar mengikuti tren dan tergiur dengan pertumbuhan transaksi online.

Namun yang terpenting adalah memahami bagaimana memanfaatkan kanal online secara efektif melalui strategi pemasaran digital dengan dampak yang terukur.

Pangsa pasar bisnis online di Indonesia memang menggiurkan. Data Hootsuite we are social pada Januari 2019 menunjukkan bahwa setidaknya ada 107 juta orang di Indonesia yang melakukan pembelian barang konsumsi melalui e-commerce dengan total nilai transaksi tahunan sebesar lebih dari US$ 9,5 miliar, atau setara dengan Rp 133 triliun.

Melihat besarnya potensi pasar online, tidak sedikit pelaku bisnis konvensional (offline) yang tertarik untuk memasuki pasar online. Dalam perpindahan tersebut, banyak yang berhasil, namun tidak sedikit juga yang berakhir gagal.

Ryan Gondokusumo, Founder dan CEO Sribu, mengatakan, saat ini Sribu telah membantu lebih dari 30 ribu pelaku bisnis skala kecil hingga besar yang ingin mengembangkan bisnis online. Dan kendala terbesar yang sering terjadi ketika klien datang untuk berkonsultasi mengenai bisnis online adalah kurang matangnya perencanaan manajemen untuk memulai bisnis online dan kesiapan sumber daya manusia untuk menjalankan strategi pemasaran digital yang efektif.

Menurutnya, ada beberapa faktor penting yang perlu dipahami oleh para pelaku bisnis agar dapat sukses merambah bisnis online. Pertama, pebisnis harus lakukan riset pasar terlebih dahulu. Pastikan terlebih dahulu apakah produk atau jasa yang ditawarkan banyak dicari oleh target konsumen Anda melalui kanal online, apakah persaingan dengan kompetitor sejenis cukup banyak dan bagaimana peluang Anda untuk memenangkan kompetisi di kanal online. Pemahaman akan ketiga hal ini penting untuk dimengerti supaya strategi pemasaran digital dapat dilakukan dengan tepat.

Kedua, edukasi pasar penting untuk dilakukan. Menurut data yang dikutip dari Indonesian E-Commerce Association (idEA), meskipun tingkat penetrasi belanja online terus menerus meningkat, namun saat ini jumlah pengguna belanja online baru sekitar 11-12 persen dari jumlah populasi penduduk Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kepercayaan konsumen terhadap platform belanja online. Oleh karena itu pebisnis perlu menginvestasikan waktu dan biaya untuk melakukan edukasi pasar mengenai cara bertransaksi yang aman dan memilih platform belanja online yang terpercaya.

Ketiga, tidak masalah memulai kecil, dan terus berinovasi. Salah satu kesalahan yang paling sering dilakukan oleh pebisnis ketika mulai merambah ke bisnis online adalah melakukan investasi besar-besaran dalam mengembangkan situs web /platform belanja online tanpa memiliki target bisnis yang jelas dan terukur.

Sebaiknya, pelaku bisnis berinvestasi sesuai dengan fase bisnis yang dimiliki. Mulailah dengan situs web yang sederhana dan terjangkau untuk menguji pasar. Setelah terjadi transaksi dan terus bertambah, maka dapat mulai mempertimbangkan untuk berinvestasi lebih. Start small and evolve along the way. Namun tentunya seperti semua perusahaan lainnya, budaya kerja yang baik perlu dimiliki supaya perusahaan dapat bertumbuh dengan baik.

Keempat, pebisnis perlu kenali kanal pemasaran digital yang ada dan tentukan yang sesuai dengan produk/jasa. Ada beberapa kanal beriklan online yang populer seperti Google, YouTube, Facebook dan Instagram di samping memasang iklan pada situs web lain.

Pemilihan kanal seharusnya disesuaikan dengan jenis produk yang dijual dan posisi produk di pasar pada saat ini. Beberapa contoh cara memilih kanal pemasaran yang baik misalnya: Google Ads tepat digunakan untuk menyasar para pembeli yang sudah mengetahui jenis barang yang mereka cari, seperti jasa, properti dan paket liburan. YouTube Ads tepat digunakan untuk menyasar kepada suatu permasalahan tertentu yang hendak dijawab oleh produk yang akan ditawarkan, sedangkan Facebook dan Instagram Ads tepat digunakan untuk menyasar pembeli potensial barang-barang yang bersifat menarik perhatian secara visual, misalkan pakaian, sepatu, dan makanan.

Kelima, tracking dan monitoring. Tracking dan monitoring strategi pemasaran digital sangat penting untuk memastikan bahwa upaya pemasaran digital yang sudah dilakukan tepat sasaran. Berbeda dengan pemasaran konvensional yang cenderung sulit diukur secara langsung dampaknya terhadap penjualan, dengan pemasaran digital, upaya yang dilakukan dapat ditelusuri hasilnya, sehingga pelaku bisnis dapat menentukan langkah selanjutnya dan mengalokasikan anggaran pemasaran dengan tepat sasaran.

Keenam, memilih partner pemasaran digital yang tepat. Pemilihan partner yang tepat sangat krusial bagi keberhasilan upaya pemasaran digital. Pemasaran digital termasuk ranah yang baru di Indonesia. Kendatipun populer, tidak banyak orang yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk menyusun dan melaksanakan strategi konten dan pemasaran digital dengan baik.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved