Trends

Trans Sumatera Dorong Naiknya Kebutuhan Listrik

Trans Sumatera Dorong Naiknya Kebutuhan Listrik
Gerbang Tol Kayu Agung di Ruas Tol pematang Panggang-Kayu Agung(Kristianto Purnomo/Kompas.com)
Gerbang Tol Kayu Agung di Ruas Tol pematang Panggang-Kayu Agung(Kristianto Purnomo/Kompas.com)

Wakil Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menyebut, banyak sekali daerah di luar Pulau Jawa yang memiliki kekayaan alam. Bahkan, kata dia kekayaan alam di Sumatera 10 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan yang ada di Pulau Jawa.

Namun, kekayaan alam tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan baik karena lokasinya yang terisolasi dan tidak ada akses menuju ke sana. Hal ini pun mendorong Presiden Joko Widodo untuk membangun jalur Trans Sumatera agar membuka daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi menjadi daerah yang produktif.

Ia mengungkapkan, produktifitas itu terbukti, sejak jalur Trans Sumatera beroperasi, kebutuhan listrik tertinggi berada di Provinsi Lampung. “Saya sebagai Wadirut PLN kaget sekali bahwa pertumbuhan kebutuhan listrik yang tertinggi ada di Provinsi Lampung. Saya lihat lagi ternyata di mana, itu di exit tolnya . Artinya daerah-daerah yang tadinya lahan tidur, yang tidak bisa dimanfaatkan, dengan adanya konektivitas ini dari Bakauheuni ke Kayu Agung, kemudian sampai ke Palembang, sampai ke Medan, ke Aceh, itu banyak sekali investasi-investasi baru,” ujarnya.

Ia menuturkan, banyak titik-titik pertumbuhan ekonomi baru yang terjadi dengan adanya pembangunan infrastruktur seperti Trans Sumatera. Ia menilai, pembangunan ini bukan hanya untuk jangka pendek, tetapi juga jangka panjang.

“Artinya apa? Bahwa di sini Presiden punya visi, yaitu bangsa ini bukan lagi hanya sebagai ekonomi yang berbasis pada konsumsi, tapi juga menekankan ekonomi yang berbasis pada produktifitas,” tutur dia.

Darmawan menjelaskan, konektivitas antar daerah menjadi salah satu poin penting dalam membuka berbagai titik pertumbuhan ekonomi baru. Ia mencontohkan, bila dahulu perjalanan darat dari Jakarta menuju Semarang bisa ditempuh hingga 14 jam, setelah ada Trans Jawa hanya membutuhkan waktu selama lima jam.

“Artinya kita melihat bahwa biaya logistik menurun, kemudian pergerakan ekonomi juga semakin meningkat dan memang ini adalah tujuannya bukanlah pembangunan infrastruktur, tetapi bagaimana dengan adanya suatu infrastruktur, akses terhadap pendidikan, akses terhadap energi yang lebih murah lagi, disini ada BBM satu harga dan lain-lain, itu membuat pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih mendalam lagi,” ungkapnya.

Sumber: Republika.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved