Management Trends

Transformasi Human Capital Indonesia

Transformasi Human Capital Indonesia
Saat membukaThe 3rd Indonesia Human Capital Summit (IHCS) 2021 di Jakarta, Menteri BUMN Erick Thohir, menyatakan Kementerian BUMN mendukung realisasi transformasi human capital

Pandemi Covid-19 memunculkan tantangan besar bagi para profesional human capital management di seluruh dunia. Mereka dituntut untuk mencari cara baru dalam mengelola human capital yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Krisis akibat pandemi Covid-19 belum pernah terjadi sehingga masih sangat sedikit referensi yang sudah teruji (valid) mengenai bagaimana mengelola human capital saat ini dan di masa depan.

Pada saat membuka acara The 3rd Indonesia Human Capital Summit (IHCS) 2021, yang digelar pada 16 – 17 November 2021 di Jakarta, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, menyatakan Kementerian BUMN mendukung realisasi transformasi human capital mengingat Indonesia sedang memasuki momentum bonus demografi. Menurutnya bonus demografi akan terjadi luar biasa di Indonesia. Pada tahun 2020 – 2030 usia angkatan kerja di Indonesia akan mencapai 70% dari total populasi.

“Kepemimpinan adalah tentang memastikan terjadinya kontinuitas dengan melanjutkan program-program kerja yang baik dari pemimpin sebelumnya. Kepemimpinan muda menjadi fondasi yang harus didorong, dan kita punya tanggung jawab moral agar mentorship tetap terjadi. Transformasi human capital menjadi hal yang penting dan Kementerian BUMN memberi Forum Human Capital Indonesia (FHCI) untuk ambil bagian dari transformasi ini melalui berbagai program up-skilling dan re-skilling,” ujarnya.

Pengembangan human capital dan inovasi model bisnis menjadi prioritas utama Kementerian BUMN untuk menjawab tantangan masa depan. Hal ini dilakukan untuk menghadapi disrupsi digital yang terjadi saat ini. Menurutnya disrupsi digital akan mengubah tren pekerjaan. “Saya challenge FHCI untuk membuat peta jalan terkait pekerjaan-pekerjaan mana yang ada di perusahaan BUMN yang ke depannya akan hilang. Mudah-mudahan kita bisa memberikan sumbangsih kepada negara. Kalau kita bisa memetakan hal tersebut, ini akan sangat membantu reshaping kita sebagai korporasi dan sebagai negara,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa disrupsi juga membawa hal positif. Ada pekerjaan yang berubah atau hilang, tetapi juga ada banyak pekerjaan-pekerjaan baru. Ia mendorong direksi BUMN untuk memastikan program kerja dan bisnis BUMN terus berjalan.

Ia juga menegaskan Kementerian BUMN memberi perhatian besar terhadap kepemimpinan perempuan. “Kesetaraan gender adalah bagian dari check and balance di lingkungan BUMN. Kekuatan leader perempuan adalah empati dan soal grooming leadership, perempuan lebih baik,” ujarnya. Erick menekankan pentingnya kolaborasi karena leadership tidak bisa berjalan sendiri dan membutuhkan tim yang baik. Kolaboratif dan adaptif adalah dua unsur sangat penting saat ini dari core values BUMN AKHLAK yaitu Adaptif, Kolaboratif, Harmonis, Loyal, Amanah, dan Kompeten.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum FHCI Alexandra Askandar, mengatakan gelaran IHCS 2021 adalah salah satu bentuk kontribusi FHCI dalam upaya pengembangan human capital Indonesia. “IHCS adalah agenda rutin dua tahunan yang selalu dinanti dan ditunggu-tunggu oleh dunia HC di Indonesia. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata FHCI sebagai mitra strategis pemerintah untuk membangun SDM Indonesia yang unggul. FHCI memiliki peran strategis dalam menjembatani profesional HCM di kalangan BUMN dan swasta dengan akademisi dan Kementerian BUMN,” ujar Alexandra.

Ia mengatakan tema IHCS tahun ini diselaraskan dengan era pandemi dan paska pandemi yang telah mengubah total manajemen human capital di dunia. “Rethink, Reinvest, Reinvent merupakan cara untuk menjawab tantangan akibat pandemi Covid-19. Diperlukan cara dan metode baru pengembangan HCM yang sebelumnya tidak atau belum pernah dilakukan, termasuk akselerasi tranformasi teknologi digital untuk mendukung transformasi human capital Indonesia,” tegasnya.

Bonus Demografi

Indonesia diperkirakan akan menikmati bonus demografi pada 2030 – 2040 mendatang di mana 64% jumlah penduduk didominasi oleh usia produktif. Agar bisa menikmati bonus tersebut, Indonesia perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari sisi pendidikan, keterampilan, kesiapan menghadapi persaingan, dan lain-lain. Ini menjadi salah satu alasan penyelenggaraan IHCS 2021 yaitu sebagai upaya peningkatan kualitas human capital di atas sekaligus mendukung Visi Indonesia Maju.

“IHCS merupakan ajang untuk mereview talent-talent untuk bisa bersaing secara global. Kami mendorong para praktisi HCM BUMN dan swasta mempersiapkan organisasi dan talent yang agile untuk menghadapi tantangan bisnis ke depan,” ujar Wakil Menteri II BUMN, Kartiko Wirjoatmodjo di sesi press conference. Ia mengatakan Kementerian BUMN berkomitmen untuk membangun SDM yang adaptif dan ia berharap kegiatan IHCS bisa membantu mentransform human capital ke depan.

Salah satu hal unik dari IHCS 2021 adalah kehadiran dua sayap FHCI yaitu Srikandi BUMN dan BUMN Muda yang akan menyampaikan paparan inspiratif pada hari kedua mengenai Women and Youth Leadership. Hal ini sangat esensial mempertimbangkan riset-riset yang membuktikan bahwa diversity dalam kepemimpinan memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Secara keseluruhan, Alexandra berharap insights yang diperoleh pada sesi IHCS 2021 dapat menjadi langkah awal dari diskusi mendalam di organisasi para peserta untuk mendukung Transformasi HC dan perubahan way of working paska pandemi di masing-masing organisasi. Ia juga berharap, sesi dua hari IHCS 2021 dapat memberikan ide gagasan baik bagi penyusun kebijakan, praktisi HC, maupun perguruan tinggi yang berperan dalam pendidikan SDM untuk mendorong pengembangan talenta Indonesia yang unggul dan berdaya saing global.

“Kami bertekad untuk tetap menjadikan Indonesia Human Capital Summit sebagai agenda rutin dua tahunan dari FHCI. Kami sangat bersemangat menjadikan IHCS sebagai barometer terdepan dan referensi utama serta benchmark bagi pengembangan dunia Human Capital Indonesia,” tukas Alexandra.

FHCI adalah wadah bagi para penggiat Human Capital di lingkungan BUMN untuk saling berinteraksi, melakukan pembelajaran dan bersinergi untuk kemajuan pengelolaan Human Capital di Indonesia. FHCI diinisiasi oleh Kementerian BUMN pada November 2006 dan disahkan melalui Akta Pendirian FHCI pada 8 Juni 2007. Melalui FHCI para anggotanya bersama-sama memberikan pemikiran strategis dalam bentuk saran, kajian, masukan, pendapat serta rekomendasi terkait dengan pengembangan Human Capital Management kepada Kementerian Negara BUMN dan masing-masing BUMN.

Visi FHCI sebagai mitra strategik pemerintah dalam membangun Human Capital Indonesia unggul yang diwujudkan melalui misinya yaitu dengan memajukan dan mengembangkan pengelolaan Human Capital Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing global serta peduli terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan.

Saat ini FHCI memiliki dua sayap yaitu Srikandi BUMN dan BUMN Muda. Srikandi BUMN, yang dibentuk untuk mewadahi kepemimpinan perempuan dan pemberdayaan perempuan. Srikandi BUMN melakukan kajian terhadap kepemimpinan perempuan di BUMN, yang nantinya hasilnya akan menjadi masukan pada Kementerian BUMN, Srikandi BUMN juga mendorong agar perusahaan BUMN dapat memberikan ekosistem yang baik sehingga perempuan dapat bekerja dan berkarir dengan baik.

Sayap lain FHCI adalah BUMN Muda yaitu inisiatif strategis untuk menyatukan dan menguatkan peran talenta muda potensial dari seluruh BUMN sebagai penggerak transformasi BUMN menjadi korporasi profesional berkelas dunia.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved