Management Trends zkumparan

Transformasi Pelindo I untuk Keberlangsungan Bisnis

Pelindo I, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa kepelabuhan ini berhasil melakukan perubahan. Transformasi besar dilakukannya lewat manajemen SDM mereka sendiri sekaligus menjadi faktor kunci penggerak bisnis perusahaan.

Dengan dukungan manajemen dan pola pembinaan SDM yang baik, Pelindo I berhasil mengubah bisnis model dan sistem yang dimilikinya. Mau tak mau perkembangan teknologi juga menuntutnya untuk melakukan perubahan. Menurut Direktur SDM & Umum Pelindo I, M. Hamied Wijaya, agar dapat survive di tengah perkembangan teknologi, bisnis, dan masuknya investasi asing, bisnis pelabuhan harus berubah. Kini Pelindo I tak sekadar menjadi port operator saja, namun juga meyasar peluang bisnis lain, berinovasi, dan menjamin kualitas SDM.

Transformasi SDM dilakukan Pelindo I sejak 2015 dengan menjalankan sistematisasi pengelolaannya. Kaderisasi melalui program Leadership Development Program (LDP) juga dilakukan untuk menciptakan talent. “Hingga saat ini sudah ada 5 angkatan LDP dan LDP Madya dalam proses Management Trainee (MT). Penerapan manajemen kinerja elektronik melalui sistem sebagai KPI karyawan berhasil mendorong kinerja karyawan lebih baik. Melalui cara ini gaji yang didapat kepada para pegawai akan mengikuti hasil kinerjanya berdasarkan penilaian di sistem,” ujar Hamied.

Transformasi pada Pelindo I diakuinya cukup sulit. Pasalnya, politik kantor yang dulunya telah menjadi budaya sangat kental terasa. Melalui sistem yang baru, penilaian pegawai akan berjalan lebih efektif dan fair. Sejak 2015, Pelindo I menyusun training needs analysis untuk memenuhi dan mengisi kebutuhan leader-nya. Menurutnya, Pelindo 1 menggunakan cara dengan menempatkan talent-nya pada posisi tertentu dan dilakukan training. Cara ini dilakukan untuk mengejar transformasi bisnis. Training yang di dapat bisa dalam bentuk magang, pendidikan ke luar negeri atau dalam negeri.

Terobosan baru di perusahaan diciptakan melalui inisiatif karyawannya saat ingin promosi ke level yang lebih tinggi. Cara ini yang berhasil menstimulus karyawan untuk lebih aktif bagi kemajuan bisnis perusahaan, sekaligus menciptakan talent yang baik. “Memang banyak perlawanan dengan penerapan cara ini, namun lambat laut dapat berjalan baik,” ungkapnya. Lebih lanjut, Hamied menjelaskan bahwa kini kaitan antara SDM dan bisnis sangatlah besar. Manajemen SDM sebagai supporting business sangat menentukan ujung tombak keberhasilan suatu perusahaan, dan itu terbukti di Pelindo I.

Pasca mengadakan transformasinya sejak tahun 2014, Pelindo I berhasil meningkatkan employee engagement mereka dari skor 3,4 (2014) menjadi 4,05 (2015). Hasil ini tak lepas dari perubahan sistem manajemen yang dilakukannya. Pelindo I pada 2016 berhasil mencatatkan labanya sekitar Rp700 miliar dan di tahun 2017 menargetkan Rp800 miliar. “Harapannya jika tak ada perubahan kebijakan dan gejolak, Pelindo I ingin dapat mencapai laba Rp1 triliun. Banyaknya perubahan kebijakan bisnis seperti saat ini harus diantisipasi dengan perkembangan SDM yang siap dengan perubahan bisnis,” ungkap Hamied.

Reportase: Herning Banirestu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved