Business Research Trends zkumparan

Travelport Paparkan Survei Kecenderungan Wisatawan Indonesia Terkini

Travelport Mengumumkan Global Digital Traveler Survey 2019 di Jakarta

Travelport – perusahaan yang melayani industri travel – dan Galileo Indonesia – distributor Travelport di Indonesia – memaparkan Global Digital Traveler Survey (GDTR) 2019. Riset yang dilaksanakan secara online lewat Toluna Research pada Agustus 2019 ini meliputi 20 negara dan menyurvei orang-orang yang telah melakukan setidaknya dua penerbangan pulang-pergi selama setahun terakhir. Total responden berjumlah 23.000 orang.

Hasi temuannya antara lain bahwa wisatawan di Indonesia lebih mencari nilai lebih ketika memesan tiket pesawat ketimbang sekadar mencari harga termurah, juga cenderung mengutamakan pengalaman digital yang baik ketika berwisata; dibandingkan rata-rata wisatawan global.

Hampir 9 dari 10 wisatawan di Indonesia (88%) menganggap bahwa nilai tambah adalah prioritas utama dalam memilih maskapai penerbangan. Konsisten dengan temuan tersebut, hanya 6% yang melakukan pemesanan tiket berdasarkan pertimbangan biaya semata-mata. Berbeda secara signifikan dibanding persentase rata-rata global sebesar 18%. Tren ini terlihat di semua kelompok umur.

Gary Harford, Direktur Regional Wilayah Operator APAC Travelport, mengatakan para wisatawan ingin mempersonalisasi penerbangan mereka dengan pesanan layanan tambahan/add-ons (seperti ruang kaki yang lebih luas atau makanan ekstra). Menariknya, wisatawan di Indonesia tergolong paling rela memberikan lebih banyak informasi pribadi kepada pihak maskapai penerbangan asalkan mereka bisa mendapatkan penawaran khusus (24%, dibandingkan persentase rata-rata secara global sebesar 17%).

Kemudian hampir sembilan dari sepuluh (86%) wisatawan di Indonesia menganggap pengalaman digital yang baik (seperti check-in dan mengakses informasi gate secara online) adalah hal yang penting dalam memilih maskapai – tertinggi di dunia (persentase rata-rata secara global adalah 71%).

“Para wisatawan mengharapkan pengalaman sederhana dan menyenangkan dari penyedia jasa pariwisata sebagaimana yang mereka dapatkan dari penyedia jasa di bidang lainnya. Riset kami menunjukkan bahwa teknologi berperan penting dalam hal ini, baik dalam memberikan layanan penawaran terpersonalisasi yang diharapkan oleh wisatawan di Indonesia, atau membantu mereka mencari nilai terbaik,” ujar Gary.

Ia menambahkan, mereka juga tergolong yang paling mungkin untuk merasa frustrasi karena tidak bisa mengakses informasi pemesanan mereka lewat perangkat seperti smartphone atau smartwatch. Meningkat 9% pada 2018 dibanding wisatawan lainnya di dunia (67%, dibandingkan persentase rata-rata secara global sebesar 45%). Rasa frustrasi ini khususnya dirasakan oleh wisatawan Gen X (73%) dan Gen Y (67%).

Wisatawan di Indonesia juga memberi masukan mengenai beberapa bagian dari pengalamannya memesan sebuah perjalanan yang dirasa masih perlu ditingkatkan. Ketika berbelanja online, 59% dari wisatawan di Indonesia merasa sangat frustrasi (meningkat 21% dari 2018) dalam mencari perusahaan terpercaya. Kemudian ketika berusaha mempersonalisasi pengalaman mereka, kian banyak wisatawan yang merasa frustrasi karena tidak dapat memahami apa saja yang termasuk dalam penawaran standar (61%, meningkat tajam sebesar 40% dibanding 2018).

Meskipun para wisatawan tertarik menggunakan teknologi mutakhir untuk meningkatkan pengalaman pemesanan perjalanan mereka, respons terhadap survei tahun ini menunjukkan bahwa teknologi tidak selalu menjadi jawaban. Setengah wisatawan di Indonesia (52%) dan dua per lima bagian (42%) wisatawan global menganggap bahwa tidak dapat berbicara kepada sesama dapat menyebabkan mereka menjadi frustrasi, meningkat dari 38% pada 2018.

Raymond Setokusumo, Presiden Direktur Galileo Indonesia Perdana, operator Travelport di Indonesia, menambahkan bahwa memahami ekspektasi konsumen Indonesia yang terus mengalami perubahan merupakan kunci untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. “Wisatawan di sini jelas rela berkorban guna mencari nilai terbaik bagi rencana perjalanan mereka, dan penyedia jasa pariwisata yang cerdas perlu memikirkan cara menyediakan hal tersebut,” ujar Raymond.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved