Trends

Trend Dual-screen Masih Terus Berlangsung, Jangan Terlalu Fokus di Online

Trend Dual-screen Masih Terus Berlangsung, Jangan Terlalu Fokus di Online

Meski penetrasi Internet kini berada di posisi ketiga (44%), penetrasi Televisi masih memimpin (96%) disusul Media Luar Ruang (53%), Radio (37%), Koran (7%), lalu Tabloid dan Majalah (3%). Hasil survei Nielsen Consumer Media View di 11 kota di Indonesia ini mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia semakin gemar mengonsumsi berbagai konten melalui media digital.

Survei bertajuk “Nielsen Cross-Platform 2017” ini menunjukkan peningkatan konsumsi internet olehnetizen di hampir semua tempat seperti Kendaraan Umum (53%), Kafe atau Restoran (51%), bahkan di acara konser (24%). Peningkatan juga terjadi untuk konsumsi internet dari rumah dan tempat bekerja. “Konsumsi internet di luar rumah bisa jadi disebabkan karena semakin banyak orang yang memiliki akses melalui smartphone (94%).” Sementara itu, laptop dan desktop PC merupakan perangkat kedua dan ketiga terbanyak yang digunakan orang untuk mengakses internet, masing-masing 74% dan 59%. Sedangkan penggunaan Tablet (15%) angkanya terus menurun, ungkap Hellen Katherina, Direktur Eksekutif Nielsen Media.

Meningkatnya konsumsi media digital ternyata memunculkan tren dual screen yaitu konsumen yang menonton televisi dan menggunakan internet dalam waktu yang bersamaan. Perilaku dual-screen ini rutin dilakukan setiap hari dan meningkat di seluruh kelompok usia. Bahkan di kelompok usia 50 tahun ke atas, mereka yang melakukan dual-screen setiap hari pun meningkat dari 7% pada 2015 menjadi 48% pada 2017.

Konten Video Digital Dikonsumsi Setiap Hari

Dari survei ini juga diperoleh temuan bahwa video adalah konten yang dikonsumsi setiap hari lewat seluruh platform media. Untuk mengaksesnya, TV terrestrial dan TV kabel masih menjadi pilihan utama dengan perolehan 77%, namun akses konten video melalui platform digital juga cukup tinggi seperti misalnya situs streaming seperti Youtube, Vimeo, dan lain-lain (51%), portal TV online (44%), TV internet berlangganan seperti Netflix, Iflix, Hooq, dan lainnya (28%).

Dibandingkan pada 2015, frekuensi menonton konten video melalui internet juga menunjukkan peningkatan di semua kelompok usia. YouTube masih menjadi platform online video yang paling banyak diakses. Di samping itu konsumen juga banyak menonton konten video melalui situs Detik (29%), dan CNN Indonesia (27%).

Infrastruktur merupakan faktor penting dalam kemampuan konsumen untuk menonton secara online. Akses Internet yang lamban menjadi alasan utama para konsumen (27%) untuk tidak menonton secara online. Alasan lainnya yang ditemukan adalah kesulitan dalam penggunaannya (8%), dan juga masih banyaknya konsumen yang lebih menyukai televisi traditional (24%).

Hal ini membantah anggapan yang banyak beredar bahwa penonton TV tradisional sepenuhnya berpindah ke platform digital. Karena berdasarkan temuan ini, bahkan di kalangan pengguna internet pun, masih cukup banyak yang lebih memilih untuk menonton TV tradisional dibandingkan mengakses konten video secara online.

“Untuk itu, pengiklan jangan terburu-buru memindahkan bujet iklannya ke online, karena kenyataannya konsumsi televisi masih tetap lebih tinggi. Termasuk konsumen yang dual screen.Kami menyarankan, pemilik merek tidak beriklan hanya di satu platform karena sekarang dan ke depan tren-nya lebih ke dual screen. Konten iklannya juga jangan sampai sama persis, harus ada modifikasi ketika kita berbicara iklan digital. Karena beda layar device beda juga experience-nya.Device sangat mempengaruhi experience orang menonton,” ujar Hellen.

Iklan Online Efektif Mempersuasi Konsumen

Nielsen Cross Platform Report 2017 ini juga menunjukkan lebih dari 60% konsumen di kelompok usia 21-49 tahun seringkali melakukan pencarian lebih lanjut setelah melihat konten video iklanonline. Setelah itu lebih dari 30% konsumen sering kali melakukan pembelian secara online.

Sebagian konsumen juga mengakui bahwa setelah melihat konten video iklan online biasanya mereka akan melakukan kunjungan ke toko secara langsung. Peluang terjadinya pembelian pun cukup besar pada saat konsumen melakukan kunjungan tersebut, yaitu mencapai hingga 28% di kelompok usia 30-39 tahun.

Survei Consumer Media Veiw adalah survei sindikasi yang dilakukan Nielsen terhadap 17,000 orang usia 10 tahun keatas di Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar dan Banjarmasin. Informasi yang ada di dalamnya termasuk data-data demografi, psikografi, penggunaan media, sampai dengan penggunaan produk.*

http://mix.co.id/marcomm/brand-insight


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved