Management Trends

Upaya Aqua Jaga Produk dari Hulu hingga Hilir

Sebagai perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan Minuman Ringan, Aqua berusaha menjaga kemurnian dan kandungan mineral dalam produknya sejak diambil dari sumber air pegunungan, dikemas, dan didistribusikan ke rumah-rumah.

Azwar Satrya Muhammad, Danone-Aqua Water Resources, Nature & Process Technology Director mengatakan, pemilihan sumber air bagi brand yang didirikan tahun 1973 ini melalui proses dan tahapan seleksi yang ketat, di mana ada 9 kriteria dengan 5 tahapan. Mulai dari memilih sumber air, pemeriksaan dan pembersihan galon, proses pengisian dan pengemasan, penyimpanan, serta pengiriman ke rumah.

Lewat perjalanan virtual ke salah satu pabrik Aqua di Ciherang, Jawa Barat, yang disiarkan langsung di Youtube SehatAqua, memperlihatkan bagaimana perusahaan menjaga sumber air serta ekosistem sekitarnya, melakukan pengemasan tanpa sentuhan tangan manusia, dan memenuhi setiap standar, baik nasional maupun internasional.

“Seluruh produk secara rutin diuji melalui 400 parameter kualitas untuk menjamin pemenuhan standar keamanan pangan yang telah ditetapkan oleh BPOM. Rangkaian proses yang disaksikan selama perjalanan virtual ini telah mengacu pada Standar Kualitas Internasional ISO 9001. Selain itu, fasilitas produksi kami telah tersertifikasi sistem jaminan keamanan pangan internasional Food Safety System Certification (FSSC) 22000,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/08/2020).

Perjalanan virtual tersebut dimulai dengan mengunjungi sumber air yang berada di Ciherang. Untuk menjaga sumber airnya, merek ini telah menanam 2,5 juta pohon di sekitar sumber air dan turut melestarikan 1.500 spesies flora dan fauna. “Kealamian ekosistem sumber air tersebut terlindungi mengalir ke rumah sumber air yang hanya bisa diakses oleh karyawan tertentu,” lanjut Azwar.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, supervisi dilakukan secara ketat dan rutin, menggunakan akses fingerprint entry, valve pre-treatment dilakukan setiap hari untuk menjaga kemurnian air, pengecekan secara rutin terhadap parameter kualitas air, dan pabrik berada di dekat sumber airnya. “Setelah dilakukan tahapan filtrasi dan ultraviolet untuk menghilangkan zat berbahaya, air kemudian langssung dibotolkan,” jelasnya.

Pada tahap selanjutnya, diperlihatkan pula proses seleksi dan pembersihan galon yang kembali ke pabrik setelah digunakan konsumen. Galon-galon tersebut dibersihkan dari kontaminan dengan standar quality control yang ketat sebelum masuk ke proses pengisian.

Proses tersebut di antaranya pengecekan fisik yang terdiri dari cek kontaminasi aroma dan zat berbahaya, leak tester machine untuk pengecekan kebocoran galon menggunakan tekanan udara tinggi, dan apabila ada galon yang tidak memenuhi standar akan didaur ulang.

“Perusahaan juga menggunakan food grade detergent, air bertekanan dan temperatur khusus, serta menggunakan mesin pencuci otomatis sehingga proses pencucian tidak langsung terkena tangan,” katanya.

Dari proses pembersihan, kemasan galon yang sudah masuk ke area pengisian. Pengisian air dilakukan di ruangan khusus (tertutup) dengan akses yang terbatas dan juga tanpa sentuhan tangan, mesin pencuci otomatis dimonitor secara real time, serta menggunakan tutup dengan teknologi double injection yang telah dipatenkan untuk mencegah pemalsuan produk.

“Kami melakukan pengecekan secara berkala untuk semua tipe kemasan. Selain itu, karyawan juga menerapkan personal hygiene dengan menggunakan baju hazmat, sarun tangan, kacamata pengaman, dan ear plug,” terangnya.

Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, Eko Hari Purnomo menilai, teknologi yang digunakan oleh produsen saat ini merupakan hasil inovasi selama bertahun-tahun dengan satu tujuan yang sama, yakni memastikan agar produk yang sampai ke tangan konsumen aman dan bermutu.

“Inovasi pun telah membuat kemasan seperti galon guna ulang ini aman digunakan berkali-kali dan ramah lingkungan karena tidak menambah jumlah sampah,” jelas dia.

Eko menjelaskan, ada beberapa cara untuk mendeteksi bagi konsumen apakah air mineral dalam galon masih baik atau tidak. Pertama, volume air dalam galon. “Karena saya yakin dari produsen sudah memastikan bahwa volumenya sesuai. Kalau kemudian volumenya berkurang, maka itu mengindikasikan satu hal, yaitu bocor. Kalau itu bocor, maka itu tanda paling mudah terlihat bahwa kualitas produk itu harus dipertanyakan,” ujar Eko.

Kedua, air murni itu tak berwarna dan tak tampak kotoran. “Itu pengamatan visual sekali. Saya pikir itu yang paling mudah untuk dilakukan oleh konsumen,” lanjutnya. Hingga kini, air mineral asli Indonesia ini telah memiliki 20 pabrik di seluruh Indonesia dengan tujuh sertifikasi internasional.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved