Marketing Trends

Upaya Hypefest Dorong Merek Lokal Lebih Berdaya

Upaya Hypefest Dorong Merek Lokal Lebih Berdaya

Hypefest yang bertumbuh di masa pandemi Covid-19, sebagai perusahaan rintisan membuktikan untuk menjadi perusahaan yang sehat harus dikelola dengan strategi yang berhati-hati. Seperti kita ketahui, belakangan gelombang PHK besar-besaran melanja perusahaan rintisan. Hypefast yang didirikan oleh Achmad Alkatiri serta Komisaris Utama Gita Wirjawan telah mencapai balik modal setahun setelah berdiri pada 2021.

Sebagai perusahaan rintisan yang fokus di tech-based house of brands tercatat annualized income saat ini mencapai Rp 100 miliar dengan 73% disumbang oleh pertumbuhan organik. Annualized income mengacu pada perkiraan total pendapatan yang dihasilkan selama satu tahun. Ini dihitung menggunakan data parsial, dan oleh karena itu, pendapatan yang dihasilkan mewakili perkiraan jumlah yang akan diperoleh bisnis atau individu dalam satu tahun.

Hal ini diungkapkan oleh Achmad pada peluncuran program Hypelokal: Brand Founders of The Year Award 2022 yang merupakan kolaborasi Hypefest dengan Forbes Indonesia, didukung oleh Habibie Center, Future City Accelerator serta School of Government & Public Policy (14/06/2022).

“Hypefastberkomitmen untuk membantu mendorong kemajuan dan pertumbuhan merek lokal di Indonesia. Sejak 2020, Hypefast tidak hanya menyalurkan investasi sebesar lebih dari Rp 300 miliar, tetapi juga menyediakan tim ahli, ekosistem retail yang terintegrasi serta berbagai inisiatif lainnya, untuk membantu merek lokal naik tingkat ke level selanjutnya,” jelas Achmad.

Saat ini ada 25 merek yang sekarang dibantu untuk bisa naik kelas. Tahun 2022 Achmad menargetkan 4-5 merek lagi bisa masuk dalam binaannya. “Kami bukan sekadar mengumpulkan merek lokal, tapi membantu mereka mengembangkan mereka agar bisa bertumbuh baik secara bisnis maupun cakupan pasae,” jelasnya. Dia ingin merek-merek yang berada di bawah Hypefest bisa bersaing di pasar global.

“Kami ingin menjadi real partner bagi merek lokal. Kami bukan saja membina tapi membersamai merek-merek tersebut, melihat area-area mana yang perlu ditingkatkan sambil terus mendorong efisiensi dalam perusahaan,” tambah Achmad.

Pria yang sebelumnya menjabat CMO Lazada ini mengatakan bahwa Hypefest melakukan on boarding process setelah menanamkan investasi di merek-merek tersebut. Maksudnya on boarding process adalah Hypefest menjadi realpartner yang juga ada rasa memiliki merek tersebut. Layaknya pemilik merek, Hypefest mengawal perkembangan setiap merek dalam binaannya.

“Sejak berdiri spirit kami adalah mencatat realprofitability, bukan sekadar scalable. Maka itu sejak setahun berdiri kami sudah profit. Dan dalam kondisi pasar yang kurang stabil kami bisa dibilang masih bisa tidur nyenyak, EBITDA kaki tiap tahun tumbuh dan masih hiring,” tandasnya.

Hypefest bertumbuh juga karena fokus pada kategori merek dan produk yang pertumbuhan di pasarnya bagus yaitu Health&Beauty dan Fashion. Dijelaskan Achmad alasan fokus pada dua kategori tersebut, melihat pengalamannya di Lazada dan Shopee, dua kategori tersebut memiliki ciri demografik yang mirip jadi secara target pasar lebih mudah dikelola. Lalu alasan lain, dengan fokus pada dua kategori tersebut jadi lebih manageble atau mudah dikelola.

“Selain itu kategori fasyen lebih mudah diakusisi customer-nya, lalu health & beauty merupakan kategori dengan margin yang lebih menjanjikan serta perputarannya cepat,” jelasnya.

Nyonya Piyama brand fesyen lokal yang didirikan sejak 2017 oleh Lusy Gunawan dan sang suami merupakan salah satu merek yang ada di bawah binaan Hypefest. Lusy dan suami mengakui bahwa mereknya bertumbuh 10 kali lipat omsetnya sejak dibantu Hypefest setahun ini.

Menurutnya, apa yang dilakukan Hypefest adalah fokus di fondasi perusahaan, misalnya, perusahaannya ditata kembali dalam perhitungan COGS (cost of good sold) atau Harga Pokok Penjualan (HPP). Nyonya Piyama harus siap ketika harus go global kelak secara fondasi sudah kuat.

“Kami berharap bersama Hypefest bisa mewujudkan visi Nyonya Piyama menjadi “supermarketnya” piyama, jadi kalau konsumen mau mendapatkan piyama bentuk apa pun bisa,” terang Lusy. Achmad mengungkapkan potensi besar merek Nyonya Piyama di pasar global karena kualitas produk yang bagus dan desain yang terus baru tiap bulan. Tanpa menyebut angka pasti, Achmat mengungkapkan bahwa omset Nyonya Piyama sudah miliaran per bulan,

Untuk mengapresiasi pemilik merek yang sudah berjuang mengembangkan mereknya diadakan Hypelokal ini. Program ini merupakan penghargaan dan apresiasi untuk pemilik brand lokal di Indonesia atas kontribusi yang diberikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan industri kreatif Tanah Air.

Hypelokal: Brand Founder of the Year 2022 akan memilih 10 pemilik brand lokal yang paling inspiratif setelah melalui berbagai tahap seleksi. Pada tahun ini, para brand founder terbaik berkesempatan mendapatkan sesi development dengan para ahli untuk mengembangkan brand/bisnis mereka hingga bisa bersaing secara global, serta kesempatan mengikuti AsiaBerlin Summit 2022 di Berlin pada September mendatang.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved