Management Trends zkumparan

Upaya Industri Manufaktur Waru Tetap Eksis di Tengah Pandemi

Inovasi tentu menjadi salah satu strategi UMKM untuk memastikan bisnis yang dijalankan dapat bertahan dan tetap eksis di masa pandemi ini. Ada yang melakukan inovasi dalam produknya, ada pula yang melakukan inovasi dalam proses produksi maupun pemasarannya. Hal itulah yang saat ini tengah dilakukan oleh UMKM Manufaktur binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di Waru Sidoarjo, yaitu PT Borneo Iban Jaya Perkasa dan UD KS Pro.

Inovasi mesin menjadi salah satu fokus Mashudi, Pemilik PT Borneo Iban Jaya Perkasa dalam menjalankan bisnisnya. PT Borneo Iban Jaya Perkasa (Borneo). Borneo merupakan salah satu UMKM di Ngingas, Waru Sidoarjo yang bergerak di bidang manufaktur yang didirikan Mashudi sejak tahun 2007 dengan fokus pada pembuatan komponen otomotif. Hal ini disampaikan Mashudi pada acara Jelajah Virtual UMKM yang diadakan YDBA dengan tema ‘Industri Manufaktur Tetap Eksis di Masa Pandemi’.

Ia mengaku melakukan benchmark ke berbagai industri Manufaktur di Indonesia, sehingga bisa menginspirasinya untuk selalu menerapkan produktivitas bisnis, salah satunya melakukan inovasi mesin dalam pembuatan produk. “Kalau ada inovasi mesin yang lebih mempercepat hasil produksi, kenapa tidak dilakukan inovasi tersebut?” ujar Mashudi. Baginya, inovasi adalah bagian dari bisnisnya.

Menurut Mashudi, ide-ide inovasi juga muncul karena ia selalu melihat situasi dan ia juga gemar menuntut ilmu. Berbagai kegiatan yang mendukung kompetensinya selalu diikuti Mashudi, seperti Pelatihan Basic Mentality, Pelatihan dan Pendampingan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), Pelatihan dan Pendampingan Keselamatan dan Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L), Pelatihan Quality Control Circle (QCC), Pelatihan dan Pendampingan Manajemen Keuangan, Pelatihan SOP Produksi dan Pelatihan Marketing yang diselenggarakan oleh YDBA.

Menurut Mashudi, salah satu tantangan saat pandemi adalah naiknya harga bahan material yang tentu berdampak pada bisnisnya. Salah satu jalan yang dilakukannya adalah mencari informasi dengan memperluas networking dan membeli bahan material tersebut di wilayah Jakarta. Cukup jauh, namun hal tersebut meminimalisir dampak bisnis dari kenaikan harga yang terjadi di wilayahnya. Di tengah pandemi ini, Mashudi juga intens melakukan komunikasi dengan pelanggannya. Komunitasi tersebut tentunya sebagai strategi Mashudi untuk menjemput bola agar order selalu menghampirinya.

Selain komponen otomotif yang diproduksi, Borneo juga memproduksi bracket tv serta berbagai produk logam lainnya berdasarkan permintaan dan kebutuhan pelanggan. Saat ini produknya telah dipasarkan ke beberapa wilayah, antara lain Jakarta, Solo dan Surabaya. Pasarnya mayoritas adalah after market.

Kini Borneo memiliki 25 karyawan, tiga diantaranya adalah anak Mashudi yang telah disiapkannya sebagai generasi penerus untuk usaha yang dirintisnya sejak nol. Dengan dilibatkan ketiga anaknya tersebut, Mashudi berharap bisnisnya dapat terus berkembang dan menjadi berkah untuk keluarganya dan tentu menjadi berkah untuk karyawan yang bekerja bersamanya.

Lain cerita disampaikan Kasiadi pemilik UD KS Pro. Penurunan penjualan di masa pandemi dirasakan oleh UMKM Manufaktur binaan YDBA di Waru Sidoarjo ini. Saat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di awal pandemi, UD KS Pro mengalami penurunan hingga 75% dari sebelumnya. Strategi agar bisnis dapat bertahan pun dilakukan Kasiadi. Inovasi pemasaran menjadi strategi Kasiadi dalam menghadapi tantangan di masa sulit tersebut. Kasiadi mengoptimalkan pemasaran melalui reseller yang menjual produknya di pasar online.

Reseller kecil hingga besar pun menjadi partner dalam bisnis Kasiadi. Satu reseller kecil bisa menjual 8 produk per hari di pasar online, sedangkan 1 reseller besar bisa menjual 30 produk per hari. Tentu pencapaian tersebut membantu Kasiadi dalam memulihkan penjualannya. UD KS Pro sendiri memiliki produk utama, yaitu stang stir untuk after market. Sedangkan produk lainnya yang saat ini mendominasi penjualannya adalah besi bastep atau pijakan kaki yang digunakan khusus untuk sepeda motor matic.

Saat ini produk besi bastep tersebut menyumbang 75% dari penjualan di UD KS Pro. Sebanyak 15 reseller telah bergabung menjadi partner bisnis Kasiadi. Penurunan omset 75% pun perlahan terkendali hingga penjualan di UD KS Pro berangsur stabil. Saat ini, Kasiadi tengah menyiapkan toko online pribadi untuk mengembangkan pasarnya.

Selain inovasi pemasaran, Kasiadi juga melakukan diversifikasi produk dengan membuat alat pertanian tepat guna serta kasur lipat berdasarkan permintaan pelanggan. Tentunya hal tersebut mendukung kenaikan omset pada bisnisnya. Untuk memperkuat bisnisnya, di awal tahun ini Kasiadi merekrut Kepala Produksi dengan harapan bisnis dapat berjalan dengan optimal.

Berbagai inovasi tentunya dilakukan Kasiadi dengan berbagai pengalaman dan ilmu yang dimilikinya selama ini. Kasiadi giat mengikuti berbagai kegiatan yang mendukung peningkatan kompetensi yang diberikan YDBA seperti yang didapat Mashudi. “Saat pandemi ini kita harus memperluas networking, pelajari tren terkini dan kerjakan apa yang bisa kita lakukan, atau kami bisa sebut ATM: Amati, Tiru dan Modifikasi,” ujar Kasiadi.

Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala, mengapresiasi langkah Mashudi maupun Kasiadi yang telah menerapkan inovasi pada bisnisnya hingga keduanya dapat bertahan bahkan berkembang di masa pandemi ini. Sigit berharap UMKM dapat terus melakukan inovasi, tidak patah semangat menghadapi pandemic ini serta guyub dan saling membantu antar UMKM. Karena Sigit percaya, peluang pasar itu ada, dan hal tersebutlah yang dilakukan oleh Mashudi dan Kasiadi.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved