Management Trends

Upaya Kemenristekdikti Membangun Ekonomi Manggarai Barat

Upaya Kemenristekdikti Membangun Ekonomi Manggarai Barat

Ditjen Penguatan Inovasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi berupaya mengintegrasikan aneka macam hasil inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) ke dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Integrasi hasil inovasi Itpek dalam pembangunan Manggarai Barat tersebut menyentuh berbagai bidang, yakni pengembangan peternakan sapi unggul, pertanian padi dan jagung, serta pemenuhan energy melalui tenaga air laut.

Untuk melaksanakan kebijakan tersebut, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir dan Dirjen Penguatan Inovasi, Jumain Appe, melakukan peninjauan lapangan ke daerah Kabupaten Manggarai Barat. Sejumlah peneliti bidang peternakan, pertanian dan energy listrik juga ikut hadir bersama Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Ir. Retno Sumekar MSc.

Kedatangan rombongan Kemenristekdikti tersebut disambut langsung oleh Bupati Manggarai Barat Drs. Agustinus Ch. Dula berserta jajaran pejabat daerah setempat. Usai mengkuti upacara adat penyambutan tamu, Menristekdikti dan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi berkunjung ke daerah Nanga Nae, Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.

Di tempat ini, rombongan Kemenristekdikti disambut hangat masyarakat setempat. Sebab, semenjak Indonesia merdeka baru kali ini ada Menteri yang hadir di Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo.

Di Desa Macang Tanggar, Nasir bukan hanya berdialog dengan pejabat Dinas Peternakan saja, tapi juga melihat langsung kondisi ternak sapi milik penduduk setempat. Nasir mengatakan, untuk mendukung produktifitas peternakan di Manggarai Barat, perlu mengembangkan sapi Sumba melalui inseminisai buatan dan pengembangan genetik.

Dalam kondisi normal, sapi Sumba hanya dapat berkembang dengan berat padan sekitar 250-300 kg. Namun dengan integrasi hasil inovasi Iptek, sapi local Sumba itu dapat tumbuh lebih besar dengan berat badan mencapai 800 kg hingga 1 ton.

Menurut Nasir, integrasi hasil inovasi Iptek di Manggarai Barat bukan hanya dilakukan dalam peternakan sapi saja, tapi juga akan diterap dalam bidang lain, seperti pertanian padi, jagung dan pengembangan energy listrik bertenaga arus laut. Jika energy listrik bertenaga arus air laut sudah dapat diwujudkan, Nasir yakin akan mendorong tumbuhnya industri di Manggarai Barat, termasuk industry pariwisata. Melalui integrasi aneka hasil inovasi Iptek itulah, Nasir berharap akan dapat memberikan nilai tambah (added value) terhadap produk yang dihasilkan masyarakat guna mewujudkan kemandirian bangsa sesuai Nawacita Presiden Joko Widodo.

Dalam kunjungan kerja ini, Menristekdikti juga mempresntasikan aneka hasil inovasi Iptek bidang pertanian padi, jagung, kopi, dan kedelai kepada para pejabat daerah setempat. Untuk pertanian padi misalnya, ada bibit unggul Inpari Sidenuk hasil riset BATAN yang mampu menghasilkan 9-10 ton/ha dengan teknologi IPAT BO (Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik).

Ada juga padi lahan kering hasil pengembangan Universitas Jenjeral Sudirman Purwokerto yang dapat menghasilkan padi 7 ton/hektar. Mengenai pertanian jagung, Nasir merokemdasikan penggunaan bibit jagung Madura. Namun Nasir melarang masyarakat menggunakan bibit pertanian hasil dari GMO (genetically modified organism). “Untuk GMOkami larang karena dapat merusak kesehatan masyarakat,” tambah Nasir.

Langkah integrasiIptek dari Kemenristekdikti itu mendapat sambutan positif dari Bupati Manggarai Barat. Bantuan teknologi dari Kemenristekdikti itu diharapkan dapat membuat masyarakat lebih bersemangat. Sesungguhnya peternakan sapi di Manggarai Barat sangat menjanjikan. Jika dikembangkan lebih baik lagi dengan dukungan inovasi dan teknologi dari Kemenristekdikti, tentu memberi dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. “Demikian pada sektor Pertanian kita akan semakin baik hasilnya. Kami sangat bangga atas bantuan Menristekdikti bagi kemajuan Manggarai Barat ” tambah Agustinus Ch. Dula.

Sementara itu, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Jumain Appe, mengatakan, semua hasil inovasi Iptek yang dikembangkan Kemenristekdikti diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. “Jadi pembangunan Iptek jangan hanya untuk Iptek saja, tapi harus diintegrasikan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” tambah Jumain.

Pada kesempatan ini, Ditjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti menyerahkan bibit sapi unggul untuk inseminasi buatan (IB) Sexing dan sejumlah bantuan bibit tanaman jagung dan padi jenis unggul hasil pengembangan BATAN dan LIPI. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Menristekdikti kepada Bupati Manggarai Barat.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved