Trends

Upaya Kratindeng Mempertahankan Posisi Market Leader

Pasar minuman berenergi, terus ‘digoyang’ dengan beragam isu, dampaknya pertumbuhannya mengalami perlambatan. Isu tersanter yang digelontorkan adalah isu kesehatan, seperti isu membuat jantung berdetak lebih kencang hingga menimbulkan ketergantungan. Hal ini mengakibatkan, pasar minuman berenergi turun rata-rata 5% dalam 3 tahun terakhir di Indonesia.

Menurut Trisno Winata, Direktur Operasi PT Asia Health Energi Beverages, persentase masyarakat Indonesia mengkonsumsi minuman berenergi sangat kecil dan jauh di bawah Vietnam dan Thailand. Apalagi dihujani dengan berbagai isu yang kurang sedap.

Kratingdaeng misalnya, suplemen makan ini sudah mendapat izin edar dari BPOM dan dinyatakan aman dikonsumsi serta tidak membahayakan konsumen. Selain itu, produknya juga sudah mendapat sertifikasi halal dari MUI yang di dalamnya halal dalam proses produksi, persiapan produksi sampai pada penyiapan paskaproduksi.

Kratingdaeng yang sebelumnya di impor dari Thailand, mulai diproduksi di Indonesia tahun 1997 oleh PT Asia Health Energi Beverages. Saat ini, pabrik yang berlokasi di Sukabumi, Jawa Barat memproduksi Kratingdaeng rata-rata 20 juta-25 juta botol per bulan.

Untuk mengepung pasar minuman berenergi, Kratindeng tidak hanya mengandalkan varian Kratindeng Reguler, tapi juga telah memperkenalkan varian Kratindeng Super dan Kratingdaeng pro. “Kontribusi terbesar penjualan masih berasal dari Kratindeng Reguler,” kata Trisno.

Diakui Davin Thomas Lai, Direktur Pemasaran PT Asiasejahtera Perdana Pharmaceutical, saat ini beragam isu negatif menghantui produk minuman berenergi sehingga membuat pertumbuhan bisnis tidak terlalu besar.

Sebagai distributor Kratingdaeng, ia memperkirakan, paling tidak saat ini terdapat lebih dari 10 merek di pasar yang memproduksi minuman berenergi yang membuat persaingan bisnis ini semakin ketat. “Kratingdaeng masih tetap market leader dengan menguasai sekitar 63%-65% miniman berenergi untuk katagori botol,” kata Davin.

Untuk mempertahakan posisi sebagai market leader, menurut Davin, Kratingdaeng menggelar berbagai kampanye komunikasi dan pemasaran. Jika dulu kampanye pemasaran lebih didominasi oleh above the line (ATL) dengan beriklan di televisi, maka tahun ini, Kratingdaeng memilih giat berkampanye di below the line (BTL) dengan menggelar berbagai aktivasi merek terkait olahraga serta mensponsori berbagai event olaharga.

Salah satunya, Kratingdaeng Indonesia eSports Championship” yang digelar di ICE BSD-Tangerang pada 8-9 September 2018 lalu. Dipilihnya eSports oleh Kratingdaeng cukup dimaklumi, mengingat cabang olahraga tersebut kini tengah digandrungi oleh masyarakat Indonesia. “Dipilihnya olahraga sebagai aktivasi merek Kratingdaeng, karena kami juga ingin menanamkan persepsi bahwa Kratindeng juga sangat erat dengan kesehatan,” kata Davin.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved