Technology Trends zkumparan

Usaha Microsoft dalam Pengembangan AI di Indonesia dan Asia

Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee, memberikan pandangan terkait masuknya Indonesia ke era baru, yakni Industri 4.0. Era industri baru tersebut ditandai dengan meningkatnya konektivitas dan interaksi antara masyarakat, mesin dan sumber daya yang semakin konvergen.

Dia mencontohkan penggunaan Artifical Inteligance (AI) yang saat ini tengah merambah berbagai sektor industri dan berbuntut pada perdebatan panas mengenai potensi dan dampak AI di tengah masayarakat. “Di Indonesia, AI menjadi salah satu dari lima teknologi utama untuk mendukung agenda nasional “Making Indonesia 4.0” yang menjadi kunci utama untuk bersaing di era Industri 4.0,” ujar Haris. AI sebagai kunci, menurutnya merupakan sebuah tantangan sosial baru yang perlu dihadapai secara serius, sekaligus hati-hati. Wabilkhusus kepada pengembang teknologi AI yang harus tetap berpegang pada etika dan norma.

Ketakutan para pengamat dalam melihat pengembangan AI, menurut Haris, disebabkan oleh adanya penggambaran masa depan industri yang akan diambil alih oleh mesin dan robot, sehingga menyebabkan pengangguran besar-besaran. Selain itu, tidak meratanya distribusi AI di tengah masayarakat, dan yang terakhir maraknya isu kebebasan sipil yang terancam, akibat adanya kebutuhan AI akan data penduduk. “Saya dapat memahami ketakutan itu. Namun, hal-hal tersebut sepatutnya tidak menutupi potensi-potensi besar yang ditawarkan AI bagi masyarakat,” katanya menegaskan.

Haris menjabarkan, saat ini Microsoft telah mengembangkan sistem AI yang ditujukan untuk mempermudah kerja umat manusia, yakni di bidang aksesibilitas, agrikultur, perubahan iklim, pendidikan, dan kesehatan. “Di bidang aksesibilitas misalnya, AI sering digunakan untuk mengidentifikasi sederetan isyarat visual termasuk wajah, emosi, dan tulisan tangan. Data tersebut kemudian dikonversi menjadi deksripsi audio bagi orang dengan keterbatasan pengelihatan.”

Di Indonesia sendiri, Microsoft telah mengembangkan Rinna, sebuah chatbot berbasis AI yang diposisikan sebagai teman baik pengguna Line sebagaimana fungsi chatbot sosial dan dibangun menggunakan berbagai konten sosial dari internet. Dalam waktu dekat, teknologi Rinna juga akan dikembangkan untuk membantu pengusaha-pengusaha lokal di Indonesia meningkatkan produktivitas dan interaksi mereka dengan para penggunanya.

Sementara di bidang agrikultur, AI dan teknologi analitik digunakan untuk meningkatkan hasil pertanian. Haris mencontohkan di India, dimana Microsoft telah bekerja sama dengan organisasi nirlaba International Crop Research Institute for Semi-Arid Tropics (ICRISAT), untuk mengembangkan sebuah aplikasi untuk menabur benih yang mengirimkan arahan-arahan pada para petani mengenai tanggal yang tepat untuk menabur benih tanaman mereka, berdasarkan kondisi cuaca, tanah, dan ukuran lainnya.

“Aplikasi tersebut dapat memperkirakan periode optimal untuk masa menabur, dengan menganalisa data rekam jejak cuaca selama 30 tahun ke belakang dan menghitung kadar hujan dan kelembaban tanah menggunakan data dan model ramalan cuaca yang dengan waktu yang nyata,” kata Haris.

Di bidang perubahan iklim, Microsoft memanfaatkan sistem AI untuk mengatur operasi dan infrastruktur pusat-pusat data perusahaan. Hasilnya, menurut Haris, lebih sedikit aliran listrik yang dibutuhkan untuk menjalankan komputasi dan pendinginan di pusat data. “Layanan awan kami 93% lebih hemat energi dan hampir 98% lebih sedikit karbon dari pusat data perusahaan tradisional,” ujarnya menuturkan.

Lain lagi di bidang pendidikan, Microsoft saat ini tengah mengembangkan aplikasi untuk menangani dan mengarahkan pelajar yang memiliki risiko dikeluarkan dari sekolah. Sistem ini telah diaplikasikan di lebih dari 10 ribu sekolah di Andhra Pradesh, yang mencakup 5 juta pelajar ada 2017 lalu.

Teknologi AI juga memiliki potensi untuk membantu penyedia layanan kesehatan untuk mengatasi beberapa penyakit, serta meningkatkan kualitas hidup di Asia. “Kami berkolaborasi dengan Apollo Hospital, organisasi kesehatan, untuk mengembangkan jaringan dengan basis AI untuk mengatasi penyakit jantung,” kata dia. Dengan penyatuan ini, Microsoft berharap dapat mengembangkan model-model pembelajaran mesin terbaru untuk memprediksi resiko penyakit jantung pada pasien dan membantu dokter membuat perencanaan pengobatan.

Pengembangan AI di Indonesia dan Asia saat ini oleh Microsoft, menurutnya dapat memperkuat kecerdasan manusia, sekaligus mempertegas kualitas manusia menjadi seutuhnya. “Pengembangan AI yang saat ini kita lakukan adalah semata-mata untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik kedepan,” ujar Haris menutup pembicaraan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved