Telah beroperasi di Indonesia sejak 1995, PT Siam Cement Group (SCG) mengembangkan investasinya dalam bisnis yang berbeda pada tiga industri, yaitu cement-building materials, chemicals, dan packaging.

SCG Indonesia telah mencatatkan pendapatannya sebesar US$12,2 miliar di tahun 2016. Total pendapatan SCG Indonesia mencapai US$425 juta di tahun 2016, angka terbesar berasal dari cement building materials yaitu 80%, kemudian chemical 15% dan packaging sebesar 5%.

Menghadapi pengujung tahun 2017, Country Director SCG Indonesia, Nantapong Chantrakul, optimistis SCG dapat menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi. Hal ini seiring dengan fokus pemerintah untuk mendorong pembangunan di beberapa sektor, terutama infrastruktur dan properti. Kondisi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang lebih baik dan terus meningkat juga menjadi peluang untuk bisnis SCG Indonesia.

Saat ini, SCG memiliki 25 perusahaan di seluruh Indonesia dengan total aset mencapai US$1.400 juta. Untuk cement building materials yang menjadi kontribusi terbesar untuk SCG Indonesia, proses produksinya mulai dari hulu ke hilir. “Sekitar 40% produksi hulu kami melewati permintaan hilir (bulk) dengan porsi sebagian besar diperuntukkan bagi SCG Readymix Indonesia yang merupakan penyedia beton siap pakai pertama di negara Indonesia,” ungkap Nantapong.

Fokus pemerintah untuk berkomitmen dalam peningkatan pembangunan infrastruktur di banyak daerah, memberikan dampak langsung yang positif terhadap industri SCG. Peningkatan permintaan pasarpun naik untuk pembangunan jalan raya, jembatan, dermaga, pelabuhan, dan sejenisnya.

“Untuk industri packaging dan petrokimia, pertumbuhannya sejalan mengikuti konsumsi domestik. SCG yakin masih banyak peluang untuk memperluas kapasitas karena saat ini permintaan lokal sekitar 50% masih didukung oleh produk impor,” ujarnya.

Menghadapi kompetisi di dalam negeri, strategi SCG Indonesia adalah dengan menawarkan produk-produknya dari mulai hulu sampai dengan hilir. Produk dan layanan High Value Added juga diciptakan SCG berdasarkan teknologi yang diterapkan di Thailand, pusatnya. “Selain itu, kami memilih untuk memperluas saluran penjualan ke platform online, e-commerce, untuk memperluas basis pelanggan B2C dan B2B,” ungkapnya.

SCG melakukan berbagai pendekatan investasi di Indonesia dengan melakukan merger, akuisisi, green field, dan joint venture guna memperluas bisnis intinya di Indonesia. Saat ini SCG telah mengakuisisi 80% saham PT Indocorr Packaging Cikarang (Indocorr), produsen kontainer bergelombang berkualitas tinggi, untuk memperluas bisnis pengepakan di Indonesia. SCG memang sengaja memfokuskan pada pasar ASEAN dengan menjalankan bisnisnya di 8 negara ASEAN selain Thailand. Prinsip sustainable development dengan menciptakan keseimbangan antara ekonomi, masyarakat, dan lingkungan menjadi pedoman bisnis SCG.

Untuk pasar Indonesia, SCG menghadirkan produk inovasi terbarunya yaitu SCG Super Semen. Formula Portland Composite Cement (PCC) khusus dengan teknologi Nano terkadung pada produk terbarunya yang memungkinkan pengguna mengurangi biaya konstruksi untuk proyek mereka dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan PCC konvensional. Saluran digital dengan menggandeng Blibli.com juga dilakukan untuk memudahkan pelanggan mendapatkan produk-produk SCG. “Kemitraan ini menandai ‘Jayamix by SCG’ sebagai beton siap pakai pertama dan satu-satunya di Indonesia yang tersedia pada e-commerce,” ungkapnya.

Target SCG Indonesia untuk cement building materials, menjadikan dirinya sebagai penyedia solusi terdepan di pasar Indonesia pada tahun 2020 lewat keanekaragaman dan keahlian produknya. Dalam hal bisnis, SCG akan memperluas bisnisnya melalui akuisisi terhadap beberapa perusahaan terkait dan menjalin kerjasama dengan mitra potensial untuk dapat tumbuh bersama. Unit bisnis prioritas yang ingin dikembangkan SCG dalam waktu dekat adalah sektor packaging.

Reportase: Akbar Kemas swa.co.id