Trends

Wisma Kartika dan MRT Jakarta Pelopori Bangun Interkoneksi Bawah Tanah

Wisma Kartika dan MRT Jakarta Pelopori Bangun Interkoneksi Bawah Tanah
Alvin Gozali Direktur Utama PT Wisma Kartika.

Inisiasi pembangunan interkoneksi bawah tanah Thamrin Nine UOB–Stasiun Dukuh Atas BNI ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama, antara Direktur Pengembangan Bisnis dan Usaha PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud dengan Direktur Utama PT Wisma Kartika, Alvin Gozali disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), William Sabandar.

Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pembangunan fasilitas interkoneksi bawah tanah atau terowongan pejalan kaki bawah tanah pertama di jalur Mass Rapid Transit (MRT). Adapun terowongan pejalan kaki ini nantinya akan menghubungkan antara Gedung Thamrin Nine UOB dengan Stasiun MRT Dukuh Atas BNI.

“Ini sejarah baru di Jakarta dan Indonesia, karena kita memulai sebuah proyek pembangunan jalan pedestrian di bawah tanah, di mana penumpang MRT nantinya akan melewati tunnel yang langsung menjangkau gedung-gedung di sekitar stasiun,” kata Anies.

Terowongan ini akan menjadi permulaan dari terwujudnya jaringan interkoneksi bawah tanah di rute MRT. Pembangunan terowongan pejalan kaki ini juga menjadi gambaran masa depan terkait peningkatan integrasi transportasi publik.

Direktur Utama PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta (Perseroda) William Sabandar menambahkan pembiayaan pembangunan proyek sepenuhnya ditanggung pihak developer. Proyek ini ditargetkan selesai dalam waktu 18 bulan. Pada pembangunan ini pihaknya mesti memastikan pembangunannya tak menganggu konstruksi di gedung sekitar.

“Kami berharap akan selesai 2023, karena ini agak lumayan sulit karena underground tunnel, jadi yang bangun ini harus memastikan bahwa bangunan di sekitarnya tidak goyang dan roboh,” katanya.

Diakui William, seluruh stasiun MRT sudah dirancang untuk dapat terkoneksi dengan bangunan sekitar. Untuk itu, PT MRT Jakarta (Perseroda) mengundang para pemilik bangunan untuk berkolaborasi dalam mewujudkan jaringan interkoneksi di sepanjang jalur MRT. Sejauh ini, sejumlah gedung di sekitar stasiun MRT Jakarta sangat berpotensi untuk terkoneksi secara langsung, seperti Wisma Nusantara dan Hotel Pullman dengan Stasiun Bundaran HI, Sudirman 7.8 dengan Stasiun Setiabudi Astra, Wisma Intiland dengan Stasiun Bendungan Hilir, Menara Mandiri dengan Stasiun Istora Mandiri, dan yang sedang dibangun.

Direktur Utama PT Wisma Kartika, Alvin Gozali menambahkan pembangunan terowongan ini membutuhkan biaya sekitar Rp 150 miliar. Pembangunan terowongan ini dibiayai oleh pengembang kawasan Thamrin Nine PT Putragaya Wahana melalui perusahaan afiliasinya PT Wisma Kartika, dan Bank UOB.

Diakui Alvin, pembangunan interkoneksi ini sepenuhnya merupakan social enviromental consesion, sepenuhnya non profit. Benefit yang akan didapat kawasan Thamrin Nine kemungkinan dari sisi marketing dan harga sewa yang kemungkinan akan meningkat. “Secara marketing lebih kuat karena banyak orang dan karyawan bisa masuk ke gedung kita, gedungnya jauh lebih produktif dan kemungkinan bisa mendongkrak harga sewanya,” katanya.

Sebagai pengembang kawasan Thamrin Nine, Alvin, berharap pembangunan interkoneksi bawah tanah ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. Kehadiran tunnel MRT ini bisa menjadikan lingkungan kawasan Thamrin Nine lebih lebih nyaman, tidak macet,dan semua moda transportasi saling terintegrasi.

Karena pengunjung kawasan Thamrin Nine nantinya diharapkan bisa 40 ribu-50 ribu dan kemungkinan akan terhubung dengan Grand Indonesia itu juga, yang jumlahnya mencapai 30 ribu sampai 40 ribu orang, jadi dalam satu hari bisa 100 ribuan orang yang berada di kawasan Thamrin Nine.

Sementara pengelolaan MRT tunnel ini nantinya akan dilakukan dengan Joint operation antara PT PGW Bank UOB, Wima Kartika, dan PT MRT. “Kehadiran MRT tunnel ini bisa menjadi contoh pengembang kawasan yang berorientasi TOD lainnya di Jakarta,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved