Management Trends

WMU pada 2025 Bidik 1 Juta Agropreneur Perkuat Rantai Pasok

Joglo Tumiyono. (Foto : WMU)

PT Widodo Makmur Unggas (WMU) mendorong penambahan pengusaha agrobisnis (agropreneur) seiring dengan ketersediaan Joglo Tumiyono. Bangunan yang didedikasikan bagi pengembangan masyarakat, tempat pendidikan, dan pelatihan generasi muda sebagai bentuk pengabdian pada bangsa. Joglo Tumiyono menargetkan 1 juta pengusaha berbasis agropreneur dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

“Widodo Makmur Unggas secara spesifik menekankan kepada agropreneur, karena Indonesia adalah salah satu negara agraris terbesar di dunia. Jadi bukan hanya melalui program mentoring dan pendampingan saja, tapi memberikan pengetahuan dibarengi dengan praktek nyata di dunia bisnis,” kata Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas, Ali Mas’adi, dalam siaran pers di Jakarta, Jum’at (6/11/2020).

Joglo Tumiyono menjadi pusat pelatihan dan pembelajaran para pengusaha (entrepreneur) muda yang terdidik dan terampil agar siap menjadi pelaku ekonomi berdasarkan minat di bidang peternakan, pertanian atau pengolahan bahan makanan. Para pengusaha muda ini akan dididik agar mampu mengelola bisnisnya dengan baik serta berkelanjutan. Manfaat Joglo Tumiyono untuk WMU adalah memiliki jaringan yang lebih luas. Pembentukan agropreneur ini, sesuai dengan visi dan misi perseroan, yakni menjembatani dan mendukung kesejahteraan peternak dan petani Indonesia. Hal tersebut diterjemahkan menjadi agropreneur. “Kami bukan hanya mencetak agropreneur semata. Tetapi agropreneur yang menjadi agen-agennya Widodo Makmur Unggas. Jadi petani dan peternak tidak lagi hanya menjadi pekerja, tapi mereka menjadi pengusaha yaitu agropreneur,” ungkap Ali.

WMU pun membuka peluang apabila terjadi sinergi atau kerja sama antara agropreneur binaannya dengan pihak eksternal seperti perusahaan yang memiliki misi sejalan dengan perseroan untuk menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif dan produktif yang selaras dengan jargon WMU untuk maju bersama membangun negeri. WMU berdiri sejak 25 tahun silam

Kehadiran program ini untuk menjawab tantangan terhadap bonus demografi populasi muda yang produktif, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang untuk mewujudkan tujuan utamanya. Melalui Joglo Tumiyono, perseroan ingin berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional, sehingga bisa menciptakan peluang-peluang bisnis dan juga mengurangi kemiskinan. “Jadi kami berharap untuk berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi nasional dengan cara menciptakan peluang bisnis, mengurangi kemiskinan, dan harapannya bisa menjadi milestone untuk ekonomi Indonesia yang lebih baik di masa depan,” jelas Ali.

Berdiri di tahun 2019, Joglo Tumiyono merupakan salah satu bangunan joglo terbesar di dunia, menempati luas lahan 2,2 hektare di Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Berada di antara kawasan pegunungan, Gunung Merapi, Makam Sunan Bayat, lokasi petilasan jalur gerilya Pangeran Diponegoro dan berdekatan dengan kawasan wisata Umbul Ponggok. Joglo Tumiyono dibangun berdasarkan konsep kawasan Joglo terpadu yang dibuat oleh para arsitek muda cerdas di JOSO, konsultan arsitek dan merupakan anak perusahaan WMU yang berkolaborasi dengan lebih dari 60 seniman ukir yang didatangkan khusus dari Jepara yang dikenal sebagai Kota Ukir dan pencipta salah satu Langgam Ukir Nusantara.

Mewakili nilai-nilai yang dipegang oleh WMU, yaitu kolaborasi dan sinergi, maka pembangunan Joglo Tumiyono ini melibatkan para arsitek, ahli teknik sipil, para perajin seniman lampu, patung, arca, batu bata, para tukang kayu dan pekerja bangunan. Melibatkan juga para seniman batu gunung Merapi dari Muntilan, lampu chandelier perunggu buatan dari seniman Yogyakarta, begitu juga seniman patung tembaga terbaik dari Yogyakarta, perajin genting tradisional dan batu bata Bali.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved