Management Trends zkumparan

Wujud Kontribusi Gemilang Tiga Pemuda Ini Bagi Indonesia

Generasi muda adalah penggerak, baik sebagai konsumen maupun sumber daya manusia di perusahaan, baik saat ini maupun masa depan. Diperlukan pemimpin-pemimpin muda serta representasi generasi muda dalam merancang produk dan solusi, serta dalam menentukan kebijakan perusahaan, hingga posisi manajemen. Begitu Menteri BUMN Erick Thohir membuka gelaran Next Generation Leaders for Great Future Business yang diselenggarakan SWA dan PLN (18/2/2021).

Acara yang dikemas dalam bentuk kompetisi dan awarding ini memperkenalkan tiga pemuda berprestasi yang handal di masing-masing bidang yang ditekuninya. Ialah CEO dan Founder Science Hunter Indonesia, Reza Aulia Akbar; AVP Culture Transformation BRI, Abd Wahid Wjiaya, dan Animator, Pendiri & CEO PT Bengkel Animasi Nusantara, Ronny Gani.

Reza, pemuda usia 23 tahun asal Surabaya, berhasil memukau juri dengan kepiawaiannya dalam bidang penelitian ilmiah. Reza melahirkan karya ilmiah pertamanya saat ia baru menginjak bangku sekolah dasar. Prestasi ini terus berlanjut hingga SMA di mana ia sukses meraih 17 prestasi nasional. Di perkuliahan, skill-nya terus meroket hingga ia berhasil 43 prestasi ilmiah di tingkat nasional dan internasional.

Tercatat hingga saat ini Reza telah menelurkan 43 karya penelitian dan inovasi di 14 bidang riset yang mencakup teknologi dan rekyasa, sosial humaniora, dan ilmu pengetahuan alam.

Meski lepas landas dari dunia penelitian, Reza rupanya tertarik dengan bisnis. Leadership business skill bukan hal yang baru baginya. Di tahun 2016, ia mendirikan startup yang bergerak di course keilmiahan bernama Reza Research Company (RRC) yang kelak bertransformasi menjadi Science Hunter Indonesia di tahun 2018. “SHI adalah wadah belajar bagi siswa hingga mahasiswa yang tertarik dengan dunia keilmiahan,” jelas Reza.

Science Hunter Indonesia pernah mengalami declining karena pada waktu itu Reza sibuk kuliah. Namun setelah melalui beragam upaya, Reza berhasil melegalkan Science Hunter Indonesia (SHI) dengan nama PT Riset Prestasi Indonesia. Sampai saat ini, SHI telah memiliki 46 mentor berusia milenial, 750 anggota komunitas peneliti, 25 ribu pengguna, dan mencetak 272 prestasi karya ilmiah.

“Di SHI, kami membina anak-anak SD hingga SMA yang memiliki keinginan untuk penelitian ilmiah. Kami mencetak peneliti muda yang idenya berasal dari originalitas dan kreativitas,” ujarnya.

SHI memiliki 15 program kelas online seperti kelas online karya tulis ilmiah, menulis esai ilmiah, artikel ilmiah, hingga literature review. Di tahun ini, SHI akan meluncurkan Massive Open Online Course keilmiahan bernama Rumah Riset.

Lain Reza, lain lagi Abd. Wahid Wjiaya, AVP Culture Transformation BRI. Kecintaannya pada corporate culture dilabuhkan pada Bank BRI sejak tahun 2010. Wahid memulai kariernya sebagai staff e-banking development lalu menjadi manajer, pemimpin cabang, hingga diamanahi untuk mengurus culture transformation BRI.

Value-nya dalam menjadi pemimpin sederhana, yaitu great leader akan satu paket dengan clear vision. Adapun value ini diwujudkannya dalam visi membangun legacy di manapun ia berada.

Dalam pandangan Wahid, kekuatan anggota tim yang dipimpinnnya dibagi pada 5 hal yaitu kreativitas, strategis, eksekusi, kolaborasi, dan administrasi. “Ketika ada 5 aspek ini, tim kita akan sempurna,” ujarnya.

Wahid melakukan tiga hal dalam membangun timnya, yaitu mapping kekuatan anggota, mengatur pekerjaan dengan bantuan aplikasi digital, dan mencatat dengan rinci apa saja yang bisa dikembangkan ke depannya. Semua ini, menurut Wahid, harus dibungkus dengan great culture.

Sebelum mengimplementasikan kepemimpinan ke luar, tentu saja yang dibutuhkan adalah menanamkan framework kepemimpinan di dalam diri sendiri. Salah satu caranya adalah mengembangkan kompetensi tersebut di berbagai macam tempat. “Saya berkomitmen bahwa setiap tahun saya harus memiliki peran kepemimpinan ganda. Peran yang saat ini sebagai leader di perusahaan memang keharusan pekerjaan saya, tetapi saya mencari peran leadership di komunitas lain juga,” paparnya.

Belum cukup dengan cara itu, Wahid mengadaptasi beberapa leadership hacks untuk membuatnya terus belajar. Pertama, ia mencatat kelebihan atasan yang pernah memimpinnya langsung. “Saya memiliki catatan rapi atas 15 leader yang pernah memimpin saya. Fungsinya adalah ketika saya membutuhkan role modelling, saya akan membuka catatan itu lagi dan mengharmonisasi kelebihan mereka,” ujarnya.

Kedua, langsung menerapkan ilmu-ilmu leadership yang dipelajarinya dari buku ke dalam sebuah tim. Tujuannya adalah untuk mengonfirmasi kebenarana teori dan fakta. Ketiga, melakukan 360 assessment yaitu meminta evaluasi oleh anggota tim dan rekan kerja setelah menyelesaikan project-nya.

Menyiapkan regenerasi juga tak luput dari fokusnya. Ronny menyiapkan next leader dengan coaching, advising, dan menerjunkan mereka menjadi leader yang dimulai dengan memimpin project kecil-kecilan.

Keilmiahan sudah, korporasi sudah, industri kreatif pun tak mau kalah. Datang dari dunia animasi, Ronny Gani menjadi warna tersendiri dalam kompetisi Next Generation Leaders for Great Future Business. Ronny adalah animator sekaligus CEO dan Founder Bengkel Animasi Nusantara, sebuah studio kerja dan belajar yang telah melahirkan sejumlah karya mentereng. Bengkel Animasi telah mengerjakan visual effect untuk film-film Hollywood seperti Avengers, Pacific Rim, Transformers, dan Mandalorian.

Ronny mempelajari animasi secara otodidak di tahun terakhir perkuliahannya. Saat itu, ia sedang menempuh pendidikan arsitektur di Universitas Indonesia. “Sekitar tahun 2003, saya mempelajari animasi. Fasilitasnya masih terbatas dan orang-orang masih sangat asing dengan animasi. Waktu itu saya ke warnet untuk download materi belajar animasi,” kenangnya.

Tidak mau generasi muda yang tertarik dengan dunia animasi saat mengalami keterbatasan yang sama dengannya, Ronny memutuskan unutk mendirikan Bengkel Animasi. Visinya tidak bertele-tele, ia hanya mencoba menjadi sosok yang dibutuhkan pada saat ia membangun karier sebagai animator beberapa tahun silam.

“Bengkel Animasi mengkoneksikan semua elemen-elemen di industri seperti profesional, praktisi, dan institusi pendidikan, dengan orang-orang yang baru akan memulai karier sebagai animator. Misalnya kalau di perkuliahan, kami menyesuaikan dengan silabus perkuliahan untuk menciptakan fresh graduate yang bisa diserap ke industri,” ungkapnya.

Bengkel Animasi menyelenggarakan course baik secara offline dan online, festival events dan talkshow. Tutor mereka pun tidak main-main. Sebagian besar tutor masih aktif di studio-studio animasi baik lokal maupun luar negeri seperti Thailand, Malaysia, Jepang, dan Singapura. Bengkel Animasi juga kerap mengundang animator Indonesia yang berkarier di studio-studio besar seperti Pixar dan Blue Sky Studios.

Tiga contoh di atas adalah perwujudan pentingnya wadah dan momentum yang tepat bagi anak muda. Seperti yang Erick Thohir sampaikan bahwa dibutuhkan sosok-sosok yang terpanggil untuk belajar, tumbuh, dan berkontribusi untuk Indonesia.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved