Marketing Trends zkumparan

Yuswohady: Branding Kunci Kembangkan Sport Tourism

Sport tourism merupakan gabungan dari olahraga dan wisata. Melalui olahraga, atlet dan penonton biasa berkunjung ke negara penyelenggara olahraga sebagai turis, seperti Piala Dunia yang bisa mendatangkan 1,5 juta turis ke Rusia dalam waktu 2-3 minggu. Menurut Yuswohady, pengamat pemasaran, hal tersebut merupakan potensi yang luar biasa bila dilihat dari aspek pariwisata.

Negara-negara di dunia mengembangkan sport tourism dengan karakternya masing-masing. Misalnya, Amerika dengan Boston Run, atau Singapura yang membuat jalan khusus yang mengelilingi kota untuk olahraga F1. Keunikan tersebut tidak hanya sebatas olahraga, namun juga dikaitkan dengan pariwisata, kultur, dan entertainment.

Bila melihat ke ranah lokal, Indonesia memiliki beberapa sport tourism yang potensial. Yuswohady menuturkan, “Sekarang ada Bali Run dan Borobudur Run, yang menggabungkan olahraga dengan pariwisata. Olahraga yang dipilih juga sesuai, yaitu sepeda. Sepeda biasanya akan dipakai melintasi pantai, Borobudur, hingga danau. Hal itu berarti menggabungkan antara olahraga dengan pariwisata. Kalau untuk tourism, pilihan olahraganya memang harus spesifik agar bisa disambungkan dengan destinasi. Selain itu, olahraga tersebut massanya besar. Karena event mendatangkan penonton, maka otomatis akan mendatangkan turis.”

Ia menilai, sport tourism di Indonesia didorong oleh gerakan-gerakan di daerah sejak lima tahun terakhir. Pengadaan event sport tourism oleh walikota masing-masing daerah merupakan inisiatif yang baik.

Agar ajang sport tourism lokal dapat menarik turis domestik dan mancanegara,Yuswohady menyarankan, kegiatan tersebut harus dilakukan secara reguler. Perlu ada kalender kegiatan di setiap daerah agar wisatawan dapat mengetahui event rutin yang diadakan. Pengadaan acara reguler juga dapat membentuk branding yang kuat. “Kalau baru dua tiga kali diadakan brand-nya belum terbentuk, tetapi kalau event itu besar seperti Asian Games, brand bisa dibangun. Supaya event terus berjalan, kemampuan penyelenggara mendapatkan sponsor itu penting. Ambil saja contoh Piala Dunia yang berpartner dengan Adidas, Nike, Sony, dan lain-lain,” dia menguraikan.

Selain itu, dalam melakukan branding, sport tourism lokal perlu mengaitkan dengan destinasi setempat. Misalnya, event Bali Run menggunakan nama daerah, sehingga Bali dapat dikenal oleh para turis.

Peran pemerintah dalam sport tourism adalah memilah-milah event mana yang paling besar agar dimaksimalkan potensinya. “Sekarang ada banyak event, tapi kecil-kecil dan tidak powerful. Mungkin akan lebih bagus kalau dipilih 10, 15, atau 20 event, tapi berskala dunia sehingga bisa menarik wisatawan dalam jumlah yang besar,” ungkapnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved